Ucapan syukur terus keluar dari bibir pasangan suami istri yang kini diberi kepercayaan atas hadirnya malaikat kecil di antara mereka. Kyuhyun dan Seohyun saling melirik, lalu kembali menatap layar monitor LED berukuran 21,5 inci dengan tatapan takjub. Janin yang baru berusia lima pekan itu kini hidup di rahim sang istri.
Untuk kesekian kalinya ucapan terima kasih Kyuhyun bisikan di telinga istrinya disertai kecupan hangat di dahi wanita itu. "Terima kasih, Sayangku," ucapnya, beralih mengecup kecil perut istrinya yang tertutup selimut. "Terima kasih, ya, Nak, sudah hadir dalam hidup kita."
Seohyun mengusap kepala suaminya seraya tersenyum lembut, namun air mata justru membasahi pipinya yang menandakan bertapa terharu dirinya. Masih tak percaya akan hadirnya satu nyawa yang kini hidup di rahimnya dan bergantung padanya. Secepat ini Allah memberi mereka kepercayaan untuk menjalani peran sebagai orang tua untuk calon buah cinta mereka.
"Selamat untuk kehamilan istrimu," ucap seorang dokter ber-nametag Shizuka dalam bahasa Jepang yang hanya dimengerti Kyuhyun.
"Terima kasih, dokter," ucap Kyuhyun seraya membungkukkan tubuhnya. Ia pun kembali menatap istrinya dengan tangan kanan terulur, lalu mengusap air mata yang membasahi pipi wanita itu. "Jangan nangis, Sayang," bisiknya.
"Aku cuma terharu, Akang. Terima kasih juga, ya, udah ngeyakinin aku kalo semuanya akan baik-baik aja," ucap Seohyun, lalu mencium tangan suaminya sambil memejamkan mata.
Kyuhyun mengusap lembut kepala istrinya seraya tersenyum. "Aku mau nelepon Mama sekarang. Mama pasti seneng banget kalo denger kabar ini."
"Ya udah, coba telepon Mama."
Kyuhyun mengeluarkan ponselnya dari tas selempang milik sang istri, lalu mencoba menghubungi ibunya.
Tuttt!
Tuttt!
Tuttt!
"Gak diangkat, ya? Mungkin Mama lagi sibuk sama kateringnya," ucap Seohyun, memperhatikan suaminya yang kini terlihat kecewa, berbeda dengan sebelumnya yang terlihat antusias untuk memberi kabar baik ini kepada keluarga di Indonesia. "Ya udah, Kang, nanti kita coba tele—"
"Assalamu'alaikum, Kyuhyun."
"Wa'alaikumussalam, Mama. Hah... kirain gak diangkat," jawab Kyuhyun, mengembuskan napas lega menatap wajah sang ibu di layar ponselnya.
Terlihat Gina yang mengernyitkan dahinya heran karena sempat melihat raut sedih di wajah putranya, namun kini berubah tersenyum lebar. "Ada apa, heum? Tadi kayak lagi bete gitu, tapi, sekarang keliatan seneng banget."
"Hampir aja aku kecewa sama Mama kalo telepon aku gak diangkat," sahut Kyuhyun dengan wajah sedih dibuat-buat, membuat ibunya semakin heran.
"Lho? Emang ada apa? Mama jadi pena— eh, itu kamu lagi di mana?" tanya Gina, memperhatikan gorden hijau yang tergantung di langit-langit. "Tunggu. Kok, kamu kayak di rumah sakit? Ya Allah, Kyuhyun! Siapa yang sakit? Jangan bilang menantu Mama lagi sakit? Kamu itu bisa gak jagain istrinya? Ck, Seohyun pasti kesulitan untuk beradaptasi tinggal di Jepang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Teduh (SELESAI)
FanfictionSatu cerita yang selalu ia dengar dari sahabatnya selama enam tahun ini, berhasil membuatnya tertarik dan penasaran pada tokoh utama dalam cerita tersebut. *** Persahabatannya dengan Haikal yang terjalin selama enam tahun ini, membuat Kyuhyun harus...