39. Suami Durhaka

979 19 0
                                    

"Aku tak akan pernah mau menceraikanmu, Sayang. Tak akan pernah!"

"Tak peduli mau kau pembunuh ataupun psychopath sekalipun," imbuh Sean sembari menggenggam lembut telapak tangan Alexa.

Alexa tersentuh mendengar ucapan Sean yang sangat tulus, ia berharap Sean tak akan pernah meninggalkan ataupun menceraikan dirinya apa pun yang terjadi.

"Lebih baik sekarang kau tidur, aku tahu kau dan anak-anak kita pasti lelah. Have a nice dream dear," pungkas Sean menidurkan Alexa dan menyelimuti wanita itu dan tak lupa juga ia mengecup kening istrinya dengan lembut serta penuh kasih sayang.

Setelah itu, Alexa tertidur dalam dekapan Sean dengan sangat nyenyak dan damai, Sean yang melihat istri kecilnya tertidur dengan pulas pun ikut tertidur hingga pagi menjelang.

***
Cahaya matahari masuk ke dalam kamar melalui celah jendela membuat seorang wanita hamil yang tengah berlayar di alam bawah sadarnya terusik. Dialah Alexandra Naira Anderson, istri dari pengusaha ternama di London.

Karena terusik akibat cahaya matahari yang bersinar cerah, Alexa terbangun dengan enggan. Sehabis shalat subuh tadi, entah mengapa ia merasakan sakit yang teramat di bagian perutnya yang membuncit. Di usia kandungannya yang hendak memasuki bulan kesembilan, ia memang sering merasakan sakit dan mulas hampir setiap waktu.

Namun, saat ia memeriksa kandungannya, Ria mengatakan bahwa rasa mulas itu sangatlah wajar dialami oleh ibu hamil yang usia kandungannya beranjak sembilan bulan, atau bisa dikatakan bahwa itu hanyalah kontraksi palsu dan ia juga sering merasa sangat lelah dalam melakukan apa pun.

"Sweetyheart, bagaimana keadaanmu?" Tiba-tiba saja Sean datang dari luar kamar dengan membawakan nampan berisi nasi goreng, lengkap dengan air serta vitamin yang Ria berikan khusus untuk Alexa.

"Aku gak pap ... ad ... aduh Se ... Sean sak ... sakit ... Sean ..., " sahut Alexa langsung terduduk secara perlahan sambil memegang perutnya yang besar.

"E ... eh, Sayang! Apa yang terjadi padamu?" panik Sean buru-buru menghampiri Alexa.

"Sak ... sakit Sean, Sakiit!"

"Duh, aku harus gimana, Sayang? Aku bingung!" seru Sean semakin panik.

"Te ... telefon ummi dan yang lainnya, Sean!" tandas Alexa menahan rasa sakit yang semakin menjadi.

"Buat apa aku menelefon mereka, Sayang?" tanya Sean menggaruk kepala bagian belakangnya hingga Alexa kesal dibuatnya.

Plak!

"Untuk membantumu membawaku ke rumah sakit, Seaann!" kesal Alexa memukul tubuh Sean gemas.

Alexa semakin merasakan sakit yang luar biasa hingga rasanya ia tak kuat lagi untuk membuka matanya, tetapi ia akan berusaha sekuat tenaga untuk terus sadar agar jika memang ia akan melahirkan sekarang maka ia akan melahirkan secara normal tanpa operasi.

Alexa melirik Sean yang masih saja terdiam tanpa bergerak atau melakukan apa pun, hal itu membuat Alexa semakin geram akan tingkah suaminya yang sangat pandai dalam membuat emosi seseorang melonjak tiba-tiba.

"Sean apa yang kau tunggu? Cepat telepon ummi, abi, serta Alena dan yang lainnya!" gertak Alexa geram.

"Sweetyheart, untuk apa aku menghubungi mereka jika aku sendiri bisa membawamu ke rumah sakit?"

"Kau tak akan pernah bisa membawa semua perlengkapan untuk persalinanku sebanyak itu dengan sendirian tanpa bantuan mereka, dear!" Tekan Alexa dengan wajah memerah karena sakit yang luar biasa juga karena menahan amarah dan mata yang sudah mengeluarkan air mata akibat rasa sakit itu.

"Insyaallah aku bisa tanpa bantuan dari mereka semua, Sayang!"

"Tanpa mereka kita tak akan pernah tau apa yang harus dilakukan dalam keadaan seperti ini karena kita belum berpengalaman, Sean! Sedangkan mereka, mereka sudah berpengalaman dalam hal akan melakukan persalinan seperti ini, Sean!" geram Alexa.

"Ya Allah ... gini amat punya suami lola!" keluh Alexa meneteskan air matanya karena tak kuasa menahan rasa sakit di perutnya.

"Akan tetapi Alena belum berpengalaman karena dia belum menikah, sweetyheart!" celetuk Sean semakin bingung.

"Hwaa ... Mami ... Eca salah apa sampai punya suami kelewat pintar dan sangat menyebalkan seperti ini!" teriak Alexa menyalurkan amarah serta kekesalannya.

'Ya Allah ... Eca salah apa hingga punya suami ngeselin kaya dia ..., ' batin Alexa gemas akan tingkah suaminya.

"Astaghfirullah ya Allah ... astaghfirullah ... astaghfirullah ...sabar ya Nak, Bunda akan memberikan pelajaran pada Ayahmu yang menyebalkan ini!" sambung Alexa bergumam sambil mengelus perutnya yang semakin terasa sangat kram.

"Sean ... lebih baik sekarang kau telepon mami, papi, oma, opa, tante, ummi, dan abi, serta yang lainnya untuk segera datang ke sini. Sekarang!" tekan Alexa di setiap katanya.

"Untuk ap .... "

"Jangan banyak tanya dan lakukan sekarang!" tegas Alexa.

"Hiks mami ... perut Eca sakit ... Eca gak kuat lagi mi ... Eca gak kuat ..., " raung Alexa yang kembali terduduk di lantai dan terus-menerus memeluk perutnya yang sakit.

Tak lama kemudian, datanglah Rika dan Azzam diikuti oleh Alena di belakangnya. Rika berteriak karena terkejut melihat keadaan menantu kesayangannya yang kini sudah terduduk lemas di lantai dengan tangan yang terus memeluk perutnya.

"Astaghfirullah, Alexa!"

"Ummi ... perut Alexa sakit ... Alexa gak kuat ..., " tutur Alexa lemah dengan air mata yang sudah mengalir di wajah cantiknya yang semakin pucat.

"Sean, apa yang kau lakukan, ha? Tidakkah kau perhatikan istrimu yang saat ini tengah menahan rasa sakitnya yang luar biasa karena hendak melahirkan?" cecar Azzam menatap tajam putra sulungnya.

"Eh, Abi! Maaf Bi, Sean baru saja hendak menghubungi kalian dan keluarga besar Anderson untuk memberitahukan keadaan Sandra saat ini." Balas Sean yang langsung mendapatkan sebuah jeweran di telinganya hingga telinga Sean yang pertama putih kini memerah akibat jeweran tersebut, siapa lagi pelakunya jika bukan Rika sang ummi.

"A ... aduh Ummi, ssshh ... sakit telinga Sean, Ummi ... sakit ..., " ringis Sean dengan wajahnya yang ikut memerah.

"Apa yang kamu lakukan, ha? Dasar suami gak berguna, suami durhaka! Udah tau istrinya kesakitan karena hendak melahirkan, bukannya dibawa ke rumah sakit malah sibuk sendiri! Mau Ummi bawa Alexa dan anak-anak kamu pergi dari hidup kamu, ha?" murka Rika semakin menarik telinga Sean.

"Jangan gitu dong, Ummi ... entar Sean tinggal sama siapa?" cegah Sean.

"Bodo amat, Ummi gak peduli!"

"Ummi udah, jangan dilanjutkan lagi! Kasihan Kak Sandra yang udah kesakitan gini, lebih baik kita bawa dia ke rumah sakit aja dulu dan untuk urusan Bang Sean bisa dilanjutkan setelahnya. Ayo Ummi!" sela Alena menghentikan aksi Rika yang menjewer serta mengomeli Sean.

"Yaudah, ayo kita ke rumah sakit sekarang! Alena, bawa semua perlengkapan Kak Sandra yang ada di kamar sebelah dan jangan lupa untuk hubungi keluarga besar Kak Sandra, bahwa kakak iparmu akan segera melahirkan!" titah Rika yang dipatuhi oleh putrinya.

"Apa yang kau lakukan, Sean? Cepat angkat dan bawa istrimu ke rumah sakit sekarang!" bentak Rika tak dapat menahan kekesalannya pada putra sulung kesayangannya itu.

"Ba ... baik Ummi!"

Setelah itu Sean membawa Alexa ke rumah sakit ternama yang ada di London tempat Ria bekerja, memang Sean meminta Ria untuk bekerja menjadi dokter di rumah sakit ternama miliknya itu, karena ia tahu bahwa Alexa tak akan mau diperiksa oleh dokter mana pun kecuali tantenya Ria. Jadi itulah alasan Sean mempekerjakan Ria di rumah sakit miliknya.
 
 
 
 
 
 
To be continue?

Alexa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang