{tiga puluh tiga}

666 28 0
                                    

Hai!.
Aku dapat laporan kalau part part sebelumnya banyak typo ya?. Maaf ya, soalnya ada kendala kadang keyboard aku rusak. Jadi, ya begitulah guys. Kalian tinggal lapor aja ya, part berapa aja yang banyak typo nya, tinggal tandai aja, insyaallah aku bakal sempat sempat in buat revisi dan benerin typo nya. Makasih ♡

Happy reading all...

***

Tiga hari di rawat di rumah sakit, akhirnya aida di izin kan pulang pada hari ini. Aida masih harus mengenakan sebuah kursi roda karena kaki nya masih terasa sakit untuk berjalan.

"Bunda nggak ke sini, daf?" Tanya aida.

Aida pulang dari rumah sakit bersama dengan daffa. Sedangkan yang lain nunggu di rumah atas perintah kanjeng daffa yang terhormat.

Afzal?.

Dia sekolah, bro. Dia udah izin pas ngurus kasusnya aida yang waktu itu. Aida sangat merasa berhutang budi kepada afzal.

Lelaki itu selalu ada saat dirinya sakit kemarin, bahkan afzal rela menginap di rumah sakit bersama daffa setiap malam demi menjaga dirinya.

Aida semakin mengagumi lelaki itu.

"Bunda aku suruh nunggu di rumah aja. Kenapa tuh senyum senyum? Kangen kak afzal, heh?" Tanya daffa yang tak sengaja menangkap senyum aneh aida.

Aida gelagapan dan segera mengubah ekspresi nya.  "Apaan sih?. Udah belum? Aku pengen pulang." Rengek aida.

Tiga hari di rumah sakit membuat aida bosan dan merindukan suasana sekolah dan juga rumah.

Saat sudah melunasi administrasinya, barulah mereka berangkat menuju rumah.

"Kapan aku sekolah nya, daf?"

"Allahu akbar! Baru juga keluar rumah sakit, atau kamu mau aku anterin ke sekolah saat ini juga?!. Kesel nih lama lama."

"Aku kan gabut, daffa ...."

"Iya ntar, kalau kaki kamu udah udah sembuh. Emangnya nggak takut lagi?"

Dengan semangat aida menggeleng. Dia akan melawan trauma nya itu, jika di biarkan maka akan semakin menjadi jadi.

"Nggak! Aku kan titisan ultramen!' Ucap aida mengangkat kedua tangan nya ke atas.

Daffa tertawa dengan tingkah random aida yang belakangan ini di rindukan nya. "Ultramen, ceunah!. Mana ada ultramen pingsan di gudang." Ejek daffa.

"Heh?!. Gini gini aku juga manusia biasa daffa, banyak dosa."

"Ga nyambung banget, ya allah..." Ucap daffa mengucap wajahnya.

Ya gini, kalau aida sudah kembali ke mode ceria nya. Sangat berisik, random, dan ga jelas.
Tapi ga papa readers, daffa tetap suka aida yang apa adanya.

Suka apa nih?. Ya, maksudnya sebagai adik, woy.

Mobil daffa berhenti di pekarangan rumah aprilia. Di depan teras sudah ada keluarga besarnya beserta sang ayah.

CRUSH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang