Alexa terkejut setelah melihat saudara maminya yang bernama Sergio ini berada di sini, padahal sudah enam bulan ia tidak bertemu dengan om tercintanya itu.
"Om, apa kabar? Sehat?" sapa Alexa.
"Alhamdulillah Om baik sayang," balas Sergio dan mengelus rambut panjang nan lembut milik Alexa.
"Oh iya, Om ngapain di sini? Bukannya Om ditugaskan untuk menjadi dokter di Bali?" tanya Alexa beruntun.
"Om kembali ditugaskan di rumah sakit ini. Ah iya, kamu bilang tadi kalau Ibu Rika boleh makan bakso, saat ini?" sela Sergio kembali mengulang pertanyaannya tadi.
"Iya Om. Bu Rika emang boleh kok, makan bakso ini. Alexa pas sakit dulu pernah makan bakso dan dibolehin sama tante Ria," jelas Alexa.
"Tapi sayang, Ibu Rika itu sakit asam lambung dan bukan sakit biasa. Penyakit asam lambung atau disebut juga dengan GERD adalah suatu kondisi di mana terjadi kelemahan pada katup antara lambung dan esofagus yang menyebabkan makanan dan asam lambung dapat naik kembali ke esofagus (kerongkongan). Jadi gak boleh makan bakso yang dari kamu," jelas Sergio.
"Tapi Om, penderita asam lambung boleh-boleh saja memakan bakso. Jadi Bu Rika boleh dong makan bakso yang Alexa bawa," cetus Alexa.
"Iya itu benar, jika penderita asam lambung boleh memakan bakso, tetapi ... "
"Tuh 'kan. berarti Bu Rika boleh makan bakso pemberian Alexa, ini Bu silahkan dimakan!" papar Alexa memotong ucapan Sergio.
'Ck dasar keponakan durhaka! Orang belum selesai bicara malah main potong-potong aja,' gerutu Sergio dalam hati.
"Alexa itu gak boleh!" cegah Sergio saat Alexa hendak menyuapi Rika.
"Karena bakso yang kamu bawa itu terdapat saos di dalamnya," lanjut Sergio cepat agar keponakan durhaka-nya tidak memotong ucapannya lagi.
"Ck. Terus gimana dong, Om? Ini Alexa beli buat Bu Rika loh," decak Alexa.
"Ya Om gak tau. Habisnya salah kamu sendiri bawain bakso untuk jenguk orang sakit," timpal Sergio kemudian ia memeriksa keadaan Rika.
"Ya kan saat Alexa sakit asam lambung dulu, tante Ria bolehin Alexa makan bakso ini yang dikasih saos dan sambel. Terus kebesokan harinya Alexa boleh pulang karena sudah sembuh setelah memakan bakso ini," ungkap Alexa membuat Sergio menoleh ke arah keponakannya itu setelah memeriksa keadaan pasiennya.
"Ya itu karena dulu kamu maksa buat makan bakso menggunakan saos dan sambel, kalau kita gak izinin maka kamu gak mau makan dan istirahat yang cukup. Jadi yaudah dengan terpaksa kita izinin aja," sahut Sergio membuat Alexa mencebikkan bibirnya kesal.
"Iih ya terus ini baksonya gimana, Om? Alexa gak mau makan karena gak ada sambelnya," kesal Alexa sedikit merengek.
"Yaudah kamu kasih Arka aja kalau gitu. Om keluar dulu untuk memeriksa pasien lain, assalamualaikum semuanya. Untuk Ibu Rika, saya harap anda banyak beristirahat untuk memulihkan keadaan anda saat ini dan saya pamit undur diri," pamit Sergio dan meninggalkan ruang rawat VIP.
"Sini Al, biar gue yang makan baksonya!" tukas Arka membuat Alexa menoleh padanya.
"Bakso ini? Owh yaudah, nih."
Arka langsung memakan bakso itu dengan lahap dan penuh nafsu, ia memakannya dengan tenang tanpa terburu-buru. Tetapi saat suapan ketiga, tiba-tiba Arka menaruh mangkuk berisi bakso itu di atas meja dan berlari ke arah kamar mandi yang ada di sana.
Huek!
Huek!
Huek!Arka hendak memuntahkan seluruh isi dalam perutnya, tetapi yang keluar hanyalah cairan benih saja. Sedangkan di luar kamar mandi, Rika menatap kepergian Arka dengan khawatir dan ia menyuruh Alexa untuk membantu Arka mengatasi rasa mualnya.
"Alexa, Ibu boleh minta tolong?" tanya Rika yang mendapat anggukan dari Alexa.
"Ibu minta tolong kamu bantu Arka mengatasi rasa mualnya itu, ya. Soalnya Ibu khawatir sama keadaan Arka," pinta Rika membuat Alexa bimbang.
"Gimana ya Bu, kita 'kan bukan mahram. Jadi saya gak bisa sentuh Arka gitu aja," bimbang Alexa.
"Iya Ibu tau. Tetapi sekarang keadaannya darurat, jika Arka mual seperti itu maka cara untuk meringankan rasa mualnya itu adalah dengan memijat tengkuknya. Ingin memanggil Lelaki lain, Ibu takut Arka keburu lemas di kamar mandi. Jadi Ibu minta tolong sama kamu ya Nak," pinta Rika sekali lagi membuat Alexa mengiyakan permintaan gurunya itu.
Kemudian, Alexa berjalan ke arah kamar mandi untuk membantu Arka meringankan rasa mual yang dialaminya saat ini, ia berpikir sejenak. Apakah Arka mual karena bakso yang diberikannya atau karena masuk angin saja? Ia bingung dan tidak mengerti.
Huek!
Huek!"Arka gak papa?" tanya Alexa memijat tengkuk Arka dengan sangat lembut dan sedikit takut. Ia takut akan dosa yang diakibatkan oleh perbuatannya saat ini, ia takut malaikat mencatat dosa untuknya karena telah menyentuh seseorang yang bukan mahramnya.
"Lemes Al!" lirih Arka.
"Yaudah kalau gitu, sekarang Arka masuk yuk. Kita duduk dulu di sofa sana," tutur Alexa dan menuntun Arka untuk duduk sejenak di sofa.
Akan tetapi saat akan berjalan menuju sofa, tubuh Arka sangat lemas hingga ia hampir saja terjatuh jika Alexa tidak menahan tubuh kekarnya.
"Eh, Arka hati-hati! Pelan-pelan aja yah jalannya," tuntun Alexa membawa tubuh Arka dengan hati-hati. Karena ia sadar bahwa saat ini ia tengah mengandung, dan akan sangat berbahaya bagi janin dalam kandungannya jika ia sampai jatuh saat menuntun tubuh Arka.
"Alexa, apakah kamu membawa mobil dan bisa mengendarai mobil, Nak?" sela Rika saat melihat Alexa baru saja membantu mendudukkan tubuh Arka.
"Iya Bu, saya bisa. Memangnya ada apa ya bu?"
"Tolong kamu antarkan Arka pulang yah, maaf Ibu menyuruh kamu. Kamu juga sekalian pulang saja karena kamu baru saja sembuh sakit," perintah Rika.
"Tapi bagaimana dengan Ibu?"
"Ibu gak papa sendirian di sini. Kamu itu baru sembuh dan kamu harus beristirahat untuk memulihkan keadaan kamu biar bisa fit dan beraktivitas kembali," terang Rika.
"Em ... baiklah Bu. semoga Ibu cepat sembuh dan pulih kembali ya, Alexa dan Arka pulang dulu. Assalamualaikum Ibu Rika," pamit Alexa.
Kemudian Alexa membawa Arka keluar dengan memapah tubuh kekar pria itu dengan berhati-hati setelah berpamitan pada Rika, secara perlahan Alexa memapah tubuh kekar Arka untuk sampai di parkiran tempat mobilnya diparkirkan.
Saat sampai di depan mobilnya, Alexa mengeluarkan kunci dan membuka mobilnya kemudian ia kendarai mobil itu dengan kecepatan rata-rata tanpa mengebut sedikit pun.
Karena saat ini ia ingat bahwa ia membawa Arka yang sekarang dalam keadaan lemah dan ia pun sedang hamil, jadi ia tidak boleh mengebut saat mengendarai kendaraan apa pun untuk menjaga keamanan dan keselamatan bayi di dalam kandungannya itu.
To be continue?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa (END)
RomanceAlexandra Naira Anderson, seorang gadis lugu yang harus kehilangan harapan untuk mencapai cita-cita dan impiannya hanya karena sebuah tantangan yang dilaksanakan oleh Arkanata Mahendra Pratama sahabat dekat saudara kembarnya. "Arka, Eca cuma mau bi...