Kyuhyun menutup pintu ruangan di mana neneknya dirawat. Ia menatap ibunya yang sedang duduk bersandar di bahu sang ayah. Sedangkan Haikal terlihat seperti sedang menghubungi seseorang di ujung koridor. "Pa, Ma, kalian pulang aja. Istirahat di rumah Haikal. Biar aku yang jagain Eyang."
"Enggak, Kyu. Mama mau di sini. Kalo pulang, pikiran Mama malah gak bisa tenang karena mikirin kondisi Eyang."
Kyuhyun menghela napas berat, lalu bergabung duduk di samping ibunya. "Semoga Eyang baik-baik aja, ya. Aku bener-bener khawatir banget. Apalagi tiga hari lagi aku harus udah pulang ke Jepang," ucapnya. Merasa berat untuk kembali ke Jepang dan meninggalkan neneknya dengan kondisi seperti ini.
Setelah selesai melakukan panggilan dengan orang rumah. Haikal bergegas menghampiri sahabatnya dan kedua orang tua Kyuhyun. "Eum... Om sama Tante gak mau pulang aja? Biar bisa istirahat di rumah saya?"
Gina menggeleng kecil.
"Iya, Ma. Lebih baik Mama pulang," ucap Kyuhyun, membujuk sang ibu.
"Mama gak mau, Kyuhyun."
"Ya udah, kalo gitu Mama sama Papa istirahatnya di dalem ruangan Eyang aja. Aku sama Haikal biar di sini."
"Iya, Tante, Om. Di sini, kan, berisik. Jadi, lebih baik istirahat di dalem," timpal Haikal langsung
Rian mengangguk setuju, lalu bangkit berdiri seraya merangkul lembut bahu sang istri. "Ya udah, Papa sama Mama masuk dulu, ya. Kalian beli makanan sama minuman aja biar gak terlalu bosen."
Kyuhyun mengangguk "Iya, Pa."
Rian dan Gina langsung masuk ke dalam ruangan rawat inap sang ibu.
"Kal, tadi lo teleponan sama siapa?" tanya Kyuhyun, mendongak menatap Haikal yang saat ini masih berdiri di depannya, lalu bergabung duduk di sampingnya.
"Adek gue. Terus Ambu sama Abah juga nanyain kondisi Eyang."
Kedua alis Kyuhyun terangkat heran. Sejak pertama mereka tiba di rumah sakit, hingga kini sudah pukul 22.30 malam. Berapa kali adik sahabatnya itu menelepon kakaknya hanya untuk menanyakan kondisi neneknya? Apa gadis itu turut merasa khawatir juga?
Haikal mengembuskan napas panjang seraya menyandarkan kepalanya pada tembok di belakangnya. "Gak ada yang tau, ya, apa yang akan terjadi di menit, bahkan di detik berikutnya. Dulu juga almarhum Bapak keliatan sehat, bahkan sehat banget. Tapi, umur gak ada yang tau, kan? Tugas kita cuma harus selalu bersyukur saat sehat dan di waktu sakit sekalipun. InsyaAllah... banyak yang ngedoain kesembuhan Eyang lo, Kyu. Eum... Abah juga bilang, tadi di acara pengajian bapak-bapak di masjid deket rumahnya, Abah minta tolong ke Pak Ustaz untuk doain. Bapak-bapak yang lain juga ikut doain. Semoga diijabah sama Allah. Aamiin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Teduh (SELESAI)
Fiksi PenggemarSatu cerita yang selalu ia dengar dari sahabatnya selama enam tahun ini, berhasil membuatnya tertarik dan penasaran pada tokoh utama dalam cerita tersebut. *** Persahabatannya dengan Haikal yang terjalin selama enam tahun ini, membuat Kyuhyun harus...