{delapan}

933 34 0
                                    

Bagaimana kajian kemarin?.
Ah iya, di cerita CRUSH ini aku mungkin akan masukin beberapa kajian ya.
Hitung hitung bagi bagi ilmu juga, siapa tau manfaat buat kalian :)

Cuss kita mulai part ke delapan ini.

Happy reading all.

***

Kajian telah usai setengah jam yang lalu. Setelah kajian usai, aida dan juga kamelia tentu tidak langsung pulang melainkan masih sibuk mengelilingi sudut demi sudut yang ada di dalam masjid akbar.

Aida terus bergumam takjub atas tempat ibadah yang selalu bersih nan suci ini.
Jika tempat ibadah orang non islam saja sangat sangat bersih, tentu nya ibadah orang islam tentu harus tidak kalah bersih.

"Assalamualaikum?"

Aida menolehkan pandangan nya. Jantungnya berdegup kencang kala menemukan sosok afzal yang hanya berjarak beberapa langkah dengan nya.

"W-waalaikumsalam. Ada apa kak?. Ada yang bisa aku bantu?" Tanya aida.

Afzal menggeleng. Dia melangkah menuju pembatas balkon masjid di lantai dua karena di sana hanya ada dirinya dan aida, afzal mencoba memberi jarak agar tak terjadi fitnah antara keduanya.

"Lo sering ikut?"

Alis aida terangkat sebelah. Ikut? Ikut apa yang di maksud oleh afzal?.

"Maksud kakak?"

Terdengar helaan nafas afzal. "Sering ikut kajian?".

"Oh, iya. Udah lama, awalnya aku cuma iseng ikut bunda dulu, tapi ternyata kecanduan." Kekeh aida.

Tak sadarkah gadis itu jika kekehannya mampu memporak porandakan isi kepala lawan bicaranya. Bahkan tanpa menghadap aida saja membuat afzal sedikit gerogi.

Tadi dia sempat terkejut ketika mendapati adik kelas nya itu mengikuti kajian yang di isi nya.
Benar kata nya bukan? Aida itu gadis langka.

"Kecanduan hal baik, ngak papa. Istiqomahkan"

Aida mengangguk mendapat petuah itu. Dia memang ingin sekali mengistiqomahkan meskipun dia hanya bisa menghadiri kajian seperti ini di hari weekend dan tanggal merah saja.

Waktu yang terbatas yang membuat aida kesulitan untuk menghadiri kajian secara langsung. Jika tidak bisa hadir, dirinya hanya bisa mengikuti kajian via whatsapp atau pun live ig.

Hanya itu yang ia andalkan. Asalkan masih berpegangan kepada ahli sunnah wal jamaah, keputusan aida di terima oleh aprilia maupun daliya.

Ingin sekali aida bertanya, sejak kapan kakak kelasnya itu menjadi seorang pemateri?. Apakah dia juga sama dengan dirinya yang suka mengikuti acara kajian?.

Namun pertanyaan itu hanya mampu terkurung di pikiran nya saja. Ia tak cukup berani dan malu untuk bertanya.

"Dulu gue juga suka ikut kayak lo. Akhirnya gak lama sih, gue jadi pemateri."

Seolah mengetahui bahwa aida ingin bertanya hal demikian, afzal pun mengatakan nya.
Dan itu cukup menjadi jawaban atas pertanyaan yang ber sarang di kepala aida.

CRUSH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang