{dua puluh dua}

583 29 0
                                    

Hellow good people!.
Jangan lupa follow akun wattpad aku, vote komen dan share agar  banyak yang mengenal cerita cerita aku. Terimakasih.
Happy reading all...

***

Memasuki hari ke lima ujian. Aida semakin hari semakin semangat dalam belajar untuk ujian nya. Setelah ini dia akan naik ke kelas dua belas, itu berarti tinggal satu tahun lagi dirinya menempuh pendidikan di bangku SMA.

"Planning lo setelah lulus nanti apa?"

Bel istirahat sudah berbunyi. Hanya saja aida dan afzal sama sama engan untuk pergi dari kelas menuju kantin. Mereka berdiam diri di salam kelas seraya mengobrol ringan.

Tenang, tidak berdua. Ada beberapa murid yang masih tinggal di dalam kelas. Bahkan ada beberapa anak cowo yang sedang asik mabar game online nya di pojok ruangan.

"Kurang tau kak, soalnya sekarang fokus nikmati masa masa SMA aja dulu." Ucap aida.

"Hm, benar banget. Pas 7dah lulus nanti, masa yang paling di rindukan pasti masa SMA. "

"Kalu boleh tau, kakak sendiri mau melanjutkan studi di mana?"

Afzal pun tersenyum sejenak. Dia memandang papan tulis yang bersih dari noda spidol hitam.

"Ngak tau juga sih. Sebenarnya ada dua pilihan, antara masuk pesantren atau kuliah di universitas favorit gue."

Aida mengangguk kan kepala nya. Mengingat sebentar lagi afzal akan lulus membuat aida tampak sedikit murung. Itu berarti dirinya akan tidak sesering itu bertemu dengan afzal di sekolah.

"Setelah lulus nanti, masih ikut kajian?"

"Insyaallah masih ikut. Gue usahain sih, soalnya kajian itu udah jadi tempat dan majlis ter nyaman gue." Jawab afzal.

"Oh, iya. Nanti malam ada makan malam di keluarga gue. Umi bilang, suruh undang keluarga lo. Jadi, kalau ngak ada acara atau ga keberatan, boleh ngak, lo sama keluarga lo hadir ntar malam?". Lanjut afzal.

Aida terkejut bukan main. Dirinya sedikit salah tingkah mendengar nya, berarti dia akan bertemu dengan keluarga afzal dong?.

"Nanti aku bicarakan dulu sam daffa, mama dan juga bunda, ya kak."

Afzal mengangguk. "Gue harap sih dateng. Soalnya umi udah masak banyak banget!. Gue sempat cerita tentang lo ke umi. Asal lo tau aja, umi gue langsung suka sama kepribadian lo."

"Alhamdulillah. Tapi, dari mana kak afzal mengenal kepribadian ku? Bukan nya kita masih baru saja berkenalan?" Tanya aida membuat afzal sedikit celigukan.

"Ah, itu ga penting. Intinya kalu bisa lo sama keluarga lo harus datang!" Tekan afzal.

Aida mengerutkan kening nya. Mengapa jadi afzal sangat memaksanya?.

"Kok, kak afzal maksa sih?"

Lagi lagi afzal salah tingkah. Dirinya sendiri saja heran, kenapa begitu kekeuh agar aida datang ke rumah nya.

"Eeh ? I-itu... adek gue! Iya, adek gue yang jatuh waktu itu pengen ketemu lo." Ucap afzal dengan gugup.

"Yaudah Yaudah, g-gue mau ke kantin. Lapar. Assalamualaikum warohmatullah wabarakatuh. " pamit afzal yang langsung meninggalkan aida di dalam kelas.

CRUSH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang