40. Welcome in The World, Triples!

2.2K 36 3
                                    

Sesampainya di rumah sakit, Sean langsung membawa Alexa ke ruang bersalin bersama dengan suster serta Keluarga Erickson dan Keluarga Anderson yang sudah datang setelah Alena menelepon mereka.

Kebetulan seluruh keluarga Alexa sudah datang sejak dua hari yang lalu tanpa memberi kabar pada Alexa maupun Sean, selama di London Keluarga Anderson tinggal di mansion besar milik Harry.

Sean terlihat sangatlah bingung, ia bingung apa yang harus ia lakukan untuk menenangkan sang istri yang kini telah menangis tersedu-sedu sembari menyebut namanya berkali-kali.

Sean juga merasa panik dan frustrasi karena ia tak bisa melakukan apa pun yang bisa meredakan rasa sakit yang dialami oleh Alexa saat ini.

"Se ... Sean ... sak ... sakit ... Aku nggak kuat ... Sean ... bantulah a ... aku ... sak ... sakit ... sakit Sean, sakit ..., " raung Alexa saat sampai di depan pintu ruang bersalin.

"Ap ... apa yang harus kulakukan sweetyheart? A ... aku bingung harus bagaimana ..., " lirih Sean ikut menangis terisak sambil menggenggam erat tangan Alexa.

"Tuan Sean, sebaiknya anda berada di dalam untuk menemani istri anda melahirkan!" seru seorang suster yang akan menemani Ria mengurus proses persalinan Alexa.

Deg!

"Benar Sean! Kamu harus tetap berada di dalam sampai proses persalinan selesai nanti," imbuh Ria.

"Ta ... tapi Sean takut dengan darah Tante," gumam Sean menundukkan kepalanya.

"Benar, Tante! Bang Sean paling takut sama yang namanya darah," celetuk Alena membenarkan ucapan sang abang.

"Gimana kalau Alex aja yang temenin?" sela Alex.

"Gak usah Lex, biar gue aja yang nemenin Sandra lahiran!" tukas Sean mencoba untuk melawan ketakutan serta phobia-nya pada darah demi anak-anaknya.

"Tap ... Tapi Sean .... "

"Udah, gak papa. Biar gue aja!" putus Sean.

"Ayo Tante, Sean siap jaga dan temenin Alexa di dalam sampai proses persalinannya selesai."

"Sean yakin?"

"Sean yakin, Mami! Demi anak-anak Sean, maka Sean akan berusaha melawan phobia Sean. Sean usahakan," tekad Sean bulat membuat Sera, Rio, Rika, Azzam, dan yang lainnya tersenyum bahagia.

Kemudian, Sean masuk ke dalam untuk menemani sang istri menjalankan proses persalinan, ia berharap dapat melawan dan menghapus phobia nya akan darah setelah menemani Alexa melahirkan. Ria dan suster mulai menyiapkan seluruh peralatan yang diperlukan untuk proses persalinan Alexa, Sean terus saja mengusap pucuk kepala sang istri dengan lembut dan berharap bahwa hal itu bisa meredakan rasa sakit yang dirasakan Alexa.

"Sean ... pe ... perut aku sakit ... ak ... aku udah ng ... nggak kuat ..., " ringis Alexa berurai air mata.

"Iy ... iya Sayang, tenanglah! Kau harus kuat dan bertahan demi anak-anak kita ... kuat ya Sayang, kumohon kuatlah demi mereka .... "

"Tante ... apakah Sandra bisa melahirkan tanpa terus merasakan sakit yang luar biasa seperti ini? Maksudku bisakah dia melahirkan dengan cepat tanpa berlama-lama lagi, bisakah?" lirih Sean tak kuasa menahan tangisnya. Ia tak kuat melihat istrinya yang terus saja meraung kesakitan seperti itu, ia hanya ingin proses persalinan itu selesai dan Alexa tak akan merasakan sakit lagi.

"Ada dua cara untuk melakukan proses persalinan, Sean. Proses pertama yaitu melahirkan secara normal, dan kedua dengan cara operasi caesar. Namun, it .... "

"Bisakah Sandra melahirkan secara operasi, Tante?" potong Sean.

"Namun, melakukan operasi tidaklah sembarangan, Sean."

Alexa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang