Setelah sarapan pagi, Alexa dan Alex berangkat bersama ke sekolah menggunakan mobil milik Alexa yang dibelikan oleh Rio dua tahun lalu, dengan Alexa sebagai sopir dan Alex hanya duduk di sampingnya karena masih dalam hukuman kedua orang tuanya.
"Em ... Eca masih marah sama Abang, ya?" tanya Alex memulai pembicaraan.
"Eca gak marah kok, sama Abang. Eca cuma kecewa dan kesel aja, karena kenakalan Abang membuat nama keluarga kita terhina. Mami dan papi sedih setelah mendengar cerita Eca tentang hinaan yang siswa dan siswi sekolah berikan untuk keluarga kita."
"Eca harap, Abang bisa berubah untuk menjaga nama baik keluarga kita, Keluarga Anderson, Bang. Eca gak mau lagi dengar berbagai macam cacian juga hinaan mereka untuk keluarga kita lagi," tutur Alexa tegas.
"Abang akan berubah demi kamu dan keluarga kita. Abang janji, Eca!" tegas Alex yakin.
"Eca gak butuh janji, Abang. Yang Eca butuhkan itu cuma bukti dari ucapan Abang melalui perilaku Abang yang perlahan mulai berubah untuk memperbaiki dan menjaga nama baik keluarga kita yang perlahan mulai tercoreng."
"Ok, Abang akan buktikan sama kamu Eca. Liat aja nanti," tekad Alex sangatlah kuat untuk memperbaiki kesalahannya itu.
"Ok, akan Eca liat nanti."
Tak terasa saat ini mereka sudah sampai di gerbang sekolah, kemudian Alexa menuju tempat parkir untuk memarkirkan mobil kesayangannya dan menyuruh Alex membuktikan ucapannya mulai hari ini sampai seterusnya.
"Kita udah sampe, Bang. Abang bisa turun dan buktikan ucapan Abang mulai sekarang," sambung Alexa setelah memarkirkan mobilnya.
Setelah itu mereka turun dari mobil dan berjalan bersama menuju kelas mereka masing-masing. Berhubung kelas mereka bersebelahan, maka mereka berjalan bersama menuju kelas, tetapi di saat mereka baru saja turun dari mobil semua sahabat Alex juga Safara menghampiri mereka dan mengajak Alex berjalan bersama mereka mendahului Alexa yang masih berbincang dengan sahabatnya.
Sesaat, Alex melirik kepada Alexa sekedar meminta izin dan pendapat, sadar akan kode itu maka Alexa mengizinkan sang abang berjalan bersama sahabatnya. Alexa hanya tidak ingin mengekang abangnya dan membuat sang abang tertekan, tidak akan pernah!
Mendapat izin dari sang adik, Alex mengiyakan ajakan sahabatnya itu. Sahabat Alex mengajaknya ke atap sekolah untuk bermain sebentar sebelum pelajaran pertama dimulai.
"Bro, enaknya kita main apa nih sebelum bel masuk bunyi? Masih ada waktu satu jam sebelum bel," tanya Aldi si playboy cap kakap.
"Gimana kalau kita main TOD? kayanya seru tuh," usul Arka. Arkanata Mahendra Pratama—saudara kembar Safara sahabat dekat Alexa—.
"Bukan ide yang buruk. Gue setuju sama usul si Arka," sahut Reymond—si ketua OSIS di sekolah Alexa—.
"Ok, ayo kita mulai!"
Setelah itu, Aldi mengambil botol kaca yang berada di pojok sofa dan memutarnya secara cepat. Orang pertama yang ditunjuk oleh botol itu adalah Alex.
"Truth or Dare?" tanya Reymond.
"Karena gue lagi malas ngerjakan tantangan jadi gue pilih truth," balas Alex santai.
"Ok. Jadi peraturannya kita semua harus kasih tantangan atau pertanyaan satu-satu untuk orang yang ditunjuk botol kaca ini," celetuk Aldi memberitahukan peraturannya.
"Pertama yang nanya ke Alex gue!" sambungnya.
"Gimana perasaan lo saat dihukum sama adek lo sendiri pas upacara kemarin?"
"2in."
"3in."
"Ck gak modal lo berdua," decak Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alexa (END)
عاطفيةAlexandra Naira Anderson, seorang gadis lugu yang harus kehilangan harapan untuk mencapai cita-cita dan impiannya hanya karena sebuah tantangan yang dilaksanakan oleh Arkanata Mahendra Pratama sahabat dekat saudara kembarnya. "Arka, Eca cuma mau bi...