{sembilan}

820 31 0
                                    

Hai hai hai.
Apa kabar?.
Ga usah basa basi dulu ya, Karna pas ngetik part ini mood ku lagi ngak baik baik saja.
Mungkin part ini juga bakal mewakilkan perasaan ku.

Happy reading all.

***

Sabtu, 12 november.
Aida terbangun dengan wajah berseri nya. Dia bergegas mandi untuk melaksanakan shalat subuh.

Setelah mandi, aida segera menjalankan kewajibannya sebagai orang muslim. Shalat subuh kali ini di kerjakan nya dengan sangat khusu.

Saking khusu nya, gedoran pintu yang di timbulkan oleh aprilia tidak di dengar nya.
Shalat selesai, kedua tangan aida menengadah, lisannya merapalkan doa doa yang di langitkan nya di waktu subuh itu.

Setetes bulir air mata berjatuhan. Sebuah rindu yang tak pernah ketemu penawarnya kembali hadir dalam sudut hati aida.

Merasa apa yang di lakukan nya sudah cukup, aida mengemasi peralatan shalat nya. Dia berjalan menuju lemari nya dan mengambil seragam sekolah untuk di pakai nya.

Kali ini saat nya ia melaksanakan pramuka di sekolah, baju pramuka nya pun sudah selesai di setrika sejak semalam.

Tas nya sudah terisi dengan buku mata pelajaran di hari sabtu. Kali ini ia hanya perlu bersiap dan berangkat tanpa perlu sibuk mengemasi barang barang nya.

"Bunda? Mama? Daffa?"

Suasana di rumah pagi ini sepi sekali. Kemana seluruh penghuni nya ?.
Aida yang memakai baju pramuka nya itu mencari semua orang di penjuru rumah.

Saat sampai di taman belakang, aida menemukan seluruh anggota keluarganya termasuk kedua nenek dan kakek nya.

"Nenek?! Kakek?!" Aida berlari antusias ke arah empat orang yang sudah tak lagi muda.

Bahkan dua laki laki di antaranya tengah memakai tongkat sebagai penopang berdiri tubuh nya.

Aida sangat merindukan nenek dan kakek nya.
Dia langsung menerobos masuk ke dalam dekapan kedua kakek nya.

Sejak kecil, aida sangat di manja oleh kedua kakek nya. Maka dari itu, ada sangat sayang dan dekat dengan kedua kakek nya itu.

"Kakek sama nenek kok ngak bilang sama aida kalau mau ke sini?!"

"Kata bunda mu, tadi bunda udah gedor gedor pintu, tapi ga ada sahutan. Kamu tidur ya?" Balas daniel.

Aida mendelik. "Tidur apaan?. Aida lagi shalat tadi!. Lagian, bunda paling gedor pintu nya ngak keras kali. Aida ga denger gedoran pintu tuh."

Aprilia menghampiri putri nya. "Mungkin shalat kamu khusu banget, makanya ga denger bunda gedor gedor pintu."

Aida hanya mengangguk saja. Mungkin benar apa yang di katakan bunda nya tapi sungguh, dia tidak mendengar bunyi gedoran pintu.

"Kalian nginep di sini kan?. Aida kangen main bareng, kakek nenek sih, ga pernah main ke sini. Atau ... kalian ngak kangen sama cucu kalian yang cantik ini ya?"

Mereka tertawa mendengar ucapan narsis dari aida. "Sebenarnya kami saaaaaangat kangen sama kalian. Cuma ya, kakek daniel kalian tuh sibuk sama perusahaan nya, padahal umur udah ga muda lagi."

CRUSH {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang