Disisi lain, Alexa tertawa terbahak-bahak melihat wajah abang kembarnya yang memohon padanya tadi di lapangan, sedangkan Fara? Ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kejahilan Alexa yang menurutnya sudah biasa ia lihat. Saat sampai di kelas, mereka langsung duduk di tempat duduknya dan untung saja guru mata pelajaran pertama belum masuk. Jadi mereka selamat dari omelan pak Bari si guru bermulut minyak atau guru yang selalu mengomel saat melihat murid kelasnya telat masuk walaupun hanya dua menit saja.
"Untung pak Bari belum masuk ya Far, kalau nggak ... udah habis kita berdua diomeli sama guru bermulut minyak itu," lega Alexa.
"Iya Ca. Coba kalau dia duluan yang masuk sebelum kita, udah pasti kita diomeli habis-habisan sama dia. dua jam jadi deh dia mengomel," balas Fara.
"Fara bener banget."
Beberapa menit kemudian, pak Bari datang dengan tumpukan buku di tangannya membuat Alexa dan Safara kaget dan langsung berhenti membicarakan guru yang saat ini sudah berada di hadapan mereka.
Baru juga Eca dan Fara gibahin, eh udah dateng aja si guru bermulut minyak ini, batin Alexa.
"Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak."
"Waalaikumussalam. Pagi Pak," balas semua murid di kelas Alexa.
"Hari ini kita akan melanjutkan pelajaran fisika minggu kemarin. Harap siapkan catatan kalian dan catat hal penting yang saya terangkan di depan," ujar Pak Bari dan memulai pelajaran.
Semua murid mencatat apa yang ditulis dan dijelaskan oleh pak Bari, sesekali ada beberapa murid yang bertanya pada guru itu. Karena jika tidak, maka pak Bari akan mengomeli dan menghukum mereka yang tidak mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh pak Bari hari ini dan malas untuk bertanya. Mereka melangsungkan pembelajaran fisika selama empat jam lamanya sampai jam istirahat berlangsung.
***
Saat ini, Alexa berada di kantin sekolah sendirian, ke mana Safara? Ia tadi meminta izin pada Alexa untuk menemui orang teristimewa di hidupnya, entah siapa orang itu Alexa tidak peduli. Yang ia pedulikan saat ini adalah mengisi perutnya yang sedari tadi meronta-ronta minta jatah makanan kesukaannya, makanan itu adalah susu coklat dan sandwich buatan sang mami yang sengaja ia bawa ke sekolah untuk menghemat uang jajannya. Saat ia sedang sibuk memakan makanan kesukaannya, terdengar suara teriakan yang memanggil namanya hingga membuat ia menjadi pusat perhatian, dan ia tidak suka itu."ECAA!" teriak orang itu.
Alexa menoleh dan mendapati Safara sahabat kecilnya sedang berlari ke arahnya dan berteriak memanggil namanya.
“Apaan sih Fara?” kesalnya setelah Safara sampai di hadapannya.
"Eca, Ecaa ... oh my good. Lo tau nggak?" heboh Safara menangkup pipinya sendiri sembari tersenyum bahagia.
"Nggak, Eca nggak tau. kan Fara belum kasih tau Eca ada apa."
"Iih iya ini gue mau kasih tau lo sekarang."
"Yaudah kasih tau aja!" Seru Alexa membuat Safara naik pitam dan hendak memarahi sahabat polos plus menyebalkannya itu, tapi ia tahan karena rasa bahagia yang membuncah di hatinya. Sedangkan Alexa? Dia masih sibuk memakan sandwich kesukaannya dan menunggu Safara memberitahukan berita yang membuat ia heboh dan mengganggu kegiatan makan Alexa.
"Tadi gue ditelefon sama doi gue Ecaa, astaga! Lo tau 'kan siapa doi gue?" pertanyaan Safara hanya dibalas anggukan oleh Alexa. Tentu balasan Alexa itu membuat Safara semakin antusias untuk bercerita.
"Dia tadi ngajak gue ketemuan di taman sekolah, dan lo tau apa yang dia lakuin ke gue? Dia melontarkan kata-kata manis yang membuat hati gue berbunga-bunga dan pada akhirnya dia nembak gue, and ... dia mengecup telapak tangan gue Ecaa astaga gue seneng bangeeet!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa (END)
RomanceAlexandra Naira Anderson, seorang gadis lugu yang harus kehilangan harapan untuk mencapai cita-cita dan impiannya hanya karena sebuah tantangan yang dilaksanakan oleh Arkanata Mahendra Pratama sahabat dekat saudara kembarnya. "Arka, Eca cuma mau bi...