26. Hari Perpisahan

202 26 6
                                    

Kyuhyun sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari Karin yang saat ini terbaring lemah di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kyuhyun sama sekali tak mengalihkan pandangannya dari Karin yang saat ini terbaring lemah di atas ranjang. Sudah hampir satu jam berlalu, tapi gadis itu belum juga sadarkan diri. Padahal ada hal yang sangat ingin ia tanyakan pada gadis itu mengenai penjelasan dokter tentang kondisinya yang membuatnya sangat terkejut.

Tanpa disadari oleh Kyuhyun, diam-diam Seohyun memperhatikan wajah pria itu dari samping, dan mendapati kekhawatiran dari sorot mata pria itu. Apa suaminya kini mengkhawatirkan gadis itu? Bahkan menunjukkannya di hadapannya. Cemburu? Ia pun merasa tidak yakin. Sekalipun benar, memang seharusnya begitu, kan? Pria itu sudah menjadi suaminya. Berarti... miliknya?

Kyuhyun menoleh ke samping, lantas tersenyum menatap istrinya yang kini sedang menatapnya. Tangan kanannya pun terangkat, mengusap lembut kepala gadis itu. "Ngantuk?" tanyanya, lalu melirik sekilas jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. "Eum... udah jam dua belas malem. Kamu kalo ngantuk tidur di sofa aja. Pasti capek, kan?"

Seohyun menggeleng kecil.

"Aku temenin. Yuk!" Kyuhyun bangkit berdiri, menggenggam tangan istrinya, lalu membawanya ke sofa dekat pintu, lantas mendudukkan tubuh mereka di sana. "Sini, tiduran. Kepalanya di sini."

Seohyun melirik tangan pria itu yang menepuk-nepuk pahanya. Namun, ia merasa ragu untuk melakukan hal itu.

"Ayo, sini. Aku tau kamu pasti udah ngantuk banget," ucap Kyuhyun seraya menarik bahu gadis itu agar segera berbaring di sofa. Meletakkan kepala istrinya di atas pangkuannya, lalu melepas jaket hitam yang ia kenakan untuk menyelimuti tubuh gadis itu.

Seohyun memejamkan matanya saat merasa tak sanggup untuk mengatasi debaran hebat di dadanya. Tubuhnya bahkan terasa menegang saat tangan pria itu mengusap lembut kepalanya, dan sebelah tangannya menggenggam tangan kanannya. Secara tak langsung membuat tubuhnya kini berada dalam rengkuhan tubuh pria itu. Hangat dan nyaman. Kedua hal yang sebelumnya hanya bisa ia dapatkan dari dua orang pria. Ayahnya dan kakaknya. Sekarang ditambah pria itu juga.

Setelah sepuluh menit berlalu, mulai terdengar deru napas sang istri yang teratur. "Udah tidur?" tanya Kyuhyun, sedikit membungkukkan tubuhnya. Ia pun tersenyum menatap wajah cantik Seohyun yang sudah terlelap. Tangan kanannya berhenti mengusap kepala gadis itu saat tiba-tiba saja mulutnya menguap. Ia menutup mulutnya, lalu kembali mengusap kepala sang istri. Hingga perlahan kedua matanya pun mulai terpejam saat rasa kantuk kini sudah tidak bisa ditahannya lagi. Selang beberapa detik kedua matanya pun kembali terbuka, melirik ke arah ranjang di mana Karin belum sadarkan diri. Otaknya mulai memikirkan ucapan dokter. Ia merasa tak percaya, namun kemungkinan jika hasil pemeriksaan dokter salah pun sangat kecil. Dirinya harus bertanya langsung pada gadis itu untuk memastikan semuanya.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.45 malam, dan artinya sudah lima belas menit berlalu setelah Karin sadarkan diri. Selama itu pula dirinya tak berhenti memperhatikan pasangan pengantin baru yang sedang tertidur. Ia tersenyum melihatnya, merasakan jika Kyuhyun memang sangat menyayangi gadis itu. Terlihat dari cara pria itu yang memperlakulan gadis itu dengan sangat baik.

Payung Teduh (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang