Hai hai hai.
Apa kabar? Semoga selalu baik baik saja, dan dalam lindunganNYA ya.Oke, mari kita mulai guys.
Happy reading all.***
Kegiatan KBM berjalan seperti biasanya.
Hanya saja, saat jam pelajaran ke dua, kelas aida, yakni kelas XI IPA 1 tengah di landa jamkos di karenakan guru yang mengajar tengah lahiran."Bosen banget!." Keluh aida yang mulai merebahkan kepalanya di atas lipatan tangan nya.
Jika aida tidak suka jamkos karna kebosanan, berbeda dengan naadhira, gadis itu sangat suka jamkos karna bisa nonton drakor dari handphone nya. Jangan lupakan earphone yang menyumbat telinga nya.
Aida menatap malas ke arah naadhira. Jika naadhira sudah sibuk dengan per drakoran nya, berarti gadis itu tidak suka di ganggu.
Karna bosan, aida mengambil secarik note dan menulis sesuatu di sana. Selesai dengan itu, aida memindahkan note tersebut di depan layar handphone naadhira lalu beranjak dari duduk nya.
Melihat secarik note dengan tulisan aku ke musholla ya?. Lanjut aja nonton nya, aku ngak lama kok naadhira menatap punggung aida yang tengah meminta izin kepada ketua kelas mereka.
Naadhira melepas earphone nya lalu menghampiri aida. "Ngapain ke sana, ai?"
Mendengar suara naadhira, aida berbalik dan menemukan sahabat nya itu berada di belakang tubuh nya.
"Bosen di kelas nad. Mau dhuha an dulu di musholla, kamu udah selesai nonton nya?. Atau ... mau ikut aku?" Tanya aida.
Naadhira menggeleng lalu menampakkan gigi nya tanpa dosa. "Hehe, lain kali aja deh ya?. Series gue belum selesai."
Aida mengangguk lalu kembali ke ketua kelas nya. "Aku izin ya."
Ketua kelas dengan wajah datar yang tak pernah berubah itu hanya mengangguk. Entahlah, kenapa lelaki kaku seperti nya bisa menjadi seorang ketua kelas.
Mendapat anggukan dari ketua kelas nya, aida segera mengambil mukena yang ada di dalam tas nya lalu membawanya menuju ke musholla.
Karna kelasnya berada di gedung belakang, sedangkan musholla ada di tengah tengah gedung ipa dan bahasa, membuat aida harus menuruni satu persatu tangga untuk sampai di musholla sekolah.
Di perjalanan koridor, ada beberapa guru yang bertemu dengan aida. Tentunya di sapa dengan hangat oleh gadis itu.
Guru guru di SMA dirganjana sangat menyukai pribadi aida yang sangat ramah dan sopan santun.
"Siang, Bu." Salam sapa aida pada seorang guru dengan kacamata yang nangkring di hidung nya.
Guru tersebut menatap aida dengan tatapan sinis. Dari berbagai guru yang menyukai aida, hanya guru PKN inilah yang tidak suka dengan aida.
"Siang. Mau kemana kamu?!. Jam pelajaran seperti ini sibuk keluyuran!. Katanya, siswi teladan!" Sinis guru itu.
Aida tetap tersenyum. "Kelas saya sedang jamkos bu, jadi saya izin ke musholla sebentar." Balas aida dengan senyum nya.
Guru itu menatap aida dari atas sampai ke bawah. Menilai penampilan siswi nya yang satu itu. Tak sekali dua kali, guru itu pernah menilai aida saat di dalam kelas.
Dia bu steva, guru non muslim yang mengajar di SMA dirganjana. Bu steva tidak menyukai aida karena menurut nya penampilan aida sangat berlebihan.
Banyak siswa siswi muslim lain nya yang berpenampilan tidak sampai seperti aida. Contoh nya para siswi yang tetap modis meskipun memakai hijab, tidak seperti aida yang memakai hijab syari yang lengkap dengan ciput nya yang tak pernah ketinggalan.
KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH {END}
Teen FictionSesuai permintaan terakhir suami nya, aprilia mendidik putri tunggal nya sesuai syariat islam. Hingga terbentuk lah karakter agamis dan pemalu dalam diri putri tunggal nya. Shafira aida nadhifa. Perempuan yang terkenal akan ke shalihah an nya, kece...