16. Gugup dan Takut

562 19 0
                                    

Alexa berjalan mendekati Safara yang juga berjalan menghampiri dirinya, Alexa kembali tersenyum dengan paksa. Saat ia sudah sampai di hadapan Safara, Alexa masih tetap tersenyum dengan paksa sebagai isyarat bahwa dirinya baik-baik saja.

"Lo kenapa, Alexa? Cerita sama gue, apa yang udah Abang gue lakuin sama lo sampai lo nangis kaya gini? Dia sakitin lo?" tanya Safara beruntun.

"Gue nggak papa kok Fara. Gue nangis karena tadi Arka ngajak gue nemenin dia nonton drakor yang sad ending," alibi Alexa mencoba untuk menahan air matanya yang berlomba ingin ke luar dari pelupuk matanya.

"Bener?" ucap Safara tak yakin dengan ucapan Alexa.

"Iya bener, gue gak papa kok."

Safara berjalan lebih dekat pada Alexa, kemudian ia mengangkat jari tengah dan jari manisnya lalu menghapus air mata yang masih tersisa di wajah indah Alexa.

"Air mata ini, nggak pantas mengalir di wajah indah lo, Alexa. Air mata ini hanya boleh ke luar saat lo sedang berbahagia, bukan saat lo bersedih. Air mata lo itu sangatlah mahal untuk keluar dari pelupuk mata lo hanya karena sebuah hal yang gak pantas lo tangisi Alexa, jadi lo gak boleh nangis lagi, ya?" tutur Safara sembari menghapus air mata Alexa dengan lembut.

"Gue gak akan nangis lagi, kok. Gue hanya akan menangis dan mengeluarkan air mata saat bahagia saja, selain itu gue nggak akan mengeluarkan air mata kembali. Sesuai dengan permintaan lo Safara," sahut Alexa dan tersenyum tulus hingga membuat lesung pipinya terlihat sangat jelas.

Alexa semakin terlihat cantik saat tersenyum tulus seperti itu, walaupun dengan mata yang sembab karena lama menangis tadi.

"Nah, gitu dong. Itu baru Alexa sahabat kesayangan Safara yang tak pernah menangisi hal yang tidak berguna dan bermanfaat bagi dirinya," seru Safara.

"Safara, gue boleh minta beberapa hal, sama lo?" tanya Alexa membuat Safara mengernyit.

"Lo mau minta apa sama gue? Kalau gue bisa, ya gue akan kabulkan. Cepat katakan, lo mau apa?" balas Safara.

"Gue mau lo berjanji sama gue, untuk selalu berada di samping gue apa pun yang terjadi sama gue nanti. Apa pun yang terjadi nanti, lo harus berjanji untuk nggak benci ataupun menjauh dari gue. Apa lo bisa kabuli permintaan gue ini?" pinta Alexa dengan suara yang sedikit melirih.

"Lo ngomong apaan sih, Ca? Pastinya gue akan selalu berada di samping lo saat suka ataupun duka, karena kita adalah sahabat sejati. You are my bestie Alexa, dan gue akan selalu berada di samping lo kapan pun, di mana pun, dan apa pun yang terjadi nantinya. Apalagi benci sama lo, gue nggak akan pernah membenci sahabat gue sendiri. Jadi, lo tenang aja ya, gue nggak akan pernah ninggalin lo. Gue akan selalu bersama lo," celetuk Safara membuat hati Alexa sedikit tenang.

Namun, Alexa tak dapat berkelit, jika saat ini ia tak lagi khawatir setelah mendengar ucapan Safara yang sedikit menenangkannya. Ia masih khawatir jika nanti sahabatnya itu mengetahui bahwa ia hamil anak Arka, maka sahabat kesayangannya itu akan membenci dirinya dan meninggalkan ia saat ia butuh teman curhat dan teman berbagi.

"Fara, boleh minta peluk gak?" tanya Alexa sedikit meneteskan air matanya.

"Uwuuu boleh, kok. Cini-cini, Fara peluk Eca!" ujar Safara membuat Alexa berlari kecil dan memeluk Safara erat.

"Fara ... maafin gue, ya? Gue udah banyak salah sama lo selama ini, gue udah bikin lo repot karena sifat manja, polos, dan lugu gue selama ini. Maafin gue Safara ... maafin gue ..., " sesal Alexa menangis sesenggukan di dalam pelukan Safara.

"Sshht ... lo gak boleh ngomong gitu Eca! Lo gak ngerepotin gue selama ini. Malahan, gue terhibur dengan sifat polos lo selama ini, jadi lo gak perlu merasa bersalah kaya gini ya. Udah yaa jangan nangis lagi, lo jelek tau nggak!" ejek Safara di akhir kalimatnya membuat Alexa mendengkus kesal dan melepaskan pelukannya.

Alexa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang