{empat}

1K 45 0
                                    

Hello?.
Apa kabar? Semoga baik baik saja ya.
Apa pun keadaan nya, kalau kata mas aflah sih, jangan lupa bersyukur.
Yang belum kenal , siapa sih mas aflah?. Jangan lupa mampir ke cerita SUAMI ALIM GUE ya, di situ bercerita tentang lika liku aprilia dan suami nya.

Dahlah, yuk gas!.
Happy reading all.

***

Malam hari nya, aida membuka satu persatu kitab kuning yang sudah ia ambil dari lemari penyimpanan nya.

Kali ini, kitab nahwu lah yang akan di baca ulang oleh aida.

Kitab nahwu, mungkin bagi sebagian santri atau pun orang orang yang mempelajarinya, sudah tidak asing lagi dengan kitab satu ini.

Aida memang tidak pesantren, dia hanya belajar agama lewat bunda nya. Didikan bundanya sudah tidak perlu di ragukan lagi.

"Ya allah ... bab ini lumayan susah banget ngertiin nya." Gumam aida.

Gadis itu saat ini tengah menopang kepalanya menggunakan tangan kiri nya. Sedangkan tangan kanan nya sibuk mencorat coret buku latihan di atas meja.

Berbagai kalimat berbahasa arab sudah di tulis nya dan juga ia bedah satu persatu ilmu nahwu nya.

Lumayan lama dengan kitab nahwu, aida hampir menghabiskan satu setengah jam untuk bergulat dengan kitab itu.

Dia melirik sekilas ke arah jam dinding besar yang ada di atas dinding ranjang nya.
Saat ini, jam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas malam.

Aida memilih untuk menutup kitab nya. Dia membuka pintu kamar, hendak ke dapur untuk membuat kopi agar dirinya tidak mengantuk saat melaksanakan belajar sesi ke dua nya.

Di dapur, aida sempat kesulitan mencari kopi. Mungkin, aprilia atau daliya yang memindahkan tempat penyimpanan nya. Tak lama, aida menemukan benda yang di cari nya.

Dia menyeduh kopi dengan air matang yang sudah di masak nya hingga mendidih.
Setelah di rasa pas, aida segera membawa nya menuju ke kamar.

Menaiki undakan anak tangga tengah, aida berpapasan dengan daffa yang hendak menuruni tangga.

"Dari mana?" Tanya daffa dengan wajah pucat nya.

Aida menunjukkan secangkir kopi yang berada di tangan nya. "Kamu sendiri?. Mau kemana malam malam gini?. Apalagi, muka kamu udah pucat lagi itu!" Tegur aida.

Daffa menggedikkan bahu nya. "Mau ke mama, badan ku panas lagi, ai." Keluh nya.

"Mama sama bunda pasti lagi capek banget. Mereka pasti udah tidur daf, ini udah larut malam. Ayo ke kamar mu, biar aku yang pijitin."

Gadis yang menjadi kakak dari seorang daffa itu menggotong daffa menuju kamar nya. Kamar daffa ada di depan kamar nya di lantai atas.

"Ayo berbaring!. Biar aku ambil minyak pijat nya dulu."

Terlebih dahulu, aida meletakkan kopinya di atas nakas samping ranjang daffa. Dia beralih mencari minyak urut yang mungkin tersimpan di kotak P3K.

CRUSH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang