Kyuhyun tak berhenti memperhatikan sosok gadis yang kini sedang merengek manja pada sahabatnya. Bibirnya pun mencebik sebal, karena merasa dirinya lah yang sekarang lebih pantas untuk mendapat rengekan manja gadis itu.
"Aa, aku gak mau pulang. Mau di sini aja," rengek Seohyun pada kakaknya.
Haikal mengembuskan napas panjang, lantas beralih melirik sahabatnya yang kini mendelik sebal padanya. "Tadi, kan, Kyuhyun udah bilang, kamu boleh ikut ke sini, tapi harus ikut pulang sama Om dan Tante. Iya, kan?" tanyanya, melirik Kyuhyun untuk meminta persetujuan.
Bukannya menjawab, Kyuhyun malah sibuk dengan celotehan pada batinnya. Seandainya kamu ngerengeknya ke aku, mungkin akan aku pertimbangin untuk ngizinin kamu tetep di sini. Tapi, sayang. Kamu ngerengeknya sama kakak kamu, bukan sama suami kamu ini, batinnya.
Seohyun melirik pria itu yang hanya terdiam sambil menatapnya. Kok, aku diliatinnya kayak gitu banget, sih, sama dia? batinnya, merasa takut sekaligus heran dengan tatapan yang diberikan oleh suaminya yang kini terlihat sebal.
Suara langkah kaki yang menghampiri mereka, membuat ketiganya langsung mengalihkan pandangan pada ketiga orang yang telah mereka tunggu.
"Kyu, Mama sama Papa mau ngurusin administrasi dulu, ya. InsyaAllah, kalo kondisi Eyang semakin baik, mungkin besok atau lusa Eyang udah dibolehin pulang," jelas Gina pada putranya, lalu beralih melirik menantunya. "Seohyun, kamu jadi ikut pulang ke rumah, kan?"
"Jadi!" jawab Kyuhyun langsung seraya bangkit berdiri. "Seohyun harus pulang ke rumah. Kalo di sini nanti kecapean."
Seohyun terdiam seraya melirik sosok suaminya. Perlahan bibirnya manyun, menunjukkan rasa sebalnya pada pria itu yang tidak menuruti keinginannya.
"Ya udah, Mama tinggal dulu. Ayo, Pa, temenin," ajak Gina pada sang suami.
"Ya udah, Ma. Kalo gitu aku duluan ke mobil sama Seohyun," ucap Kyuhyun, lalu beralih melirik sahabatnya. "Kal, tolong jagain Eyang sama Hanin juga, ya. Habis ini gue langsung ke sini lagi, kok! Ayo, Nif. Kamu jadi pulang?"
"Jadi, Bang. Abang duluan aja ke mobilnya. Aku mau mampir ke kantin dulu, mau beli makanan. Laper, euy!" sahut Hanis sambil mengusap-usap perutnya.
"Sekalian beliin buat Mama sama Papa juga, Nif. Nih, uangnya," ucap Kyuhyun seraya menyodorkan uang pada Hanif.
"Hehehe, makasih, Bang!" ujar Hanif seraya nyengir, lantas melengos pergi.
Kyuhyun pun melirik Seohyun, lalu menggenggam sebelah tangan gadis itu. "Gue tinggal dulu, Kal. Nanti gue langsung balik. Assalamu'alaikum..."
"Wa'alaikumussalam. Hati-hati, Kyu."
Seohyun melirik kakaknya, sebelum akhirnya turut mengucapkan salam. Kepalanya pun menunduk, menatap sepasang kaki mereka yang berjalan berdampingan. Tanpa sadar senyum pun menghiasi wajah cantiknya, lalu beralih menatap tangannya yang kini digenggam juga oleh pria itu. Bahkan dapat ia rasakan jika telapak tanganya mulai berkeringat, dan rasanya ingin menarik diri saja, namun tidak bisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Teduh (SELESAI)
FanficSatu cerita yang selalu ia dengar dari sahabatnya selama enam tahun ini, berhasil membuatnya tertarik dan penasaran pada tokoh utama dalam cerita tersebut. *** Persahabatannya dengan Haikal yang terjalin selama enam tahun ini, membuat Kyuhyun harus...