29. Bertengkar Kembali

379 11 0
                                    

Setelah pergi dari hadapan Sean dan Alena, Alexa tidak langsung kembali ke mansion miliknya. Namun, ia masih menikmati hembusan angin yang menerpa wajah cantiknya dan tamparan ombak yang membasahi telapak kakinya yang tak beralaskan apa pun, sampai suara seseorang yang tak asing di telinganya terdengar meneriaki namanya.

"Alexa!"

Panggilan itu membuat wanita hamil yang berada di pinggir pantai itu menoleh dan terkejut melihat siapa yang memanggilnya, dia adalah Rika Setiawati. Guru BK yang pernah ia ajak kerja sama untuk memberikan pelajaran pada Alex saat upacara satu bulan yang lalu.

"Bu ... Bu Rika?" kejutnya.

Mengetahui bahwa tebakannya tidak salah, Rika langsung berlari ke arah Alexa dan memeluk murid kesayangannya dengan sangat erat yang pastinya dibalas tak kalah erat oleh Alexa.

Walaupun Rika sering sekali memarahinya di kala ia bersalah saat sekolah dulu, tetapi jika boleh jujur Alexa sangat menyayangi Rika seperti ibu keduanya setelah sang mami. Karena Alexa selalu mengingat bahwa Rika adalah ibu keduanya di sekolah setelah orang tua, itulah yang keluarganya katakan saat ia pertama kali masuk sekolah.

"Alexa ... Ibu gak nyangka bisa bertemu dengan kamu di sini, kamu apa kabar Nak?" seru Rika setelah puas memeluk Alexa.

"Alhamdulillah Alexa baik Bu, Ibu gimana kabarnya?" balas Alexa balik bertanya sembari tersenyum.

"Seperti yang kamu lihat, Ibu baik-baik saja."

"Alexa ... Ibu turut prihatin atas apa yang menimpa kamu ya, Nak. Ibu gak nyangka kalau Arka akan sebrengsek itu," kata Rika sembari menggenggam tangan Alexa lembut.

"Eh ... Ibu udah .... "

"Iya Alexa, Ibu dan seluruh warga sekolah sudah tau semuanya. Kamu yang sabar ya Nak, setiap ujian pasti ada hikmahnya dan setiap masalah pasti ada jalan keluarnya."

"I ... Ibu tau dari siapa mengenai kehamilan dan kejadian yang menimpa Alexa ini?" gugup Alexa setelah mendengar pernyataan yang Rika ucapkan.

"Semuanya sudah mengetahui masalah kehamilanmu dengan Arka ini Alexa, awalnya kami memang sangat kecewa padamu yang rela memberikan harta berhargamu pada pria yang bukan mahrammu. Akan tetapi, Alex dan Arlan datang kemudian menjelaskan semua kebenaran yang terjadi antara kau dan Arka, kami semua merasa bersalah karena telah menuduhmu yang tidak-tidak Alexa. Maafkan Kami," ungkap Rika menyesal.

"Pasti Safara yang menyebarkan berita kehamilanku ini, iya 'kan Bu?" tebak Alexa tepat sasaran karena Rika dengan cepat membalas dengan anggukan kepala.

"Dia sudah salah paham mengenai hal ini Bu, dia mengira bahwa Alexa–lah yang bersalah dalam hal ini. Padahal, kenyataannya Al ... Alexa hanyalah korban kebrengsekan Arka yang gila akan harta, Al ... Alexa gak tau lagi harus bersikap seperti a ... apa, Al ... Alexa udah hancur Bu. Hidup Alexa, masa depan, cita-cita serta impian Alexa semuanya hancur karena cowok brengsek itu. Alexa gak sanggup untuk hidup dengan keadaan terhina seperti ini, Bu ... Alexa gak sanggup lagi ..., " lirih Alexa sesenggukan.

Rika yang melihat kesedihan Alexa yang mendalam itu langsung mendekapnya dengan dekapan hangat bak seorang ibu yang menenangkan putri kandungnya sendiri. Dan Alexa nyaman berada di dekapan gurunya, ia menumpahkan seluruh kesedihannya dalam dekapan Rika yang nyaman lagi menenangkan.

Ia tidak peduli jika harus menunjukkan sisi kerapuhannya di hadapan orang lain, yang ia butuhkan saat ini hanyalah dekapan hangat dan sebuah sandaran untuk menenangkan hati juga pikirannya.

Alena yang baru saja sampai di hadapan Alexa dan Rika langsung mengatur nafasnya dan bertanya pada kedua wanita berbeda usia di hadapannya dengan wajah bingung.

"Kak Alexa kenapa nangis? Dan apakah kalian saling kenal?" tanyanya membuat dua wanita di hadapannya menghentikan pembicaraan dan menghapus air mata mereka.

"Alexa nggak papa kok Sayang. Ah, yaa dan Alexa ini murid Ummi di SMA Negeri 2 Jakarta tempat Ummi kerja dulu," tutur Rika tersenyum dan menatap teduh Alexa setelah melepaskan pelukannya pada sang murid karena terkejut.

Alexa yang mendengar penuturan Rika membulatkan matanya terkejut, lantas ia mengutarakan sesuatu pada Rika yang tiba-tiba saja muncul di benaknya dan harus ia ucapkan agar tidak kepikiran saat di mansion nantinya.

"Eh tunggu, Ummi? Itu artinya Alena anak Ibu, dong?"

"Iya Alexa, dia ini anak kedua Ibu namanya Alena Emely Erickson."

"Jadi, Arkan Sean Erickson yang pernah Ibu ceritakan pada Alexa adalah cowok tengil nan menyebalkan itu?" pekik Alexa menunjuk pada laki-laki yang baru saja sampai di sana.

Laki-laki itu adalah Sean, dia sangat terkejut mendengar pekikan Alexa yang tiba-tiba saja menunjuk ke arahnya berdiri.

"Iya Sayang, dia adalah putra pertama Ibu yang dua minggu lalu Ibu ceritakan padamu. Eh tapi tunggu, cowok tengil? Maksud kamu apa Alexa? Apakah kalian sudah saling mengenal sebelumnya?" ujar Rika mengernyitkan dahinya.

"Maaf sebelumnya Bu Rika, dia itu cowok tengil yang sudah menghancurkan hari pertama saya di London ini, Bu! Dia udah hancurin rencana yang sudah saya susun dengan sangat baik sebelum saya pergi ke pantai yang indah ini, Bu!" adu Alexa menatap kesal Sean.

Sean yang dituduh seperti itu oleh Alexa pun tak terima dan membalas ucapan Alexa tak kalah kesal, enak saja dia baru sampai sudah dituduh yang tidak-tidak. Ini tidak bisa dibiarkan, tidak bisa!

"Enak aja lo nuduh gue yang nggak-nggak di hadapan nyokap gue! Asal lo tau ya, gue tuh gak hancurin hari pertama lo di negara ini. Lo nya aja yang cari gara-gara sama gue," tampik Sean tak kalah kesal.

"Apaan gue cari gara-gara sama lo! Gue tadi cuma nyuruh lo minta maaf sama gue, tapi apa yang lo lakuin? Lo malah nyolot dan gak mau minta maaf sama gue, kalau gue jatuh terus terjadi apa-apa sama anak-anak gue lo mau tanggung jawab? Nggak kan? Jadi wajar dong, kalau gue nyuruh lo minta maaf atas kesalahan lo yang tabrak gue!" sarkas Alexa.

Alena dan Rika yang melihat perdebatan dua sejoli itu hanya menggelengkan kepala tak habis pikir, bagaimana bisa mereka bertengkar di tempat umum seperti ini. Mereka saja yang berada di sekitar dua sejoli itu langsung sedikit memundurkan langkah menjauhi keduanya karena malu, bagaimana tidak malu? Hampir semua pengunjung pantai menyaksikan pertengkaran keduanya bak sebuah tontonan gratis di sebuah bioskop ternama. Sungguh memalukan!

"Huft ... bertengkar kembali," Alena menghela napas panjang membuat Rika menatapnya dengan tatapan bingung.

"Bertengkar kembali? Maksud kamu apa Alena Sayang?"

"Iya, Ummi. Tadi itu pas Ummi nyuruh Alena manggil Abang, Alena liat Abang lagi tengkar di bangku sebuah kedai sama Kak Sandra, Ummi. Alena berhasil menunda pertengkaran mereka tadi, tapi itu hanya berlaku sesaat karena setelahnya mereka kembali bertengkar. Alena kan jadi kesel," adu Alena memajukan bibirnya kesal.

"Ummi kayanya punya rencana deh, untuk mereka berdua. Kamu sepemikiran sama Ummi, kan Alena?" ucap Rika tersenyum misterius.

"Alena tau apa yang ada di pikiran Ummi saat ini, dan Alena yakin itu adalah keputusan terbaik untuk mereka semua. Kapan kita mulai rencana itu Ummi?"

"Kita lihat saja nanti! Sekarang Ummi mau mengurus mereka berdua yang tidak ada lelahnya bertengkar seperti kucing dan tikus itu," pungkas Rika dan pergi menghampiri Alexa dan Sean yang masih saja bertengkar.
 
 
 


To be continue?

Alexa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang