7. Kesempatan Membatalkan Janji

397 13 0
                                    

Pertengkaran keduanya masih berlanjut, saat Alexa terus berlari dari kejaran sang abang ia menabrak dada bidang seseorang yang membuatnya hampir saja terjatuh.

Brakk!
Aww ....

'Eh, kok badan Eca gak sakit ya?' tanya Alexa dalam batin dan mulai membuka matanya.

Sadar bahwa yang ia tabrak dan menangkap tubuhnya adalah Arka, Alexa langsung terkesiap dan menyeimbangkan tubuh mungilnya.

"Maaf Arka, Eca gak liat pas lari tadi. Dan terima kasih udah bantu Eca biar gak jatuh tadi," ucapnya sedikit menundukkan pandangannya dari tatapan tajam Arka.

"Iya. Lain kali hati-hati," balas Arka dengan nada sedikit dingin dan wajah datarnya.

"Ecaa!!" panggil Alex dari kejauhan. Saat ia sampai di tempat Alexa dan Arka berada, ia mengatur nafasnya yang tidak teratur karena berlari.

"Huh ... huh ... Eca kamu tega sama Abang. Kamu bikin Abang capek karena ngejer kamu tau nggak sih," keluh Alex yang masih belum menyadari keberadaan Arka di samping Alexa.

"Siapa yang suruh Abang ngejer Eca? Eca kan gak suruh," tukas Alexa bersedekap dada.

"Yaa gak ada sih." Menggaruk tengkuk, hanya itu yang bisa dilakukan oleh Alex.

"Yaudah. Ngapain ngejer Eca? Liat, gara-gara Abang Eca jadi hampir jatuh tadi! Untung aja ada Arka yang nolong Eca, coba kalau gak ada? Eca udah jatuh ke lantai dengan tidak cantiknya!" tuduh Alexa membuat Alex melongo.

Bagaimana tidak? Alexa yang salah karena berlari setelah berteriak tepat di telinga Alex dan ia hampir jatuh juga karena kesalahannya, dan bukan karena kesalahan Alex!

"Yang tadi lari-lari siapa? kamu, 'kan? Yaudah berarti itu salah kamu dong Eca, bukan salah Abang!" cetus Alex.

"Ya salah Abang dong! Selama ini itu kalau ada apa-apa sama Eca pastinya Abang yang salah dan Eca selalu benar! Itu udah hukum dari Alexa sejak kecil!" seloroh Alexa dan mulailah pertengkaran twins itu.

Sedangkan Arka? Ia hanya menyimak pertengkaran twins di hadapannya itu dan sesekali ia tersenyum tipis melihat wajah kesal Alexa. Tak lama kemudian Alex menghentikan pertengkaran mereka dengan mengabaikan ucapan Alexa dan menghampiri Arka.

"Abang tau gak sih, mami selalu bilang kalau perempuan itu selalu benar dan laki-laki selalu salah. Maka dari itu, kejadian di mana Eca jatuh tadi adalah kesalahan Abang yang ganggu kegiatan Eca di kelas tadi!" seru Alexa yang diabaikan oleh Alex.

Hal itu membuat Alexa mendengus kesal akan tingkah abangnya yang mengabaikan ucapannya beberapa detik lalu. Saat Alex sampai di hadapan Arka, ia menatap tajam sahabatnya dan berkata.

"Terima kasih udah nolongin Adek gue tadi. Tapi jangan harap kalau gue akan izinin lo bawa Adek gue jalan sore nanti Arka!" ketusnya.

"Gue tau lo nanti sore mau ngajak Alexa jalan dengan embel-embel mau membelikan Alexa boneka teddy bear kesukaannya, tapi camkan satu hal ini, Arka! Gue gak akan biarin lo ngerusak masa depan Alexa hanya karena obsesi lo akan mobil dan motor sport gak guna punya lo itu!" tekan Alex dan membawa Alexa yang masih kesal pergi dari sana, ucapan Arka selanjutnya menghentikan langkah Alex.

"Gue gak akan pernah jadiin Alexa sebagai alat untuk memenuhi koleksi kendaraan sport gue, gue gak akan pernah mau hancurin masa depan Alexa. Orang yang gue suka dan cintai!" Pengakuan Arka membuat Alex terkejut.

"Gue akan izinin lo jalan sama Alexa kalau nyokap dan bokap gue izinin lo bawa dia keluar."

Setelah mengatakan hal itu, Alex melanjutkan langkahnya membawa Alexa pergi ke kelasnya karena ia tidak ingin Alexa berlama-lama dengan Arka nantinya. Alexa hanya terdiam saat Alex mengajaknya pergi dari sana, karena ia masih bingung dengan kata-kata bahwa Arka mencintainya. Apa itu cinta?

***
Saat pulang sekolah Alexa langsung masuk ke kamarnya setelah sampai di rumah, karena ada hal yang perlu ia cari di Google setelah mendengar percakapan antara Alex dan Arka di sekolah tadi. Setelah berganti pakaian, Alexa mengambil handphone kesayangannya dan mencari arti dari cinta yang diucapkan oleh Arka.

"Ok Google. Eca mau nanya dong, apa itu cinta?" tanya Alexa pada Google menggunakan penelusuran suara karena ia malas mengetik.

"Ini adalah film yang berjudul apa itu cinta," balas Google membuat Alexa heran.

"Kok malah film sih. Eca kan tanya artinya cinta, ck Google gak pinter deh kayanya!"

"Ini adalah nama beberapa orang pintar di dunia," balas Google itu membuat Alexa semakin jengkel.

"Ck Google ogeb banget sih. Fara bilang kamu pinter, tapi apa? Pinteran Eca daripada kamu Google," omel Alexa pada sang Google dan melempar handphone-nya di kasur. Kemudian ia keluar dari kamar untuk menemui sang mami yang mungkin baru selesai menyiapkan makan siang.

"Mamii!" teriak Alexa berlari dari tangga atas.

"Ada apa Eca Sayang?" tanya Sera dari ruang keluarga.

"Mami tau arti cinta gak?" ucap Alexa balik bertanya setelah ia tiduran di pangkuan sang mami.

"Anak Mami udah besar, ya? Cinta itu sebuah perasaan sayang pada seseorang," sahut Sera sembari mengelus surai panjang Alexa dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Maksud Mami apa?"
"Maksud Mami, saat kita berada di samping lawan jenis ... kita merasa aman, damai, bahagia, dan detak jantung kita berdetak dua kali lebih cepat dari biasanya. Dan arti cinta yang sebenarnya adalah suatu perasaan di mana seseorang rela berkorban untuk orang yang dia cintai. Apakah Eca ngerasain hal yang Mami jelaskan tadi?" ujar Sera.

"Nggak. Eca nanya aja kok, soalnya tadi pas bang Alex dan Arka bicara Eca sempet denger kalau Arka itu cinta sama Eca dan itu alasan dia mau ngajak Eca jalan nanti sore," jelas Alexa membuat sang mami menganggukkan paham.

Alexa menjelaskan secara rinci dan detail kejadian di mana Arka mengajaknya bertemu hingga saat di mana pembicaraan antara Alex dan Arka yang terdapat bumbu permusuhan antara keduanya bagi Alexa, jika dilihat dari tatapan tajam Alex pada Arka yang tidak seperti biasanya. Sera mendengarkan dengan saksama cerita dari putrinya itu, bisa Sera simpulkan bahwa saat ini terjadi masalah dalam hubungan persahabatan antara Alex dan Arka yang pastinya melibatkan Alexa.

"Eca, nanti sore oma dan opa ngajak kita berkunjung ke sana karena mereka kangen sama kamu juga abang kamu. Jadi kamu gak bisa jalan sama Arka nanti sore," ucapan Sera membuat mata Alexa berbinar bahagia.

'Berarti ini kesempatan Eca buat batalin perjanjian antara Eca dan Arka nanti sore. Yes! Terima kasih Ya Allah, karena udah mau ngasih jalan keluar buat kegelisahan Eca tadi,' girang Alexa dalam batin.

"Beneran, Mami? Yaudah, kalau gitu Eca telefon Fara dulu buat batalin jalannya nanti sore. Pay Mami ... terima kasih," kata Alexa kemudian mengecup sayang pipi sang Mami dan berlari ke kamarnya untuk mengabari Safara.

Saat di dalam kamar, Alexa mengambil handphone-nya dan langsung mencari kontak Safara dan menghubunginya. Tak butuh waktu lama, Safara mengangkat telefon darinya membuat ia tersenyum sangat lebar.

Halo, assalamualaikum Eca, ada apa lo telefon gue? –salam Safara dari seberang sana.

"Halo waalaikumussalam Fara. Eca cuma mau bilang kalau nanti sore Eca gak bisa jalan sama Arka dan Fara, karena nanti sore Eca sekeluarga mau ke rumah oma dan opa buat makan bersama. Jadi bilangin ke Arka kalau Eca minta maaf yaa dan lain kali aja kita jalannya," celetuk Alexa to the point.

Owh gitu. Yaudah, nanti gue kasih tau bang Arka tentang hal ini. Eh, btw lo besok pergi ke acara sekolah yang ada di apartemen Keluarga Pratama, kan Ca?

"Kalau itu insyaallah Eca perginya sama bang Alex, karena kan Eca gak boleh keluar ke mana-mana kalau gak sama bang Alex Fara. Fara tau sendiri gimana possesivenya keluarga Eca kalau udah bersangkutan sama acara kaya gini," tutur Alexa.

Iya juga ya. Yaudah sampai jumpa besok saat pesta Eca, sampaikan salam gue ke oma dan opa lo di Bogor ya. Assalamualaikum, –pungkas Safara mematikan telefonnya.

"Waalaikumussalam," jawab Alexa.
 
 
 
 
 
 
 
 
To be continue?

Alexa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang