{tiga puluh delapan}

730 26 0
                                    

Huhuhuu afzal mau terbang ke cairo nih.
Say good bye to afzal.
See you next time, afzal!.
Di sini ada yang impian nya sama, untuk melanjutkan study nya ke cairo? Jujur, itu termasuk impian author. Semoga kita sama sama bisa mewujudkan nya ya.
Aamiin, bismillah qobul hajat.

Happy reading all...

***

Sejak pukul enam pagi, suasana di rumah aida sudah di sibukkan dengan aprilia yang super super riweuh dengan beberapa makanan ringan khas indonesia yang akan di bawakan kepada afzal.

Tak henti hentinya aprilia mengecek satu persatu kembali meskipun sudah di lakukan nya berulang kali. Calon menantunya itu akan meninggalkan indonesia dan merantau untuk tholabul ilmi di negeri orang.

Hingga saat ini, aprilia selalu mengucapkan hal yang sama pada aida. Aida hanya mengangguk angguk kan kepala nya. 

"Awas, jangan lupa loh ai. Nanti langsung kasih ke afzal nya, nanti kamu malah lupa!"

"Astaghfirullahaladzim, iya bunda, ya allah. Bunda sudah berulang kali mengingatkan, aida nggak mungkin lupa insyaallah kok." Ucap aida gemas dengan bundanya.

Aprilia hanya mengangguk kan. Benar sih, sedari tadi dia terus menaruh mengatakan hal yang sama.

Tin tin

Sebuah mobil sudah terparkir di depan gerbang rumah aida yang masih tertutup.

"Bunda, itu pasti mobilnya abi fatih. Ya sudah, aida berangkat dulu ya bunda, assalamualaikum warohmatullah wabarakatuh."

Dengan takdzim, aida menyalami tangan aprilia. Dia mulai memakai tas selempang nya dan mengambil sebuah tote bag bersisi makanan ringan untuk afzal.

"Waalaikumsalam warohmatullah wabarakatuh, salam ke afzal, maaf bunda nggak bisa ikut. Semoga sampai tujuan dengan selamat."

"Aamiin aamiin."

Setelah itu, barulah aida membuka gerbang rumah nya. Benar, di sana sudah terdapat mobil yang di kendari afzal.

Di dalam mobil itu sudah ada abi fatih, umi halimah, dan si kecil zahra.

"Assalamualaikum, Maaf lama, umi, abi, kak." Ucap aida saat memasuki mobil.

Aida duduk bersama dengan umi halimah di kursi penumpang di belakang. Tampak umi halimah tersenyum di balik cadar nya.

"Nggak papa nak, toh nggak lama kok. Ya sudah, ayo afzal, berangkat."

Mobil pun melaju meninggalkan komplek rumah aida. Meskipun sudah jam delapan lebih, jalanan terlihat sedikit macet dan ramai.

Aida terus memandang indahnya gedung gedung tinggi di seberang jalan yang di lewatinya. Gedung gedung itu adalah sebuah apartemen dan perkantoran.

"Nanti kalau aida sudah menyusul afzal ke cairo, kamu mau mengambil jurusan apa, nak?" Tanya umi halimah memecah keheningan.

Aida pun tersenyum menoleh kepada umi halimah. "Insyaallah study tafsir quran, umi. Sudah lama aida mengincar itu, semoga saja lulus hehe."

CRUSH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang