{dua}

1.3K 58 2
                                    

Hai hai😁
Kembali lagi dengan fin.
Di cerita nya aida yang imut.
Dahlah garing.

Happy reading all...

***

Seperti niat nya, aida dan daffa pergi mengunjungi makam aflah. Aida memasuki makam dengan mengucap salam terlebih dahulu.

Di tangan nya dan tangan daffa sudah ada bunga mawar yang siap di taburkan di atas pusara ayah tercinta nya. Ayah terhebat nya.

Aida tersenyum saat sudah sampai di depan makam tersebut. Dia duduk berjongkok, mencabuti beberapa rumput yang ada di sana.

Perlahan, tangan aida bergerak mengusap nisan ayah tercinta nya. Ayah tak pernah dia rasakan pelukan nya, ayah yang belum bisa ia lihat secara nyata.

Bunga mawar berwarna warni tertabur di atas makam tersebut. Empat hari sekali, aida mengunjungi makam ayah nya, bahkan makam ayah nya tak pernah kosong dengan bunga.

Kadang aida datang bersama daffa, bunda dan mama daliya. Tak jarang juga aida datang sendiri, mencurahkan semua yang telah terjadi di hari hari nya di depan pusara sang ayah.

Delapan belas tahun sudah, ayah nya pergi meninggalkan segala kenangan yang tersisa. Hanya cerita cerita tentang ayah nya yang aida dengar dari bunda nya.

"Assalamualaikum ayah?. Aida dan daffa datang lagi. Bagaimana kabar nya?. Aida selalu merindukan ayah, ayah tau?. Saat teman teman aida selalu pulang di jemput ayah nya, aida selalu merasa iri ayah. Aida juga mau seperti itu!. Di antar jemput sekolah oleh ayah. Tapi tidak papa, aida kan perempuan kuat seperti bunda. Aida mau menjadi wanita sekuat dan se sabar bunda ayah. Semoga saja, aida bisa ya yah?." Ucap aida menyapa ayah nya dengan nada bergetar.

Daffa sudah merangkul pundak kakak nya yang sudah naik turun. Satu persatu bulir air mata jatuh mengenai pipi mulus nya.

"Ngak kerasa, udah delapan belas tahun saja ya yah?. Padahal, aida saaangat ingin melihat wajah tampan ayah secara nyata. Tapi apalah daya aida, aida hanya bisa menatap wajah ayah dari foto yang bunda simpan. Ayah sangat sangat sangat tampan sekali. Aida selalu menyayangi ayah. Aida rindu, datang ke mimpi aida dong yah, ya meskipun hanya hanya sekedar untuk menuntaskan rasa rindu ini."

Tangan aida terus mengelus nisan aflah. Dia ingin pelukan hangat dari seorang ayah. Dia juga ingin, bercerita secara langsung dengan sang ayah.

"Assalamualaikum ayah?. Ini daffa. Daffa sudah jadi cowok ganteng loh yah. Daffa suka bikin aida kesel, ya, seperti biasa yang selalu daffa ceritakan ke ayah kalau daffa ke sini."

Kali ini, daffa yang mengucapkan segala keluh kesah nya pada pusara aflah. Aida dan daffa yakin, aflah pasti mendengarnya.

Aida membayangkan wajah ayah nya terkekeh mendengar setiap keluh kesah yang dia berikan saat mendatangi makam tersebut.

"Ayah tau?. Daffa sangat narsis sekali yah. Dia selalu mengatakan pada aida kalau dirinya sangat tampan. Padahal menurut aida biasa saja tuh." Ucap aida terkekeh dengan air mata yang masih mengalir.

Daffa mencebikkan bibirnya. "Mana ada!. Daffa beneran jadi cogan loh yah!. Ga bohong!."

Aida terkekeh dengan ucapan adik nya. Daffa berkata seolah olah tengah mengadu pada ayah nya.

CRUSH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang