43.

11.3K 159 9
                                    

"Hati-hati, sayang." Justin menuntun Alea duduk di kasur, saat ini mereka sudah tiba dirumah ⎯di flat, sepulangnya dari rumah sakit, Justin mengajak Alea pulang bersamanya, dan Justin tidak dapat menahan rasa bahagianya ketika Alea setuju dan kini wanita itu sedang berbaring di atas ranjangnya.

"Just, kamu ngomong hati-hati berulang kali lho," ucap Alea terkekeh gemas. Justin tampak sangat perhatian saat ini, membuat hatinya menghangat, akhirnya prianya menerima kehadiran janin di kandungannya ini, meskipun melewati beberapa masalah terlebih dahulu. Tak apa, yang terpenting sekarang Justin sudah kembali kedalam pelukannya.

"Gak apa-apa, sayang. Kamu laper gak?"

Alea menggeleng tersenyum. "Gak, aku mau di peluk kamu aja." Dia merentangkan kedua tangannya.

Membuat Justin mengulum senyuman, lalu bergabung di atas ranjang bersama wanitanya.

"Aku kangen banget sama kamu," ucap Alea memeluk tubuh tegap Justin, menghirup aroma tubuh pria itu dalam-dalam, terasa nyaman dan menenangkan, pelukan Justin merupakan tempat ternyaman bagi Alea.

"Aku lebih kangen sama kamu, Angel." Justin memeluk Alea sembari mengecup puncak kepala wanita itu dalam-dalam. "Maafin aku ya."

"Udah ah, aku bosen denger maaf kamu terus." Bibir Alea mencebik, sedari perjalanan pun Justin sudah berulangkali mengatakan permintaan maaf hingga membuat kuping Alea panas.

Justin tersenyum, bernapas lega ketika melihat kelembutan dan senyuman dari Alea, rasanya Justin sudah bisa bernapas dengan baik.

Alea mendongak menatapi wajah rupawan kekasihnya, keduanya saling menatap lalu detik kemudian terkekeh, dan setelahnya Alea masuk kedalam pelukan Justin, mengecup leher pria itu berulang kali.

"Sayang.." erang Justin tersiksa. Hei, tidak tahukah saat ini dia sedang menahan libidonya yang mulai bangkit? Tentu saja! Sudah begitu lama kejantanannya belum di puaskan. "Jangan di gituin," bisik Justin dengan nada rendah.

Membuat wajah Alea memerah, tangannya terangkat mengusap garis rahang Justin, turun ke leher, mengecup jakun pria itu dan Alea dapat mendengar desisan Justin.

Justin menatap Alea dengan tatapan sayu, tangannya terangkat menekan tangkuk Alea meraup bibir wanita itu dalam-dalam, menyesap bibir dan lidah Alea dengan rakus, hingga suara kecipak basah yang tercipta antara kedua bibir mereka pun terdengar liar.

"Mmhh.." Alea mendesah kala lidah panas Justin menyusuri lehernya. Gairah yang terpendam kini meronta-ronta karena sentuhan Justin yang begitu memabukkan, Alea sangat merindukan pria itu, milik Justin yang besar, desahan rendah pria itu, dan juga bagaimana pria itu bergerak gagah di atas tubuhnya.

"Angel, jangan pancing aku, kita gak bisa lakuin ini." Justin kembali menatap kedalam bola mata Alea dengan amat tersiksa karena sudah di kuasai oleh nafsu.

Alea tersenyum. "Boleh kok, kandungan aku udah lima bulan, asal hati-hati aja."

Mendengar ucapan Alea, membuat kejantanan Justin semakin mengeras, meronta meminta di bebaskan dari celana jeans Justin, oh god!

Justin kembali melumat bibir Alea dengan sangat lembut, menyesap dalam-dalam, lalu melarikan bibirnya di area perpotongan leher Alea, kedua tangannya pun tak tinggal diam, Justin meremas bagian favoritnya, menanggalkan pakaian Alea dengan mudah, lalu menyusu bak bayi kehausan.

Justin begitu tertegun melihat perut Alea yang sudah mulai membuncit, nampak bulat dan kiyowok membuat jantung Justin berdebar keras, dengan lembut dia menyentuh perut Alea, lalu menyecup dalam-dalam.

Alea menatap Justin sayu, tersenyum hangat kala melihat tatapan penuh cinta dari pria itu. "Ahh, Justin.... Hhh."

Mulut Alea terbuka menganga ketika bibir panas Justin memuaskannya di bawah sana, napasnya memburu, kedua tangannya terulur mengusap lembut rambut Justin, mendesah-desah nikmat oleh permainan pria itu di kewanitaannya.

Eternal Love [Justin&Alea]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang