Alea melangkah tergesa memasuki lift, sebenarnya ia ingin menjenguk Justin pagi harinya, tapi Alea tak berdaya karena Joy terus mengekornya hingga terpaksa Alea harus berangkat kuliah bersama Joy. Dan ketika pulang, Alea lagi-lagi harus berterimakasih kepada Chistoff karena pria itu kembali menolongnya.
Lift terbuka dan Alea cukup terkejut ketika melihat Jack, Carla, Alex dan Lucas berdiri di hadapannya, wajah mereka juga tak kalah terkejut, terlebih Carla, menatap Alea dengan tatapan benci.
"Al, lo mau jenguk Justin?" Jack bertanya pada Alea, ketika gadis itu keluar dari lift.
Alea mengangguk. "Iya, lo mau kemana?" Alea hanya fokus bertanya pada Jack, mengabaikan tatapan ketiga orang yang berdiri di samping Jack.
"Gue mau beli pesen makanan di luar, soalnya Justin gak mau makanan rumah sakit." Jack berkata. "Btw ruangan Justin di kamar 301."
Alea mengangguk. "Thanks. Yaudah gue duluan ya.." Alea dapat melihat tatapan tidak suka dari Carla, tapi Alea tak ambil pusing. Dengan cepat Alea meneruskan langkahnya.
Jantung Alea berdegup kencang, menarik napasnya dalam-dalam, menatap pintu kamar nomor 301, dan setelahnya Alea mendorong pelan.
"Just.." ucapan Alea menghilang, kala melihat tak seorangpun di atas ranjang. Alea mendesah kasar, mendudukan dirinya di kursi samping brankar, apakah Jack sedang mengerjainya? Disini tidak ada orang! Lalu kemana Justin nya sekarang?
Alea mengeluarkan ponselnya, bertujuan untuk menghubungi Jack, namun setelah panggilan terhubung.. suara pintu terbuka membuat Alea berpaling... dan melihat Justin sedang keluar dari kamar mandi, pria itu mengenakan baju pasien, sementara tangannya memegang tiang infus.
Alea berdiri dengan kedua mata berkaca-kaca, bibirnya melengkung kebawah, rasanya sakit sekali melihat kondisi Justin sekarang.
"Justin.." Alea berseru pelan, melangkah lalu mendekati Justin yang malah tersenyum padanya.
"Justin, aku minta maaf.." Alea tak tahan sehingga ia memeluk Justin begitu saja.
"Al.. peluknya pelan aja." Justin berkata hati-hati, takut menyinggung perasaan Alea. Hei, dia baru selesai operasi dan Alea memeluk perutnya cukup erat. Bahkan napas Justin tertahan.
Alea dengan cepat memisahkan diri. "M-maaf, astaga maafin aku.. sakit gak? Aku panggil Dokter ya?!"
Suara panik Alea membuat Justin ingin sekali tertawa, tapi tak bisa karena operasinya! Sial, Justin tidak percaya bahwa dia memiliki masalah usus begini, dia tidak bisa leluasa, rasanya tidak nyaman!
"Gak apa-apa, sayang.""Y-yaudah aku bantu ya.."
Justin mengangguk, membiarkan Alea membantunya hingga kini dia merebahkan tubuhnya di atas brankar. Sementara Alea menarik kursi, duduk di samping ranjang. Justin menghela napasnya pelan, melihat wajah Alea, rasanya hidupnya kembali tenang.. entah mengapa jika di samping gadis itu, Justin merasa sangat nyaman.
Alea tidak berubah, gadis itu masih cantik dan manis, dan sedikit lebih kurus dari sebelumnya, namun Alea tetaplah menarik di mata Justin.
"Kok kamu nangis?" Justin melihat Alea mendadak menangis.. tidak.. bahkan tangisan gadis itu semakin menjadi, bahkan wajah cantik gadisnya kini memerah, penuh air mata.
"J-justin.. sebenarnya aku malu banget sama kamu," isak Alea sembari mengusap pipinya.
"Gak apa-apa, Angel. Aku seneng liat kamu datang jenguk aku. Udah gak usah nangis." Tangan kanan Justin terulur mengusap pipi Alea lembut.
Oh god. Akhirnya Alea kembali mendengar panggilan manis itu
Alea menahan telapak tangan Justin agar menetap di pipinya, menatap pria itu penuh kerinduan, lantas mengecup punggung tangan Justin.
"Maaf.. maafin aku, Just. Aku terlalu malu buat ngakuin sebenarnya aku juga bersalah sama kamu." Alea kesegukkan, kedua tangannya menggenggam tangan Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
De TodoFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠