{dua belas}

712 25 0
                                    

Hai hai hai.
Apa kabar? Semoga hari harian selalu ceria dan penuh kebahagiaan ya.

Kaget karna aku double update ? Sebenernya spesial hari ini, aku bakal update 3 part sekaligus. Bukan karna spesial harinya sih. Karna ada beberapa kendala wattpad ku.

Hari ini boleh kecewa, boleh sedih, tapi hari esok harus ceria dan harus bahagia!.
Karna semua orang, berhak bahagia.

Happy reading all...

***

"BERHENTI! ATAU AKU LAPORIN KALIAN KE BK?!"

Lelaki yang hendak memukul afzal itu menurun kan tangan nya. Dia mendekati seseorang yang baru saja meneriaki dirinya.

"Ini nih lagi. Sok suci!. Lo berdua cocok deh kayak nya, sama sama sok alim, sok suci, dan sok agamis!." Cibir lelaki itu.

"Kita ga sebaik yang kamu lihat, tapi juga tidak seburuk apa yang kamu pikirkan!. Jangan pukul dia, atau aku aduin ke BK?!"

Lelaki itu berdecih di hadapan seseorang itu. Matanya menelisik bros name tag yang ada di hijab nya.

"Shafira aida nadhifa." Eja nya.

Lelaki itu tersenyum sinis. Tangan nya hendak meraih dagu aida untuk di pegang nya, namun sebelum itu tangan afzal menghadang tangan lelaki itu.

"O-oh, ada pawang nya rupa nya!" Ucap lelaki itu.

"Masalah lo, sama gue. Ga usah bawa bawa orang lain." Wajah datar afzal membuat aida mematung.

Bugh

Sekali lagi, tinjuan mengenai tubuh afzal. Tubuh tinggi itu menghuyung ke belakang akibat tidak siap menerima serangan dadakan.

"LO MARAH KAN KALAU GUE DEKETIN NIH CEWEK?!. GUE JUGA MARAH KETIKA LO, DEKET DEKET SAMA CEWEK GUE!!"

"Gue udah bilang, gue ga deket deket sama dia!"

"SEKALI LAGI GUE LIAT, LO DEKET SAMA CEWEK GUE LAGI, habis nyawa lo!"

Setelah mengancam afzal, lelaki itu pergi begitu saja. Ekspresi puas terpampang jelas di wajah nya ketika berhasil membuat wajah tampan afzal di penuhi oleh lebam di sana sini.

"Lo ... ngak papa?"

Aida mengangguk. Wajah nya kini menunduk dan kaki nya melangkah ke belakang untuk menjaga jarak aman dengan afzal.

Seluruh pasang mata anak anak yang ada di kantin kini menatap ke arah mereka. Aida di buat malu.

"A-aku ga papa kak. Tapi ... Wajah kakak banyak lebam nya."

"Ga peduli. Kenapa lo teriak kayak tadi?"

"Maaf, aku refleks. Takut juga liat kakak yang di gebukin gitu."

CRUSH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang