Tak ingin mendapatkan kemarahan yang lebih besar dari Sean, lantas Lidya dan Risa beranjak dari sana dan membereskan semua barang mereka yang ada kemudian melangkahkan kaki mereka menuju pintu keluar kantor, namun suara Melani menghentikan langkah mereka berdua.
"Kalian berdua mau ke mana dengan membawa barang-barang kalian?" tanya Melani santai tanpa memedulikan tatapan tajam penuh amarah yang Sean berikan padanya.
"A ... apa maksud lo, Mel? Bu ... bukankah kita udah dipecat dari kantor ini sama Pak Erick? Maka dari itu kita harus segera pergi dari sini, ayo kita pergi Mel!" sahut Risa dengan suara seraknya.
"Emang siapa yang pecat gue? Pak Erick hanya bercanda kok, malah dia mau pecat cewek murahan itu dan mengangkat gue sebagai sekretaris pribadinya. Bukan begitu Pak Erick yang terhormat?" cetus Melani mengangkat wajahnya angkuh.
Sean tersenyum miring menanggapi perkataan Melani yang menurutnya sungguh percaya diri, ia mengambil napas dalam-dalam dan mengatakan hal yang membuat Melani semakin sombong.
"Yaa. Saya memang akan memecat Sandra dari perusahaan ini ..., " Sean sengaja menjeda ucapannya hanya untuk melihat respon yang akan diberikan oleh Melani.
"Tuh 'kan, apa hang gue bilang. Cewek itu akan dipecat sama Pak Erick karena dia tak ingin nama baik perusahaan ini tercemar karena keberadaannya di sini," selorohnya membuat Sean tertawa ringan.
"Saya memang akan memecatnya karena saat ini istri saya sedang hamil besar, dan saya tidak ingin terjadi sesuatu padanya ataupun pada anak saya. Bisa dimengerti Nona Melani?" terang Sean tersenyum remeh.
Hal itu membuat semua karyawan mengejek dan menertawakan Melani karena kepercayaan diri wanita itu yang sangatlah tinggi, Melani sungguh malu mendapatkan ejekan dari semua karyawan di kantor. Ia berjanji akan memberikan pelajaran pada Alexa karena menurutnya Alexa lah yang sudah mempengaruhi Sean untuk mempermalukan dirinya di depan seluruh karyawan.
'Awas aja lo Alexandra, gue gak akan pernah biarin lo hidup bahagia bersama Pak Erick. Gue bersumpah akan menghancurkan hidup lo dan juga anak lo itu, lihat aja nanti!' batin Melani penuh dendam dan kebencian.
"Sudah hentikan, jangan tertawa lagi!" seru Alexa.
"Dear ... kumohon jangan permalukan dia ... kau boleh memecat dan mem-blacklist namanya, tapi tidak dengan mempermalukan dirinya di hadapan para karyawan yang lain!" gumam Alexa tegas pada suaminya.
"Ok, ok. I'am sorry honey, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. I'am sorry, okey?" balas Sean mengecup dahi Alexa lembut.
"Okey, kali ini kau kumaafkan."
Alexa tersenyum hangat pada Sean hingga pria itu lega melihat senyuman itu, kemudian Sean memanggil seseorang yang membuat Alexa mengernyit bingung.
"Reymond!" panggil Sean membuat pria yang tak asing di mata Alexa datang dengan sedikit tergesa-gesa.
"Iya, apakah Bapak memanggil saya?" sahut pria yang ber-name tag Reymond.
"Kak Reymond?" celetuk Alexa.
Mendengar panggilan Alexa, Reymond dan Sean menoleh ke arahnya dengan tatapan yang berbeda. Jika Reymond menatap Alexa dengan tersenyum hangat, maka lain dengan Sean yang menatap istri kecilnya dengan tatapan bingung penuh tanya.
"Hai Alexandra, apa kabar?" balas Reymond menanyakan kabar adik dari sahabat baiknya itu.
Pria yang dipanggil oleh Sean adalah Reymond, sahabat baik Alex yang merantau ke London untuk mencari pengalaman dan suasana baru sekaligus mencari pekerjaan di negara London ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa (END)
RomanceAlexandra Naira Anderson, seorang gadis lugu yang harus kehilangan harapan untuk mencapai cita-cita dan impiannya hanya karena sebuah tantangan yang dilaksanakan oleh Arkanata Mahendra Pratama sahabat dekat saudara kembarnya. "Arka, Eca cuma mau bi...