33. Hari Pertama Bekerja

309 12 0
                                    

 
Sean bertanya pada Alexa maksud dari perkataannya yang mengatakan bahwa ia adalah CEO yang aneh dan berbeda, namun Alexa hanya tersenyum membalasnya.

"Lo tanya maksud perkataan gue apa, yakin?" ucap Alexa dan dibalas anggukan oleh Sean.

"Yaa maksud gue lo emang CEO yang aneh dan berbeda dari CEO yang lain, jika CEO yang lain bersikap formal, tegas, lagi bijaksana saat di kantor, maka lo berbeda. Lo malah bersikap tegas, formal, dan bijak hanya kepada orang-orang tertentu, tetapi pada sekretaris dan karyawan yang baik lo malah menunjukkan sikap aneh lo yang ya ... lo taulah maksud perkataan gue ini," terang Alexa membuat Sean semakin bingung.

Melihat kebingungan Sean akan ucapannya itu, Alexa lantas menyuruh Sean melupakannya dan fokus pada pekerjaan serta semua berkas penting itu. Dengan separuh hati, Alexa menerima jabatan yang Sean berikan padanya tanpa sebuah interview atau seleksi terlebih dulu. Akan tetapi, ia bertekad akan berusaha semaksimal mungkin mengemban tugasnya tanpa memedulikan cemooh juga hinaan semua karyawan mengenai dirinya itu.

Tok ... tok ... tok ....

Suara ketukan pintu mengejutkan Sean dan Alexa yang sibuk dengan berkas serta pekerjaan mereka, Sean menyuruh karyawan yang mengetuk pintu itu masuk ke dalam ruangannya.

"Masuk!"

Karyawan tersebut masuk dan melangkahkan kakinya mendekati Sean yang masih saja sibuk dengan berkas tanpa melihat siapa yang datang ke ruangannya. Karyawan tersebut berhenti sejenak di depan Alexa dan menatap Alexa tajam dan aura kebencian yang sangat kentara, Alexa hanya terdiam menanggapi tatapan tersebut tanpa mau peduli.

Kesal dengan kecuekan Alexa yang terkesan sangat sombong itu, karyawan yang ber-name tag Melani langsung berjalan cepat menuju meja kerja Sean. Saat sampai di hadapan Sean, ia tak langsung mengemukakan tujuannya melainkan menarik perhatian Sean terlebih dahulu.

Ia melakukan hal yang mencoba untuk menggoda Sean di hadapan Alexa, entah mengapa hal itu membuat Alexa kesal hingga wanita hamil itu langsung menghentikan aksi Melani dengan mengatakan hal yang berhasil mengusir karyawan tersebut.

"Bapak Sean, sepuluh menit lagi kita ada meeting penting di cafe seberang. Dan kliyen kita mengatakan bahwa lima menit lagi ia sampai, apakah kita akan ke sana sekarang?" tanya Alexa menatap sinis Melani yang sudah mendengus kesal.

"Begitukah? Baiklah jika begitu, kita pergi ke sana sekarang, Sandra!" tandas Sean menatap Alexa dalam.

Gugup!

Satu hal yang dirasakan Alexa saat Sean menatapnya dengan sangat dalam, Alexa merasa bahwa pemasukan oksigen di sekitarnya menipis seketika.

"E ... em ... ba ... baik Pak, sa ... saya akan me ... menyiapkan berkas yang diperlukan. Permisi Pak," gugup Alexa kemudian ia pergi dari hadapan Sean dengan perlahan namun terburu-buru.

'Duh, kok gue bisa gugup siih! Ada apa sama gue dan jantung gue? Kenapa gue bisa gugup hanya karena ditatap begitu dalam oleh Sean, dan kenapa juga ni jantung kaya yang habis lari marathon? Nyebelin banget dah ah!' gerutu Alexa dalam batinnya.

"Nona Melani, apakah anda tidak mendengar apa yang Sandra katakan? Hari ini saya ada meeting penting, bisakah anda tidak menggoda saya setiap hari? Saya muak dengan tingkah laku anda yang semakin saya diamkan, anda semakin semangat untuk menggoda saya! Jika anda memang ingin menggoda pria, maka seharusnya anda tidak bekerja di sini melainkan di club malam!" cerca Sean tanpa sadar menyakiti hati Melani.

Dan hal itu membuat Alexa terkejut akan ucapan yang Sean katakan pada Melani, ia kira Sean hanya akan mengatakan hal yang lembut tanpa menyakiti hati Melani dan membuat Melani pergi dari sana dengan berurai air mata.

Alexa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang