Ucapan Briana satu bulan yang lalu memang benar adanya, dan hari ini Briana dan Christoff baru saja tiba di Indonesia setelah melakukan perjalanan bisnis selama tiga minggu di Spanyol.
Berbeda yang sedang berada di kamar, dengan malasnya Alea menyingkap selimut, menguap lebar lantas melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Menatap pantulan dirinya di cermin besar, menghela napas panjang, disana wajahnya tampak seperti mayat hidup, pucat namun memiliki kantung mata menghitam. Akhir-akhir ini Alea banyak mengurung diri dan menangis.
Bagaimana tidak? Alea tidak di izinkan keluar rumah kecuali pergi ke kampus, itu pun dalam pengawasan seorang bodyguard wanita. Wanita robot itu tak pernah membiarkan Alea menghilang dari pandangan, bahkan ketika Alea memasuki kamar mandi sekalipun!
Ya Tuhan, dia sangat merindukan Justin. Kemana pria bule-nya itu? Apakah Justin tidak mencintainya lagi? Berulang kali Alea menghubungi di nomor prianya, namun tak dapat di hubungi, entah sengaja atau Justin memiliki kesibukan lain.
Tapi mungkinkah sampai sebulan lamanya? Memikirkan itu membuat Alea kembali menangis, namun ia harus menguatkan dirinya, menyakinkan hatinya bahwa Justin pasti memiliki alasan lain, dan juga dia merasa bersalah karena ketika ia pergi, dia tak mengabari Justin sama sekali. Oh god, apakah Justin marah?
Alea khawatir bagaimana jika Justin akan bermain dengan Carla? Pasalnya gadis punk itu sangat tergila-gila pada kekasihnya.
"Al sayang.."
Terdengar seruan dari luar kamar mandi, itu adalah Briana, membuat Alea cepat-cepat membasuh wajahnya, menggosok gigi lalu membuang air kecil. Setelah membuka pintu, dia mendapati senyuman Ibunya yang lebar.
"Oh my princess, i miss you." Briana segera memeluk putrinya, Alea pun mengulas senyuman dan menepuk bahu Ibunya pelan sebelum keduanya memisahkan diri.
"Sayang, mata kamu kok bengkak? Kamu juga makin kurus.." Briana tampak memperhatikan putrinya, tangannya terangkat mengusap pipi Alea.
"Ah, Alea gak apa-apa, Mom. Cuma gak nafsu makan aja.."
"Iya tapi jangan sampe kayak gini dong, sayang. Kamu sakit? Mommy panggil Dokter, mau?"
Alea menggeleng pelan. "Al gak sakit kok, Mom. Al cuma kangen sama Mommy, Mom terlalu lama di Spanyol. Trus Alea gak bisa bebas, bodyguard cewek itu nyeselin banget!"
Alea mengeluarkan keluh kesahnya, meskipun masih ada yang ia sembunyikan, bahwa sebenarnya kesehatannya menurun karena memikirkan Justin.
Briana terkekeh pelan. "Itukan demi kepentingan kamu, sayang. Yaudah Mom tunggu di bawah ya, udah ada Aron juga."
Alea hanya bisa mengangguk, lantas melihat Briana keluar dan menutup pintu. Alea melangkahkan kaki menuju walk in closet, memilih berganti pakaian saja, lalu keluar dari kamar, tanpa repot memikirkan apakah ia berdandan lagi.
"Good morning, baby girl," sapa Christoff pada Alea terdengar ramah, pria itu mengulas senyuman manis.
Alea mendesah kasar, namun tetap memberikan senyuman tipis. "Yeah, good morning." Alea pasrah saja, dia memang mulai menjawab beberapa kalimat Christoff, tapi jangan harap dia akan menerima dengan mudah. Alea sadar Nicholas tidak akan bisa kembali, namun melihat kebahagiaan Ibunya bersama Christoff membuat Alea mengalah.
"Dia mulai menyukaimu," bisik Briana pada suaminya, dan Christoff tersenyum mengangguk. "Kemajuan yang bagus bukan?"
"Ya, sayang. Semoga saja kedepannya makin membaik." Christoff mengusap lengan istrinya, menatap Briana penuh cinta. Dia adalah pria yang selalu berpikir positif, Cristoff memiliki perusahaan perhiasan terbesar di Spanyol. Dulu, dia dan Briana sudah memiliki suatu hubungan, namun karena sang kekasih telah di jodohkan dengan Nicholas, membuat keduanya berpisah, dan di pertemukan kembali saat Nicholas tiada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
RandomFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠