Sepulang dari kampus Alea tak kunjung melupakan tatapan mahasiswa bernama Justin yang berhasil membuatnya gagal fokus. Rasanya Alea tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya, yang mana dia cukup lama berpacaran dengan Aron, dan tentu saja Alea gadis yang setia.
Gadis cantik itu mendesah pelan, melangkahkan kaki menaiki tangga menuju kamar. Melempar tas di atas kasur, dan meraih ponsel untuk menghubungi Aron, setidaknya dia bisa melupakan tatapan mengganggu dari pria bertindik itu.
Jari tangan Alea bergerak mencari kontak Aron, namun detik selanjutnya gadis itu menyirnyitkan kening saat melihat notifikasi dari seseorang, memutuskan melihat terlebih dahulu. Dan setelahnya kedua mata Alea memanas.
Gambar yang tertera dari si pengirim tak di kenal, membuat jantung Alea berpacu cepat. Saat ini dia seolah kesulitan menarik napas, bahkan merasakan dunianya seakan berhenti, saat melihat sang Ibu yang selalu dia hormati sedang bermesraan dengan pria asing.
Ya Tuhan, apa-apaan ini? Kenapa Ibunya tega melakukan hal menjijikkan seperti ini. Alea tidak percaya, berusaha menguatkan diri bahwa semua gambar ini adalah editan, namun ketika melihat alamat tertera, jantung Alea kembali berdegup, merasa cemas jika semua ini benar.
Dengan tangan bergetar, Alea mencoba menghubungi si pengirim gambar, namun tidak ada jawaban. Tanpa berpikir lagi, dengan cepat Alea berlari mencari kunci mobil, bergegas menuju alamat tersebut.
Di sepanjang perjalanan, Alea merasakan jantungnya berdegup luar biasa, kedua mata memanas bahkan, saat ia menurunkan kaca mobil, air mata itu jatuh begitu saja. Ya, dia menyaksikannya sendiri. Ibunya bahkan masih saja bersama dengan pria asing itu.
Alea memukul stir seolah meluahkan emosi dan rasa sakit. Bagaimana bisa Ibunya tega menduakan sang Ayah? Apakah selama ini Ayah sudah tahu? Atau apakah Ibu melakukan hal mengerikan itu secara diam-diam?
Tangan Alea terkepal erat, tubuhnya membeku, kedua matanya tak henti mengeluarkan cairan. Jantungnya tak karuan, dia menelan ludah susah payah, menepuk-nepuk pipinya berharap ini hanyalah mimpi.
Namun, Alea tersadar jika semuanya nyata. Ibunya berselingkuh. Alea menarik napas panjang serta mengusap air matanya dengan gerakan kasar. Pikiran berkecamuk, saat mengendarai mobil, kedua mata Alea mengabur, bahkan tidak peduli jika benda yang ia kendarai ini melaju di atas rata-rata.
Dengan langkah sempoyongan dan tatapan kosong, kedua kaki Alea membawanya ke suatu kelap malam. Alea pun tidak tahu mengapa pergi ke tempat terkutuk ini, ya katakan saja Alea sudah gila.
"Hai cantik."
Sapaan dari seorang pria, namun Alea tak mengubris, menepis sentuhan itu lantas melangkah menyusuri lautan manusia bergoyang. Musik keras tidak membuat pikiran Alea melupakan kejadian dimana Ibunya bermesraan dengan pria lain, hal itu membuatnya nekat duduk di kursi bar dan memesan alkohol.
Meneguk setengah gelas, sudah berhasil membuatnya mual, lidah terasa pahit, bahkan kepalanya mulai sedikit pusing. Minuman macam apa ini? Sial, sepertinya Alea telah salah untuk memasuki ruangan ini.
Tidak menunggu lagi, gadis itu memilih turun dari kursi, sembari melangkah, pandangannya mengedar keseluruh penjuru. Meskipun kedua matanya telah berkunang-kunang, tapi Alea masih bisa melihat jika tak jauh di depan mata, seorang pria tampan melangkah menghampirinya.
"Cewek asing?"
Suara itu? Kedua mata Alea memberat, namun ketika pria itu mendekat, senyuman Alea merekah. Sebelum kehilangan kesadaran, bahkan Alea sempat melihat bahwa pria tampan ini memiliki tato.
"What the fuck!" Justin segera menangkap tubuh lemas Alea kedalam pelukannya. Alhasil dia dan Alea menjadi bahan tontonan, namun Justin mengabaikan kemudian segera mengangkat tubuh Alea lalu membaringkannya di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
RandomFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠