15. Sakit Rasanya

602 16 0
                                    

Sesampainya di kediaman Keluarga Pratama, Alexa langsung membunyikan klakson mobilnya untuk memberi kode kepada pak satpam yang berjaga agar mendekat ke arahnya.

Mendengar suara klakson mobil dari luar gerbang, pak satpam di Keluarga Pratama atau yang kerap di sapa mang Asep ini langsung membuka sedikit gerbang untuk mencari tahu, siapakah gerangan yang datang. Melihat mang Asep yang berjalan mendekatinya, Alexa langsung membuka kaca jendela mobil dan menyapa satpam itu.

"Mang Asep!" panggilnya membuat Mang Asep mendekatinya.

"Eh, Non Alexa. Saya kira siapa yang datang," balas Mang Asep.

Alexa tersenyum seraya berkata, "Iya Mang, ini Alexa. Mang, boleh minta tolong bukain gerbangnya, gak? Soalnya saya mau masuk,"  pinta Alexa.

"Eh, ya Allah! Sebentar Non, saya bukakan. Sampai lupa buka gerbang karena sibuk ngomong," celetuknya dan membukakan gerbang untuk Alexa dengan cepat.

"Silahkan masuk atuh, Non!" sambungnya setelah Alexa masuk ke halaman kediaman Keluarga Pratama.

"Siap, terima kasih, Mang Asep. Oh iya Mang, Alexa boleh minta tolong lagi, gak?"

"Boleh atuh Non. Non Alexa teh, mau minta tolong apa?"

"Saya minta tolong katakan pada bi Ijah, untuk menyiapkan bubur dan air hangat ya, Mang."

"Oh, siap Non. Tetapi kalau boleh tau, itu untuk siapa ya Non?"

"Untuk Arka, Mang."

"Ok, siap Non. Saya katakan pada bi Ijah dulu," patuh Mang Asep.

"Iya Mang, terima kasih ya."

Setelah itu, Mang Asep pergi masuk ke dalam rumah untuk melaksanakan perintah Alexa. Kemudian, Alexa memarkirkan mobilnya dan kembali memapah Arka yang sudah sangat lemah untuk sekedar berjalan masuk ke dalam rumah.

Saat akan membuka pintu, Alexa terkejut melihat Safara yang membuka pintu terlebih dulu. Alexa kesal karena melihat Safara yang hendak keluar rumahnya, tetapi kemarahan itu ia tahan saat mengingat keadaan Arka saat ini dan setelah itu Safara menyapanya.

"Eh, hai Alexa. Duh maaf, ya! Gue udah bikin lo kerepotan bawa Abang gue, ada apa sama Abang gue? Dia mual lagi, ya?" ujar Safara.

Hal itu membuat Alexa mendengkus kesal, tidakkah Safara mempersilahkan ia duduk dan masuk terlebih, dulu? Ia lelah memapah dan menopang tubuh Arka sedari tadi, ditambah saat ini ia sedang hamil. Emang dasar sahabat durhaka!

"Emm ... Safara, apa gak sebaiknya lo biarin gue masuk dan duduk dulu? Asal lo tau gue tuh capek bawa badan kekar Abang lo ini," kesal Alexa.

"Eh iya, duduk dulu deh. Tapi maaf ya Ca, gue gak bisa nemenin lo sekarang. Soalnya gue harus ke bandara nganterin berkas penting ini," sela Safara menunjukkan berkas di tangannya.

"What? Lo baru mau nganterin berkasnya, sekarang? Bukannya lo udah pergi ke bandara dari tadi ya, Far?" pekik Alexa tertahan. Safara menunjukkan deretan giginya dengan wajah tanpa dosa yang tampak menyebalkan di mata Alexa.

"Iya, gue emang bilang mau ke bandara dari tadi, tetapi sejak tadi gue bingung berkasnya ada di mana, jadi gue lama deh nyarinya. Untung aja nyokap sama bokap gue penerbangannya di tunda tiga puluh menit lagi dan gue ada waktu buat nyari berkasnya. Em ... Ca! Gue boleh minta tolong gak, sama lo?"

"Hm, apaan?" dehem Alexa.

"Minta tolong anterin Abang gue ke kamar dia di atas ya, soalnya gue mau ke bandara sama mang Asep. Lo mau, gak?" ucapan Safara membuat Alexa menghela nafas kasar.

"Huft ... oke!"

Setelah mengatakan hal itu, Alexa langsung berjalan menaiki anak tangga dengan memapah Arka. Alexa berjalan menaiki tangga dengan berhati-hati untuk berjaga-jaga, ia tidak ingin terjadi hal buruk pada dirinya, Arka, juga bayinya.

Alexa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang