26. Abang Gak Ada Akhlak!

403 17 0
                                    

Ucapan Sean terpotong oleh suara dering ponsel Alexa, lalu Alexa terlebih dahulu dan memarahi si penelepon tanpa melihat nama kontak dan layar ponselnya terlebih dahulu.

"Halo, ini siapa sih? Ganggu tau nggak, sih!" sarkas Alexa.

Assalamualaikum Dek. Kamu kok ngomong gitu sih, sama Abang? Gak suka Abang telepon? Salam Alex membuat Alexa melihat handphone-nya.

Tampak Alex dan Arlan di layar dengan dahi yang mengerut heran, Alexa langsung cengar-cengir sendiri membuat wajahnya terlihat sangat imut dengan dua lesung pipi yang kentara saat ia tersenyum seperti itu.

"Hehehe ... maaf Bang. Alexa gak tau kalau kalian yang telefon tadi, kalau tau itu kalian, maka Alexa gak akan kaya gitu."

Ck kamu kenapa sih? Bukannya salam malah marah-marah sendiri, heran Arlan.

“Habis Alexa kesel Bang …, ” tukas Alexa.

Kesel kenapa, hm? Sini cerita sama kita berdua, sahut Alex lembut.

"Masa tadi ada cowok nyebelin tabrak Alexa terus gak minta maaf, lagi. Kan Alexa jadi kesel," adunya mengerucutkan bibir sebal hingga Sean yang memperhatikan pembicaraan mereka menjadi gemas sendiri dibuatnya.

Waah parah tu cowok! Siapa cowok itu? Sini bilang sama Abang, biar Abang gibeng dia. Enak aja bikin kesel Naira kesayangan Abang! balas Arlan sok marah.

"Itu cowok nyebelinnya!" tunjuk Alexa pada Sean yang masih terpesona dengan sifat dan tingkah manja Alexa.

Eh … kok ada lo di sana Ar? tanya Arlan pada Sean.

"Iya nih. Gue kejebak di sini sama cewek gila!" ejek Sean di Alexa.

"Heh! Siapa yang lo maksud gila, ha? Maju sini lo kalau mau gue lebarin bibir lemes lo itu!" marah Alexa melotot pada Sean.

"Tuh kan, Lan. Dia tuh gila! Masa dia mau lebarin bibir gue kaya joker?" adu Sean seperti anak mama.

"Kalian saling kenal?" Alexa bertanya sambil mengernyitkan dahinya bingung.

Iyalah, Naira. Kita tuh sekelas pas SMP dulu, jadi ya ... Abang kenal sama dia. Ya gak Ar? jawab Arlan meminta persetujuan Sean.

"Ar? Kok namanya kaya ...," Alexa langsung menundukkan kepalanya sedih. Arlan yang melihat adik kesayangannya sedih langsung memberitahukan nama panjang Sean, tetapi ucapannya dipotong begitu saja oleh si pemilik nama.

Nama dia it ....

"Udah deh Lan, lo gak perlu kasih tau nama gue sama cewek gila ini. Gak akan berguna juga," potong Sean santai.

Oke-oke. Gue gak akan bilang nama lo sama Naira, patuh Arlan mengangkat tangan seperti patuh yang pasrah saat basah.

"Iiih ... kok abang jadi nyebelin kaya cowok stres dan tengil ini juga sih ..., " rengek Alexa.

Sean semakin gemas dan semakin ingin menggoda Alexa, baru kali ini ia merasa ingin dekat dengan seorang wanita. Jujur, Sean adalah tipe pria yang pemilih jika ingin berdekatan dengan wanita di masa-masa sulit, tetapi untuk dekat dengan Alexa pasti akan sangat susah dan perjuangan. Karena apa?

Karena menurut pandangannya, Alexa adalah wanita dengan pendirian yang sangat tangguh, tidak mudah luluh, dan sangat pemilih. Sean hanya ingin mendapatkan wanita yang baik akhlak dan agamanya lagi sifat serta tutur katanya, semua itu ia dapatkan semua sifat wanita idamannya dalam diri Alexa. Akan tetapi, untuk dekat dengan Alexa tanpa hubungan seperti itu tidaklah mungkin, karena ia dan Alexa bukan mahram. lagi pula ia masih belum.tau Alexa telah menjadi istri orang atau belum, ia harus mencaritau terlebih dahulu sebelum bertindak, dan ia tidak ingin menambah dosa!

Dek, kamu kok bisa sama Sean? Kalian udah kenal? Ucapan Alex menyadarkan Sean dari lamunannya.

"Apaan kenal! Alexa aja gak tau dia siapa. Tiba-tiba aja ketemu dan bikin tingkat kekesalan Alexa sampai ubun-ubun," cibir Alexa.

Eh. Ngomong-ngomong kalian cocok tauk, yang nggak Bang? goda Alex membuat pipi Alexa merah padam seketika.

Eits ... bukan merah padam karena tersipu malu, bukan! Tetapi merah padam menahan marah dan kekesalan yang sudah sembilan puluh sembilan persen, artinya akan segera meledak dari dirinya jika saja Alex atau siapa pun menggoda dirinya kembali.

Bener apa kata kamu Alex, mereka berdua cocok kalau jadi pasangan! Duh, jadi gemas deh ah. Tawa Arlan dan Alex pecah setelah melihat raut wajah dua orang yang sedang mereka goda, yang bikin mereka semakin terbahak adalah wajah kesal Alexa yang sudah mencapai batasnya dan siap untuk diledakkan.

"Dasar Abang gak ada akhlak, Abang gila, dan Abang yang nyebelin! Mati kalian, mati!" maki Alexa dengan napas yang naik-turun.

Eh, gak boleh mengumpat! Entar pikiran keponakan kembar kita ternodai, peringat Alex dengan tawanya yang semakin keras.

"Bodo amat, Alexa gak peduli! Enyahlah kalian berdua, dasar jomblo!" keluarlah sudah ejekan Alexa yang sungguh meresahkan bagi Alex dan Arlan.

Bagaimana tidak meresahkan, Alexa selalu memaki mereka dengan kata-kata jomblo jika sedang kesal seperti ini. Padahal Alexa sendiri juga jomblo, mengapa mereka tetap tertohok dengan makian sang adik yang sangat ceplas-ceplos.

Yee ngaca bund, ngaca! Sendirinya juga jomblo tuh, sindir Arlan.

"Sekarang saya emang jomblo Mas, tapi suatu saat nanti saya akan menemukan seorang tambatan hati. Ingat itu!" Cetus Alexa menggunakan bahasa formalnya, Sean terkejut saat menyadari bahwa Alexa sedang hamil tanpa adanya pernikahan, itu artinya satu hal yang ingin dia selidiki telah terjawab.

Namun, ia tidak membenci Alexa karena kekurangannya, malahan ia bertekad dalam hati bahwa ia dipertemukan dengan Alexa untuk melengkapi kekurangan Alexa saat ini. Dan ia berharap untuk mewujudkan keinginan kuatnya agar bisa menjadikan Alexa kekasih halalnya, karena Sean sudah mulai menyukai Alexa. Ah, tidak! Sean sudah mencintai Alexa sejak awal pertemuan mereka tadi, dan ia ingin menjadikan Alexa tambatan hati.

Eh, tapi bener lho Dek. Kalian itu cocok, sama-sama keras kepala, sama-sama nyebelin, dan sama-sama petakilan, komplit plus serasi deh pokoknya. Percaya sama kita!

Abang restui deh pokoknya hubungan kalian berdua. Tapi jangan pacaran juga ya, langsung nikah aja biar enak. Ya nggak, Lex? sambung Arlan.

Yoi Bang Arlan.

"Mami ... kedua Abang Alexa udah gila! Tolong bawa ke rumah sakit jiwa sekarang juga!" pekik Alexa.

Enak aja gila, kita gak gila tauk! sanggah Alex.

Saat Arlan akan menjawab ucapan Alexa, terdengar suara ketukan pintu yang membuat ia mengurungkan niatnya untuk membalas ucapan adiknya yang tidak ada akhlak itu.

Tok ... tok ... tok ....

Maaf mengganggu waktu kalian berdua Den Arlan, Den Alex. Saya hanya ingin mengatakan sesuatu, tutur seorang wanita paruh baya menundukkan kalian.

Eh iya, nggak papa kok Mbok Ina. Ada apa? ujar Alex tersenyum manis semanis gula.

Saya hanya ingin mengatakan bahwa ada den Aldi di lantai bawah, Den. Dan dia ingin bertemu dengan kalian berdua, ucapnya sopan.

"Abang, kalian masih suka ketemu sama Aldi?" sela Alexa.

Eh, nggak kok Dek. Kita gak pernah ketemu atau nongkrong sama dia sejak kejadian itu terjadi, lagian kita ketemu saat ada kerjaan dari sekolah kok, gak lebih! jawab Alex cepat.

"Owh gitu. Alexa gak larang kalian main sama dia atau yang lainnya kok, cuma Alexa ingatkan kalian jangan sampai terbawa pengaruh buruk mereka. Itu aja kok, nggak lebih. Jadi kalian bebas mau nongkrong sama siapa aja," cetus Alexa tersenyum tipis.

Aldi sama siapa ke sini Mbok? tanya Arlan.
Dia sama den Arka dan yang lainnya.

"Ar ... Arka?"
 
 
 
 
 
 
 

To be continue?

Alexa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang