Terdengar suara mesin motor yang berhenti di depan rumah, Seohyun langsung turun dari motor yang dikendarai oleh Shafiyah. Saat hendak melangkah tangannya tiba-tiba ditahan, membuatnya berbalik menatap Shafiyah. "Kenapa, Teh?"
"Harusnya Teteh yang tanya, kamu ini kenapa? Mukanya cemberut gitu."
Seohyun menggeleng kecil, lalu memasang senyum sebisa mungkin.
"Lagi galau, ya? Pasti gara-gara hape kamu disita Bu Afifah," ujar Shafiyah.
"Te—Teteh tau dari mana?"
"Tadi Bu Afifah cerita. Beliau bilang kamu main hape pas pelajarannya," jelas Shafiyah, lalu melepas helmnya.
"Eum... itu... aku...," gumam Seohyun, melirik Shafiyan dengan rasa bersalah. "Maaf, Teh. Aku gak bermaksud mainin hape pas jam pelajaran. Tadi itu, aku—"
Shafiyah tersenyum, lalu merangkul lengan Seohyun seraya melangkah masuk ke dalam rumah. "Tadi A Haikal nanya ke Teteh, kenapa telepon suami kamu gak diangkat sama kamu, dan habis itu nomor kamu jadi gak aktif."
Helaan napas panjang pun keluar dari bibirnya. "Iya, Teh. Tadi dia neleponin aku terus pas jam pelajaran Bu Afifah. Karena aku takut dia nungguin, jadi, aku coba buat ngirim pesan. Tapi, Nia ngeliat aku, dan ngaduin ke Bu Afifah. Akunya juga emang salah, sih! Huft..."
Shafiyah mengeluarkan ponsel dari kantong bajunya, lalu menyodorkan pada Seohyun. "Kalo gitu coba kamu telepon dia pake hape Teteh aja. Nih!"
"Aku, kan, gak inget nomornya, Teh."
"Telepon Aa kamu, setelah itu minta tolong kasih ke dia. Gampang, kan?"
Seohyun mengangguk kecil. Saat hendak meraih ponsel tersebut, tiba-tiba saja muncul panggilan masuk. Ia menatap si empunya ponsel, "Tuh, Aa nelepon. Teteh yang angkat aja. Takut Aa ada perlunya sama Teteh."
Shafiyah mengangguk, lalu langsung menerima panggilan tersebut. "Halo, assalamu'alaikum, A," ucapnya pelan.
"Wa'alaikumussalam. Fi, kamu sama Seohyun masih di sekolah? Atau udah pulang? Kok, nomornya Neng gak aktif juga? Apa hapenya rusak lagi?"
"Kita udah pulang, A. Ini Eneng ada di samping aku. A Haikal mau ngomong?"
"Boleh, Fi. Tolong, ya."
Seohyun menerima ponsel tersebut, lalu menempelkannya di telinganya. "Assalamu'alaikum, A. Ini aku Seo—" ucapannya langsung terhenti begitu indera pendengarannya menangkap percakapan di seberang sana.
"Tanyain istri gue, Kal. Ada atau gak?"
"Ada. Dia baru aja pulang sekolah."
"Ya udah, bilang ke dia, tolong aktifin hapenya. Suaminya mau nelepon gitu."
"Iya, iya. Sabaaarrrr!!!"
"Sabar, sabar! Gak ngerti orang lagi kangen apa? Mana bisa buat sabar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Teduh (SELESAI)
FanfictionSatu cerita yang selalu ia dengar dari sahabatnya selama enam tahun ini, berhasil membuatnya tertarik dan penasaran pada tokoh utama dalam cerita tersebut. *** Persahabatannya dengan Haikal yang terjalin selama enam tahun ini, membuat Kyuhyun harus...