36. Kencan Akhir Pekan

217 23 2
                                    

Tring!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tring!

Tring!

Tring!

Tidak ada suara ayam berkokok lagi yang membangunkannya seperti saat di Garut. Melainkan suara jam alarm lah yang selalu membangunkannya selama satu bulan ini dirinya tinggal di Jepang. Kedua mata Seohyun pun perlahan terbuka walau rasa kantuk masih menggelayutinya. Ia tersenyum saat wajah tampan suaminya lah yang menyambut paginya.

Tring!

Tangan kirinya terulur saat jam alarm kembali berbunyi, lalu mematikannya agar suaminya tak bangun. Seohyun mendekatkan wajahnya pada telinga pria itu, lalu berbisik lembut. "Akang, Suamiku Sayang, bangun, yuk!"

"Euhh...," lenguhan kecil keluar dari bibir Kyuhyun yang merasa enggan membuka kedua matanya, karena ia belum mendapatkan vitamin paginya.

"Akang, bangun, kita salat subuh."

Tak ada jawaban.

Helaan napas panjang keluar dari bibirnya, menyadari jika suaminya sudah terbangun, namun masih saja enggan membuka matanya. Seohyun tidak punya pilihan selain memberi 'vitamin pagi' untuk membangunkan pria itu. Perlahan wajahnya mendekat, bersiap memberi kecupan ringan di bibir tebal suaminya. Namun, saat hidung mereka telah bersentuhan, tiba-tiba saja perutnya terasa mual hingga naik ke kerongkongan. Ia pun langsung menutup mulutnya dengan tangan kirinya, lalu bergegas turun dari ranjang dan melangkah masuk ke kamar mandi dengan tergesa-gesa.

Brakkk!

Kedua mata Kyuhyun terbuka, tak mendapati keberadaan sang istri. Ia pun beringsut turun dari ranjangnya, lalu menghampiri kamar mandi di mana terdengar suara gemercik air bersamaan dengan suara sang istri yang seperti sedang muntah-muntah.

Tok tok tok!

Kyuhyun mengetuk pintu kamar mandi dengan perasaan khawatir menghampirinya. "Sayang? Kamu baik-baik aja? Akang masuk, ya?"

Tak ada jawaban.

Krekkk!

Pintu kamar mandi pun terbuka, membuat tangan Kyuhyun tertahan di udara saat hendak meraih gagang pintu. Mendapati wajah pucat sang istri yang berdiri di ambang pintu sambil memegangi perutnya. "Ka—"

Tangan Seohyun terangkat di udara, meminta agar suaminya tak bicara di saat rasa mual kembali menyerang perutnya. Ia menutup mulutnya, lalu melangkah menghampiri wastafel dan kembali mengeluarkan makan malamnya. "Hoeekk... hoeekkk...!!"

Kyuhyun memejamkan matanya, bukan karena jijik, melainkan tak tega melihat istrinya yang berusaha mengeluarkan isi perutnya dengan air mata turun membahasi pipinya. Ia menghampiri sang istri, lalu memijat tengkuk wanita itu dengan hati-hati.

Seohyun mematikan kran, berbalik menatap suaminya dengan sisa air mata di pipinya. "Akang, perut aku mual, terus kepala aku juga sedikit pusing," ucapnya mengadu.

Payung Teduh (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang