18. Korban Ngidam Alexa

720 20 0
                                    

"Bagaimana jika Arka tidak mau bertanggung jawab Papi?" tanya Alexa setelah merasa tenang.

"Kalau dia tidak mau bertanggung jawab, maka kita akan melaporkannya pada pihak yang berwajib Naira. Jadi kamu jangan khawatir!" Bukan Rio yang menjawab, melainkan seorang pria paruh baya yang baru saja sampai di kediaman Keluarga Anderson. Dia adalah ....

"O ... Opa Fred?" Alexa terkejut setelah melihat siapa yang datang. Dia adalah Fred, lebih tepatnya Freddy Anderson. Ia adalah ayah Rio yang datang bersama dengan istrinya Sarah, Ria, Roy—suami Ria—, dan Arlan putra Ria sekaligus sepupu Alexa dan Alexander.

Mereka semua datang dengan bersama-sama setelah mendapat kabar dari Ria bahwa Alexa, putri satu-satunya di Keluarga Anderson tengah hamil karena jebakan dari Arka. Sebelum mengatakan semuanya pada keluarga besar Anderson, Ria meminta izin terlebih dulu pada Alexa dan langsung disetujui oleh Alexa.

"Nggak, Opa! Alexa gak mau Arka di penjara nantinya ... Alexa gak mau ayah dari anak yang Alexa kandung masuk penjara ... Alexa gak mau, Opa ... gamau ..., " Alexa kembali menangis tersedu.

Ia tidak ingin orang yang dicintainya, ayah dari anak kandungnya masuk penjara, Alexa tidak mau! Walaupun ia benci pada Arka, tetapi ia tidak akan setega itu melaporkan Arka pada pihak yang berwajib.

"Mengapa tidak, Naira? Dia pantas mendapatkan hukuman itu, dia pantas di penjara setelah apa yang ia perbuat padamu baby girl. Apa alasan kamu menolak usulan Opa? Apa kau mencintai pria brengsek, itu?" tanya Arlan tepat sasaran.

Alexa hanya terdiam di tempat, Arlan mengerti sekarang bahwa adik kesayangannya itu sudah mencintai Arka. Arlan menghela nafas panjang, ia tidak tau harus seperti apa lagi sekarang.

"Un ... untuk masalah Arka, biar Alexa yang urus semuanya. Kalian tenang aja, kalau Arka mau tanggung jawab ya alhamdulillah ... tetapi kalau Arka gak mau tanggung jawab yaudah ... Alexa akan membesarkan anak ini sendirian tanpa bantuan Arka," tutur Alexa sambil mengelus perutnya dengan lembut.

"Tapi Naira–"

"Sudahlah Yah, biarin aja. Ayah tau sendiri gimana Naira, keputusan yang ia ambil itu pasti sudah Naira pikirkan dengan matang. Rio yakin kalau itu adalah keputusan yang terbaik untuk Naira juga bayinya," sela Rio memotong ucapan Fred.

"Yaudah. Apa pun yang Naira putuskan, Papi dan Mami akan selalu mendukung dan selalu berada di samping kamu. Kamu tenang aja ya," lanjut Rio tersenyum dan mengelus rambut panjang Alexa dengan lembut.

"Rio, Sera, Ayah heran sama kalian, kenapa kalian menyuruh anak-anak kalian memanggil kalian dengan sebutan Mami dan Papi? Bukankah keluarga kita adalah keluarga yang sangat menjunjung nilai ke-Islaman? Mengapa tidak kalian suruh saja mereka memanggil dengan sebutan Ayah-Ibu, Ayah-Bunda, Ummah-Abah, Ummi-Abi dan lainnya yang menunjukkan nilai-nilai ke-Islaman?" heran Fred.

Padahal, Keluarga Anderson adalah keluarga yang sangat menjunjung tinggi nilai ke-Islamannya, tetapi mengapa panggilannya Mami dan Papi?

"Ayah, sudah berapa kali Rio bilang, panggilan Mami-Papi adalah panggilan yang Rio inginkan sejak awal nikah agar berbeda dari keluarga kita. Jadi Ayah harus mengerti itu!" cetus Rio.

"Nyesel Ayah kirim kamu belajar di Belgia, kamu jadi terikut cara-cara mereka. Ck," decak Fred.

"Sudahlah suamiku, biarkan saja mereka ingin membuat panggilan seperti apa. Asalkan ajaran yang mereka ajarkan pada anaknya tidak melenceng dari ajaran Islam," terang Sarah menenangkan suaminya.

"Ck,  baiklah. Terserah pada kalian," lesu Fred.

Setelah itu, mereka semua bercanda ria untuk melepaskan rindu karena selama beberapa bulan ini tidak bertemu, mereka semua memang memiliki banyak kesibukan yang membuat mereka jarang bertemu.

Alexa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang