Ketegangan di ruang keluarga masih berlanjut, Alex yang sedari tadi mendapat tatapan tajam dari kedua orang tuanya semakin gugup hingga kepalanya basah akan keringat. Lama menatap tajam putranya, Rio bertanya pada Alexa akan kebenaran ucapannya tadi.
"Eca, apa bener Abang kamu suka bolos pelajaran seperti yang dikatakan kamu tadi?" tanyanya dengan tatapan mengintimidasi.
"Iya Pi, bener. Tadi Abang telat ikut upacara dan dihukum sama bu Rika guru BK sekolah. Karena Eca ingin kasih pelajaran buat Bang Alex yaudah, Eca usulin hukuman biar gak cuma berdiri di tengah lapangan sambil hormat pada bendera merah putih, tetapi Abang harus lari keliling lapangan seratus kali sampai waktu istirahat," akunya.
"Bagus tu sayang. gak sia-sia Papi ajarin kedisiplinan sama kalian berdua walaupun cuma kamu yang menerapkan ajaran Papi. Namun, Papi rasa hukuman itu kurang sayang," sahut Rio.
"Bukan cuma itu aja Papi. Eca juga kasih saran ke guru BK itu kalau Abang dan teman-temannya harus ikuti pelajaran seharian full selama satu minggu lamanya dan itu diawasi langsung oleh bu Rika agar mereka gak bolos pelajaran lagi," ujar Alexa dengan wajah cerianya."Woah ... bagus itu Alexa! Kamu memang pinter kalau disuruh kasih hukuman buat Abang kamu ya, Papi bangga sama kamu!"
Jika kalian tanya bagaimana keadaan Alex, maka jawabannya adalah saat ini ia bingung harus meminta pembelaan kepada siapa. Sesaat ia melirik sang mami yang hanya menyimak pembicaraan Alexa dan papinya, ia sedikit takut meminta pembelaan kepada maminya itu, karena ia tahu bahwa saat ini sang mami hanya diam karena menahan amarah dan sedang merangkai omelan gratis untuknya nanti. Tunggu saja, selama lima detik maka, sang mami akan melontarkan omelan dan ceramah gratis untuknya.
"Alex, Mami gak mau tau. Pokoknya mulai saat ini sampai satu bulan ke depan semua mobil dan motor kamu Mami sita dan kamu harus pergi ke sekolah bareng Papi atau Alexa pake motor atau mobil Alexa. Kamu juga gak boleh mengendarai kendaraan lagi sebelum kamu berubah dan berjanji untuk tidak bolos sekolah juga menjadi murid nakal, apa kamu gak kasihan sama Mami, Papi, terutama adik kamu Alexa?"
"Setiap hari Alexa selalu ditegur sama guru-guru karena kenakalan kamu di sekolah yang suka bolos dan buat onar, apa kamu gak kasihan sama adik kamu?" ungkap Sera membuat Alex menundukkan kepala menyesal.
Mengapa ia tidak tau bahwa sang adik selalu ditegur oleh para guru karena kenakalan yang dibuatnya selama ini? Padahal, selama ini ia selalu berada di samping sang adik, mau di sekolah ataupun di rumah.
"Apa bener kamu di sekolah selalu ditegur guru karena kenakalan Abang, Eca?" tanyanya memastikan.
"Iya, Bang. Eca sering ditegur sama guru-guru yang mengajar di kelas Abang, kalau Abang selalu bolos pelajaran mereka dan suka mengganggu jalannya pembelajaran untuk semua murid di kelas Abang dengan membuat onar. Eca malu tau Bang, Eca kesel karena mereka selalu membeda-bedakan Eca sama Abang, mereka selalu bilang kita tuh kembar, tapi kenapa sifat kita selalu bertolak belakang? Karena biasanya, setiap anak kembar itu sifatnya kebanyakan sama.”
“Eca kesel, terus Eca bilang sama mereka semua di ruang guru tadi kalau setiap anak itu punya sifat dan kepribadian yang berbeda-beda. Jadi, jangan pernah bandingkan Eca sama Bang Alex, karena Eca gak suka dan Eca benci mendengar perbandingan sifat antara Eca dan Abang. Eca malu saat anak-anak bilang kalau Abang itu gak pernah bisa diatur, mereka kadang bilang kalau Abang kaya gitu karena kekurangan kasih sayang orang tua dan seorang broken home.”
“Padahal, kenyataannya kita tuh keluarganya baik-baik aja dan gak pernah ada masalah sedikit pun, Eca malu Bang ... Eca malu dan Eca gak suka itu," kelakar Alexa membuat Alex merasa sangat-sangat bersalah pada keluarga, terutama adik kembarnya.
Alex terdiam mendengar penjelasan Alexa, ia tidak tau jika kenakalannya itu membuat sang adik ditegur dan sakit hati mendengar ejekan juga hinaan beberapa siswa untuknya.
"Maafin Alex Mami, Papi, Eca ..., " sesal Alex menundukkan kepalanya.
"Gak papa Bang. Walaupun Abang dikasih tau hal ini, Abang gak akan berubah juga, kan?" celetuk Alexa.
Deg!
Ucapan Alexa membuat Alex terkejut, bagaimana tidak? Alexa tidak pernah mengatakan kata-kata seperti ini sebelumnya. Dan itu artinya saat ini Alexa sudah sangat kecewa dan marah padanya karena terlalu lelah menghadapi teguran guru dan gunjingan siswa-siswi akan kenakalannya.
"Eca, Abang .... "
"Mami, Papi. Eca ngantuk mau tidur dulu yaa assalamualaikum," pamit Alexa sengaja memotong ucapan Alex.
"Waalaikumussalam. Have a nice dream dear," balas kedua orang tuanya.
Setelah itu Alexa pergi ke kamarnya dan menutup pintu dengan cepat kemudian membersihkan diri, berwudhu' kemudian tidur dengan cepat agar Alex tidak masuk ke kamarnya. Bukannya ia marah pada sang abang, tidak sama sekali! Ia hanya kesal dan kecewa karena kenakalan sang abang mendapat banyak sekali hinaan untuk keluarganya.
Tak lama Alexa tertidur setelah mematikan lampu kamarnya, tetapi beberapa saat kemudian Alex masuk ke kamar Alexa dan melihat sang adik sudah tertidur sangat pulas. Rasa penyesalan itu semakin dalam melihat bagaimana pulasnya sang adik tertidur, ia bertekad pada dirinya untuk tidak berbuat nakal lagi di sekolah dan akan berubah demi keluarga dan adik kembar kesayangannya.
"Maafin Abang, Ca! Abang salah dan Abang akan perbaiki kesalahan Abang ini walaupun kekecewaanmu tidak akan pernah hilang dari hati kecilmu. Maafin Abang, Eca ... Maaf," sesal Alex meneteskan air matanya sambil mengelus pucuk kepala sang adik dan terakhir mengecup kening Alexa.
Tak ingin mengganggu tidur sang adik, ia langsung keluar dari kamar Alexa untuk tidur dan membenarkan kesalahannya di esok hari.
***
Mentari menyinari bumi, cahayanya masuk melalui celah jendela kamar Alexa dan membuat si pemilik kamar terganggu akan cahaya itu dan langsung menyesuaikan retina matanya untuk menerima cahaya yang perlahan berangsur-angsur masuk. Alexa memang sengaja tidur lagi setelah shalat subuh, karena ia merasa tidak enak badan saat selesai shalat subuh tadi, tetapi sekarang ia sudah merasa baikan setelah tidur."Alhamdulillah ya Allah ... Eca udah baikan sekarang. Saatnya bersiap untuk sekolah," syukurnya dan beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap ke sekolah.
Sesudah bersiap, ia turun ke lantai bawah untuk sarapan bersama kedua orang tuanya. Saat sampai di lantai bawah, ia dapat melihat semua anggota keluarganya telah hadir dan sedang menunggu dirinya untuk sarapan bersama.
Melihat putrinya turun, Sera menyiapkan nasi untuk sang putri dan bertanya pada Alexa mengapa ia bisa sampai terlambat bangun, Alexa pun menjelaskan jika ia terlambat bangun karena tidur kembali setelah shalat subuh tadi sebab merasa pusing dan tidak kuat berjalan, tetapi sekarang sudah lebih baik. Sebenarnya Alex khawatir pada Alexa, tetapi ia takut jika Alexa masih marah padanya dan mengabaikan dirinya kembali seperti saat mereka masih kecil dahulu.
To be continue?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa (END)
RomanceAlexandra Naira Anderson, seorang gadis lugu yang harus kehilangan harapan untuk mencapai cita-cita dan impiannya hanya karena sebuah tantangan yang dilaksanakan oleh Arkanata Mahendra Pratama sahabat dekat saudara kembarnya. "Arka, Eca cuma mau bi...