"Ada apa?" ketus Alexa.
"Bisakah kau fokus dan memperhatikan suamimu yang tampan lagi menarik ini? Aku merasa diabaikan olehmu sedari tadi Sweetyheart ..., " rengek Sean.
"Aku bingung padamu Dear, sejak kita menikah kau menjadi sangat membingungkan!" sembur Alexa.
"Apa maksudmu, Sayang?" heran Sean kembali fokus pada jalan.
"Terkadang kau memanggilku sweetyheart, terkadang kau juga memanggilku Sayang. Itu sungguh membingungkan!" decak Alexa.
"Anggap saja itu adalah panggilan unik dariku sweetyheart," ujar Sean mengecup pipi tembam Alexa dan kembali membuat Alexa berdecak kesal.
"Yayaya ... terserah apa katamu dan aku tak peduli!"
Alexa kembali mengalihkan perhatiannya dan melihat pemandangan di luar sana yang menunjukkan banyaknya pepohonan yang rindang, sedangkan Sean? Ia semakin kesal melihat Alexa kembali memperhatikan pemandangan di luar jendela.
"Okey, kita sampai!" Sean membukakan pintu bagi istri kecilnya dan mengulurkan tangannya di hadapan Alexa layaknya seorang pangeran yang meminta putri kerajaan berdansa bersama.
Alexa menerima uluran tangan Sean dengan senang hati, lantas mereka berdua memasuki rumah dengan tangan yang saling menggenggam erat seakan tak ingin melepaskan.
"Dear, sebaiknya kau bersihkan dirimu terlebih dulu. Karena aku akan membuatkan makan malam untuk kita nantinya," titah Alexa mulai membukakan jas dan mengambil jas milik Sean.
"Berapa kali sudah kukatakan padamu Sayang, jangan mengerjakan hal yang berat!" tutur Sean mengelus rambut panjang Alexa yang kini sudah tak dilapisi kerudung dengan lembut.
"Sudahlah, Sean. Kumohon untuk kali ini saja biarkan aku memasak makanan untuk kita, aku malas jika harus berdiam diri melihatmu yang membereskan rumah walaupun kau sedang lelah. Kumohon ... izinkan aku memasak dan membereskan rumah ... kumohon Sayang ..., " rengek Alexa menggandeng tangan Sean manja.
Shit! Alexa menggunakan kelemahan Sean yang tak akan pernah bisa mencegah keinginannya jika Alexa bersikap manja padanya seperti itu.
'Tahan Sean, lo gak boleh luluh sama sifat manja istri kesayangan lo, ini demi keselamatan dan kebaikan istri serta anak-anak lo Sean. Tahan!' tekad Sean dalam batinnya.
"Dear ... aku mohon ..., " rayu Alexa menunjukkan puppy eyes-nya.
"Shit! Gue gak bisa nolak lagi," gumam Sean.
"Huft ... okey, untuk kali ini saja kuizinkan kau memasak dan membereskan rumah. Ingat! Untuk kali ini saja, tidak di lain waktu!" pasrah Sean membuat Alexa bersorak gembira.
"Siap, My Husband!"
Cup.
Alexa kembali mengecup pipi Sean hingga pria tersebut merasakan kebahagiaan yang luar biasa dalam hatinya. Tak ingin tersenyum-senyum sendiri membayangkan kelakuan Alexa, Sean langsung melangkahkan kaki panjangnya ke lantai atas untuk membersihkan dirinya yang lengket serta mengistirahatkan badannya sejenak sembari menunggu sang istri selesai memasak.
Lain halnya dengan Alexa yang kini tersenyum penuh arti mengingat perlakuannya yang kini mulai berani mengecup pipi suaminya tanpa diminta, tak lupa dengan wajahnya yang merah padam karena malu. Ia pun mulai memasak sambil bersenandung ria untuk melupakan perlakuannya pada Sean beberapa menit yang lalu, Alexa akui bahwa saat ini ia sudah mulai mencintai suami menyebalkannya itu.
'Sean, kini aku mengakui bahwa kau berhasil membuktikan ucapanmu untuk membuatku jatuh cinta padamu dalam beberapa bulan terakhir ini. Kuharap kau tidak menghancurkan hatiku dan juga kepercayaanku padamu, dan kuharap kau tak akan pernah membohongi serta menduakanku suatu saat nanti.'
Alexa berharap dalam batinnya, ia sungguh berharap bahwa Sean adalah jodoh terbaik yang Allah kirimkan untuk menjadi imam dan suami yang baik baginya serta kepala keluarga yang bertanggung jawab atas dirinya dan anak-anak mereka nanti.
Beberapa saat kemudian, Alexa telah menyelesaikan kegiatan memasaknya di dapur dan membersihkan rumah. Cukup lelah, tapi ia bahagia bisa melaksanakan tugasnya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga yang sebenarnya. Ia bahagia, sangat bahagia!
Lantas, ia pergi ke lantai atas untuk membersihkan diri dan memanggil suaminya untuk makan malam bersama, saat masuk ke dalam kamar, hal pertama yang ia lihat adalah wajah tenang dan damai suaminya yang tertidur dengan sangat pulas sehingga dirinya tak tega membangunkannya.
Namun, jika tidak dibangunkan, maka suaminya itu akan terbangun di malam hari untuk makan malam. Alexa melirik jam di atas nakas yang menunjukkan pukul enam tiga puluh malam, itu artinya masih ada waktu baginya untuk membersihkan diri dan membangunkan Sean setelahnya.
Alexa melangkahkan kakinya menuju kamar mandi dan memulai ritual mandinya dalam waktu lima belas menit, sesudah itu ia mengganti pakaiannya menjadi pakaian santai nan longgar yang selalu ia kenakan saat hendak tidur.
"Dear, wake up! Wake up Dear, wake up!" ujar Alexa membangunkan Sean dengan mengelus rahang tegas pria itu dengan lembut.
"Lima menit lagi, Sayang," gumam Sean kemudian mengubah posisi tidurnya.
"No! Wake up Dear, kau harus bangun dan kita harus segera makan malam agar penyakit maag-mu tidak kambuh lagi."
"Sean, bangun iih!" kesal Alexa menepuk keras wajah suaminya.
"Awsh ... Sayang sakit tauk!" ringis Sean kemudian memposisikan dirinya menjadi duduk di atas kasur King Size miliknya.
"Habis kamu dibangunin susah banget, aku gak mau kamu sakit ... jadi aku bangunin kamu untuk makan malam dan nanti kamu bisa melanjutkan tidurmu, Sean!" seru Alexa mengembungkan pipinya.
Sean yang gemas dengan tingkah istri kecilnya yang semakin hari, semakin menggemaskan di matanya langsung mencubit hidung Alexa pelan seraya terkekeh pelan setelahnya.
"Iihh ... kok dicubit, sih!"
"Habis aku gemes sama kamu, Sayang. Aku ingin mencubit hidungmu selalu," gemas Sean terkekeh pelan.
"Issh ... dasar menyebalkan!"
"Menyebalkan seperti ini tetapi kau cinta, bukan?" goda Sean menaik turunkan alisnya hingga wajah Alexa memerah.
"Apaan sih! Udah deh, sebaiknya sekarang kita turun dan makan sebelum makanannya dingin. Yuk!" pungkas Alexa menggandeng tangan Sean manja.
***
Setelah makan malam, Alexa terduduk diam di atas kasur dengan Sean yang tertidur di pangkuannya sembari memeluk perut buncit istrinya."Sayang!"
"Hm, ada apa?"
"Boleh kuminta satu hal padamu?" tanya Sean yang kemudian bangkit dari posisi berbaringnya menjadi duduk menghadap Alexa.
"Apa itu?"
"Aku ingin kita saling terbuka satu sama lain, agar tidak terjadi kesalahpahaman di masa depan nanti. Bagaimana, apa kau setuju?" pinta Sean.
"Saling terbuka satu sama lain?" heran Alexa yang sedikit bingung dengan permintaan suaminya.
"Ya, aku ingin kita saling terbuka satu sama lain karena aku ingin mengenalmu lebih dalam lagi agar aku mengetahui bagaimana sifat dan perilakumu yang sebenarnya. Sehingga jika ada hal di masa lalu kita yang mendatangi kehidupan rumah tangga kita suatu saat nanti, kita bisa menyikapinya dengan bijaksana. Apa kau mengerti?" terang Sean yang mulai dimengerti oleh Alexa.
"Aku mengerti! Lagi pula banyak hal yang harus kau ketahui dari diriku, terutama masa laluku yang kelam itu ..., " lirih Alexa di akhir kalimatnya.
"Untuk masa lalumu yang kelam, aku akan menunggu waktu di mana kau siap menceritakan segalanya padaku Sayang. Tenanglah, aku tak akan memaksamu!" tutur Sean mengerti akan perasaan Alexa saat mengungkit masa lalunya yang kelam.
To be continue?
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa (END)
RomanceAlexandra Naira Anderson, seorang gadis lugu yang harus kehilangan harapan untuk mencapai cita-cita dan impiannya hanya karena sebuah tantangan yang dilaksanakan oleh Arkanata Mahendra Pratama sahabat dekat saudara kembarnya. "Arka, Eca cuma mau bi...