35.

7.7K 165 18
                                    

"Justin please," rengek Alea. Tubuh gadis itu menggeliat di atas kasur, bulir keringat menghiasi wajahnya yang cantik, kedua matanya menyayup melihat ke arah pria tampan yang bertelanjang dada yang duduk tak jauh darinya.

"Ini hukuman kamu, mi amor." Justin menghisap rokok, lalu menghembus asapnya di udara, pria itu duduk di kursi samping jendela kaca yang sengaja terbuka, menatap tajam ke arah gadisnya yang nampak seperti cacing kepanasan.

"Aahh." Alea menggigit bibirnya tak kuasa, ini benar-benar hukuman baginya. Bagaimana tidak? Saat ini sebuah benda kecil berbentuk seperti kacang sedang bergetar dengan kecepatan sedang di dalam kewanitaannya. Alea tak dapat menjangkau benda itu, pasalnya Justin telah memborgol kedua tangannya di sisi ranjang.

Justin masih menikmati pemandangan erotis itu sembari menghisap rokok yang kini tinggal setengah. Kejantanannya sudah sangat sesak di bawah sana, tapi dia harus bisa menahan diri supaya Alea merasakan hukuman sesungguhnya.

"Justin.. ahh, aku udah gak kuat." Wajah Alea memerah, kedua pahanya mengangkang, bahkan pantatnya kini terangkat kala menjemput pelepasan yang kesekian kalinya.

"Masih belum, sayang," geram Justin tak tahan, napasnya kini sudah memburu.

"Justin.. aku mau penis kamu sekarang."

"Shit!" Mendengar itu membuat Justin mengumpat, gairahnya memuncak dengan gila, membuatnya segera menekan puntung rokok di asbak, lantas menghampiri Alea dengan tatapan lapar.

Justin mengeluarkan benda kecil itu yang sempat ia beli dari Lucas si keparat yang kini beralih profesi menjadi menjual online, Justin langsung saja menyambar milik Alea dengan lidah panasnya, membuat gadis itu menjerit-jerit.

Tak bisa menahan lagi, Justin pun segera menghantam kewanitaan Alea dengan rudal gagahnya, memacu bak kuda liar menyebabkan ruangan kedap suara itu di penuhi oleh suara-suara erotis.

"Just.. ahh, l-epasinn borgolnya." Alea berkata terbata akibat hujaman tak terkendali dari pria bule di atas tubuhnya itu, rasanya Alea tak leluasa, ia ingin meraba wajah tampan yang penuh keringat itu.

"Ini masih hukuman kamu, sayang. Kamu nikmati aja ya." Justin memompa dengan cepat, namun pada saat ia rasakan milik Alea mengetat, gerakan Justin malah berhenti, membuat kedua mata Alea melotot tak suka.

"Just.. aku gak bakal maafin kamu kalo kamu main-main lagi."

Justin menggeram rendah. "Jadi kamu mau apa, sayang, hm?"

Wajah Alea memerah malu, dia menggigit bibir bawahnya dan berkata. "Mau lebih cepat."

"As you wish, Angel."

Usai mengatakan itu, Justin kembali memompa tubuh Alea dengan kuat, dalam dan bertenaga, Alea pun menjerit dan mendesah-desah hebat di buatnya, kepala Alea sesekali menyentuh kepala ranjang sanking kuatnya pompaan Justin.

"Ahh." Napas Justin memburu, lagi-lagi pria itu mengeluarkan di dalam. Dan Justin sangat sadar, dia hanya berpikir satu atau dua kali pasti tidak masalah, dan ternyata jika membuang di dalam terasa lebih nikmat.

Napas Alea memburu, berbeda yang di pikirkan oleh Justin, Alea malah berharap jika dia segera hamil. Alea ingin membuat hubungan serius dengan pria itu, dan sepertinya itu jalan satu-satunya agar Briana merestui hubungan mereka. Dan lagi, jika Alea mengandung, Justin tidak akan meninggalkan Alea.

Tanpa sepatah kata, Justin bangkit lalu mengusap milik Alea dengan tisu, setelahnya membuka borgol di tangan Alea.

"Maafin aku ya." Justin mengusap pergelangan tangan gadisnya yang nampak memerah.

"Gak apa-apa kok, sekarang kamu udah tenang kan? Udah gak cemburu buta lagi?" goda Alea membuat Justin cemberut.

"Jangan coba-coba bikin aku cemburu, nanti hukuman kamu aku tambahin."

Eternal Love [Justin&Alea]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang