"Just, k-kita kemana?" tanya Alea gugup, pasalnya mobil berhenti di tempat sepi, dan terlihat seperti hutan? Apakah Justin akan...? Oh astaga, kenapa Alea berpikir seperti itu? Alea menatap Justin bingung, sementara pria itu hanya tersenyum tipis."Katanya mumet, jadi disini cocok tempat refreshing.."
"Tapi bukan di hutan, Justin! Awas aja kalo lo apa-apain gue." Alea sewot, melihat Justin keluar dari pintu, dengan cepat pula Justin membukakan pintu mobil untuknya.
"Kalo dikit gak apa-apa kali." Justin tertawa membuat Alea kesal. "Yang ada gue yang takut lo apa-apain."
"Ogah." Alea bersedekap dada. "Jadi kita ngapain di sini, Just Just?!"
Justin memberhentikan tawanya. "Kan gue udah bilang mau ajak lo ketempat yang biasa gue kunjungi. Gue jamin lo pasti suka."
"Yaudah ayo ikutin gue," lanjut Justin, lalu menarik pergelangan tangan Alea.
"Gue bisa jalan sendiri!" Alea menarik tangannya dengan paksa.
"Yaudah kalo lo nanti jatoh, ada ulat, ada serangga gak usah minta bantu gue." Setelah mengatakan hal itu, langkah Justin semakin cepat, meninggalkan Alea sembari tersenyum tipis.
"Just, tungguin gue!"
"Katanya bisa jalan sendiri?!" Justin kembali kebelakang, menarik bergelangan tangan Alea kemudian kembali melangkah yang mana Alea berjalan di belakang, sesekali menatap punggung lebar Justin.
"Just. Masih jauh gak?" Napas Alea memburu, dia juga sudah berkeringat, kedua kakinya mulai sakit, banyak di sekitar banyak serangga yang berterbangan. Sebenarnya Alea tidak takut, tentu saja karena ada Justin.
"Sabar Al, bentar lagi kok." Justin melewati pohon yang tumbang, setelahnya membantu Alea.
"Sebenarnya kita mau kemana sih?" Alea bergumam, saat ini dia malah yang memeluk lengan Justin, keduanya melangkah bersama.
"Lo bisa sabar gak?" Langkah Justin berhenti, dan Alea mengangguk.
"Lo juga gak kasih tau kemana tujuan kita pergi," gerutu Alea sebal, membuat Justin memisahkan diri. Alea mengerutkan kening.
"K-kenapa?" tanya Alea gugup, pasalnya Justin kini menatapnya dengan tatapan dalam tak dapat di artikan. Seperti tatapan cabul saja.
"Al.." Langkah Justin semakin mendekat membuat Alea mundur pula.
"Just... jangan mendekat!" Alea menjerit takut, melihat senyuman nakal Justin di wajah tampan itu.
"Awas, lo jatuh bodoh!" Dengan gerakan cepat, Justin menangkap pergelangan tangan Alea hingga masuk ke dalam pelukannya. Dengan cepat pula Alea memisahkan diri.
"Mikir apa sih cantik?" Justin mengetuk kening gadis itu membuat Alea mengaduh dengan bibir mengerucut.
"Sekarang pejamin mata lo." Justin melanjutkan.
"Hah?" Kedua mata Alea membesar.
"Pejamin matanya, cantik. Bukan melotot." Justin terkekeh.
Melihat Alea tak kunjung memejamkan kedua mata, lantas Justin mendesah, lalu mendekat berdiri di belakang Alea, kedua tangannya terangkat untuk menutupi kedua mata Alea.
"Just, jangan gini.. gue takut," cicit Alea saat semuanya terlihat gelap.
"Gak apa-apa, percaya aja sama gue. Gue janji lo pasti suka." Justin mendekat, mengecup pipi Alea dengan singkat.
Alea mengangguk bersama senyuman malu-malu.
"Yaudah jalan, hati-hati."
Keduanya berjalan pelan, sesuai arahan Justin. Tidak lama kemudian, langkah pria itu berhenti, Justin juga memisahkan diri dari belakang tubuh Alea. Justin menatap kedua mata Alea yang masih terpejam, pria itu tersenyum, baru kali ini dia menemukan gadis secantik Alea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
RandomFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠