"ALEXAAA!" Alex dan Arlan berteriak saat melihat Alexa sudah tergeletak setengah sadar akibat tusukan dari Safara.
Alex dan Arlan langsung mendekati adik mereka yang saat ini setengah sadar dan terus meringis kesakitan, entah dari mana Safara mendapatkan benda berbahaya itu. Alexa terus-menerus meringis kesakitan sembari memegangi perutnya yang buncit, ia berdoa dalam hati untuk keselamatan bayi di dalam kandungannya.
"Lo udah gila, ha?" teriak Alex di depan wajah Safara.
"Lo tau kalau Alexa lagi hamil dan lo malah menusuk perut dia pake pisau lipat itu! Are you kidding me?" lanjut Alex dengan wajah merah padam menahan amarah.
"Hei. Dia itu sedang hamil! Lo taruh di mana otak lo itu, ha?" sambung Arlan membentak Safara.
"Kalau sampai Alexa dan bayinya kenapa-napa nantinya, lo orang pertama yang akan gue seret ke dalam penjara bawah tanah Safara. Camkan itu baik-baik!" ancam Alex kemudian ia pergi menghampiri Alexa.
"Alexa, kamu bertahan ya Sayang, jangan tutup mata kamu sebelum kita sampai di rumah sakit!" tutur Arlan khawatir.
Saat Alex hendak mengangkat tubuh mungil Alexa, Arlan menghentikan Alex dan mengambil alih tubuh Alexa. Bukan bermaksud apa, tetapi Arlan hanya takut jika Alex membawa tubuh Alexa dengan tergesa-gesa dan rasa panik yang membara dalam dirinya, itu akan berakibat buruk pada Alexa juga bayinya nanti.
"Biar Abang yang bawa Naira, Xander. kamu tenangi diri kamu dulu, okey?" ujar Arlan.
Kemudian ia berjalan mendahului Alex yang masih menatap tajam sepasang saudara kembar di hadapannya dengan aura permusuhan dan kebencian. Saat Arlan melewati sepasang saudara kembar itu, Alexa meminta dirinya untuk menghentikan langkahnya sebentar.
"Bang ... tunggu dulu," lirih Alexa.Mau tak mau Arlan menghentikan langkahnya sesuai perintah sang adik tercinta, ia penasaran akan hal yang ingin disampaikan Alexa pada dua orang tak berperasaan di hadapan mereka saat ini.
"Sa ... Safara. Gue sumpain lo dapat balasan dan karma atas a ... apa yang lo lakuin sama gu ... gue juga bayi gue saat ini, gue harap l ... lo bisa rasain bagaimana rasanya hamil di ... luar nikah dan tanpa adanya ra ... rasa tanggung jawab da ... dari pria ya ... yang ngehamilin lo ... dan gue harap lo terima balasan yang sangat-sangat menyakitkan atas apa yang gue alami saat ini karena lo!"
"Hingga lo lebih milih mati dari pada hidup terhina dan tersisihkan nantinya, camkan itu!" tegas Alexa dengan sedikit terbata-bata juga nada ancaman di akhir kalimatnya. Setelah mengatakan itu Alexa menutup mata tak sadarkan diri, Arlan yang melihat Alexa seperti itu pun panik bukan kepalang, lantas ia memanggil Alex dengan tak sabaran.
"Alex, cepatlah! Saat ini Alexa tak sadarkan diri, kita harus segera membawa Alexa ke rumah sakit secepatnya!" panik Arlan. Kemudian ia berjalan dengan cepat tetapi berhati-hati menuruni tangga rooftop saat mengingat keadaan Alexa yang sangat memprihatinkan.
"Alexa ..., " lirih Alex langsung berlari mengejar Arlan dengan air mata yang menetes di wajah tampannya.
Seperginya Arlan juga Alex yang sudah membawa Alexa pergi ke rumah sakit sambil tergesa-gesa, Arka menatap tajam adik kembarnya dengan tatapan membunuh dan permusuhan yang sangat kentara.
Plak!
"Apa yang lo pikirin, bego!" murka Arka.Tamparan itu diberikan Arka pada Safara hingga membuat wajah adiknya itu menoleh ke samping dan tercetak jelas bekas tangan besar Arka. Ini adalah kali pertama Arka menampar Safara dengan sangat keras, sebelumnya ia tidak pernah bermain tangan saat marah kepada Safara.
Apa pun kesalahan Safara, Arka pasti akan menegurnya dengan baik-baik dan lemah lembut tutur katanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa (END)
RomanceAlexandra Naira Anderson, seorang gadis lugu yang harus kehilangan harapan untuk mencapai cita-cita dan impiannya hanya karena sebuah tantangan yang dilaksanakan oleh Arkanata Mahendra Pratama sahabat dekat saudara kembarnya. "Arka, Eca cuma mau bi...