36.

7.9K 170 8
                                    

"Al, buka pintunya, aku mau ngomong sama kamu." Justin mengetuk pintu kamar Alea. Sedari semalam ketika pulang dari acara, Alea mogok bicara pada Justin. Bukan ini yang Justin mau, Justin siap mendengarkan omelan Alea, daripada di diamkan oleh gadis itu.

Masih belum mendapatkan jawaban, sama seperti tadi malam. Justin bahkan tertidur di depan kamar Alea.

Ceklek!

Pintu kamar akhirnya terbuka, Justin mendekat namun Alea segera mengangkat tangannya seolah memberitahu jika dia tidak mau berdekatan dengan Justin.
"Kamu kenapa.."

"Kamu yang kenapa!" Sambar Alea cepat dan galak, membuat Justin menelan ludahnya susah payah.
"Bilang aja kalo kamu gak mau nikah sama aku? Iya kan itu maksud kamu?!"

Justin mendesah kasar, sudah ia duga, Alea pasti akan bertanya seperti itu, lalu bagaimana sekarang? Apakah Justin menjawab jika dia sangat membenci ikatan pernikahan? Namun ia yakin jika Alea akan menjauhinya setelah mengatakan hal tersebut.

Justin memejamkan kedua matanya sekilas, sepertinya dia harus menenangkan Alea terlebih dahulu. "Aku mau, sayang. Kamu kenapa ngomong gitu."

"Kamu bohong, Just. Kalo gitu kenapa kamu nyuruh aku pake alat kontrasepsi?!"

"Oke-oke. Soal itu aku minta maaf, sekarang gak ada alat kontrasepsi, aku mau kok pake pengaman."

Alea mendesah kasar, amarahnya masih belum menyulut, tapi dia tidak ingin bertengkar dengan Justin. "Terserah kamu." Dia membuang wajahnya ke arah lain.

"Al, please. Udah ya marahannya, nanti aku gak fokus bikin skripsi," keluh Justin, bibirnya cemberut, dia harus bisa membujuk kekasihnya.

Alea mendongak menatap kedalam manik mata Justin yang berwarna biru, ah benar juga, pria itu sedang menjalani sidang skripsi, dan Alea tidak ingin membuat suasana hati pria itu kacau.
"Yaudah, lain kali jangan di ulangi lagi ya." Alea membuka kedua lengannya.

Justin mengangguk patuh, lantas memeluk Alea erat, menyematkan kecupan di puncak kepala Alea berulang kali.

"Nanti aku mau ketemu sama Jack, boleh gak? Mau sharing-sharing tentang skripsi."

"Boleh, aku juga mau ke kampus nanti."

"Oke sayang, kita ke kamar aku dulu yuk." Justin segera mengangkat tubuh Alea ala pengantin setelah mendapatkan anggukan dari gadis itu, dan melakukan aktifitas menyenangkan di atas kasur.

...

Hari kini sudah menjelang siang, setelah bergumul di atas kasur, Alea memang sempat tertidur dan setelah terbangun, dia tidak mendapati Justin lagi, karena sudah di pastikan pria itu sudah pergi.

Alea memejamkan kedua matanya menikmati guyuran air shower membasahi tubuhnya, Alea berusaha berpikir positif. Ya, dia harus menguatkan hati untuk lebih mempercayai kekasihnya. Ah sudahlah, seharusnya Alea tidak perlu mencerca Justin soal perhamilan, Alea juga tidak begitu yakin jika bulan depan dia akan berhasil hamil atau tidak.

Setelah menyelesaikan ritual mandi serta berpakaian lengkap, Alea memutuskan memakai taksi hari ini, you know.. dia tidak memiliki mobil pribadi lagi kan?

Waktu berjalan dengan singkat hingga Alea kini sudah sampai di perkarangan kampus, seperti biasanya dengan bosan Alea memasuki kelas, belajar bersama orang-orang asing, yah tentu saja karena Alea tidak suka berteman, dia hanya memiliki Justin sekarang, mungkin juga Jack dan Carla.

Jam berputar begitu cepat, kini menunjukkan pukul 4 sore, Alea segera bergegas, karena kelasnya sudah selesai, Alea memutuskan segera pulang.

Eternal Love [Justin&Alea]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang