{dua puluh enam SPESIAL TAHUN BARU}

613 24 0
                                    

Vote komen dan share nya jangan lupa ya!
Happy reading!

***

Dua hari setelah kejadian waktu itu, deril pun datang kembali ke rumah aprilia untuk menagih jawaban yang akan di berikan oleh daliya.

"Bagaimana?" Tanya deril .

Saat ini seluruh keluarga kembali berkumpul menunggu hasil jawaban dari daliya.  Daffa pun akan menerima apa pun yang di putuskan oleh mama nya, Karna pasti itulah yang terbaik.

"Aku bersedia. Ini semua ku lakukan demi putra ku yang masih membutuhkan sosok ayah di samping nya. Aku tau, daffa sangat ingin bersatu dengan ayah nya meskipun ada sebuah rasa benci di dalam hatinya. Tapi aku tidak akan membiarkan putra ku merasakan apa yang aku rasakan. Hidup tanpa seorang ayah." Jawab daliya panjang lebar.

Semuanya menghela nafas lega dan mengucapkan kalimat syukur saat mendengar jawaban dari daliya.

Aprilia tersenyum. Dia memeluk daliya, begitupun dengan daliya yang membalas pelukan tersebut.

"Itu berarti, mama nggak bakal tinggal di sini lagi dong, setelah menikah?" Tanya aida.

Daliya berganti memeluk aida yang sudah di tanggalnya sebagai putri. "Mama memang akan ikut om deril sayang, tapi mama akan selalu berkunjung ke sini untuk menemui kalian. Bagaimana pun, kalian sudah menjadi bagian dari hidup mama." Ucap daliya.

Aprilia dan aida mengangguk. Mereka memang sudah seperti keluarga.

"Setelah Ini, daffa masih boleh nginep di sini kan, bunda??" Tanya daffa.

Aprilia mengangguk semangat. "Kapan pun daffa mau menginap, tentu bunda dan aida sangat memperbolehkan. Malahan, kami berdua pasti akan sangat rindu dengan daffa. Rumah ini sebentar lagi hanya tersisa bunda dan aida saja. Pasti akan sangat sepi. Tidak ada teriakan aida yang bertengkar dengan mu, tidak ada tawa mu yang selalu usil pada kakak mu. Bunda pasti akan merindukan itu semua."

Aprilia meneteskan air mata. Sebuah perpisahan hatinya sangat lah amat sangat sakit. Setelah kehilangan sosok suami nya, aprilia sangat membenci perpisahan.

"Bunda teringat ayah, Ya?" Tanya aida menghapus air mata aprilia.

Bak sudah tau apa yang di pikirkan bundanya, aida segera memeluk nya. "Ada aida, bunda. Bunda ga perlu merasa sendirian." Ucap aida.

Aprilia mengangguk dan menampilkan senyuman nya pada putri nya. "Terimakasih, sayang."

***

Setelah berbincang cukup lama, akhirnya pernikahan daliya dan deril di laksanakan dua hari lagi. Tidak mewah, hanya sekadar akad saja. Tak ada pesta, tak ada gedung pernikahan hingga pelaminan.

Awalnya aprilia akan membooking sebuah hotel untuk pernikahan keduanya. Tapi daliya menolak keras. Dirinya hanya membutuhkan akad nikah saja.

Aprilia sedikit sedih, pernikahan pertama daliya dengan aflah hanya dengan akad nikah, lalu pernikahan kedua nya pun juga tampa pesta?.

"Ayolah daliya, pernikahan mu kali ini harus bisa di kenang sepanjang hidup. Dulu kau menikah dengan mas aflah hanya---"

"Aku tidak mau aprilia.  Aku tidak mau merepotkan seseorang lagi. Cukup dengan akad nikah, Aku tidak mau menggelar pesta." Jawab daliya.

CRUSH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang