33.

16.9K 171 3
                                    

Alea berdiri di depan cermin besar, menatap tubuhnya yang telah di baluti oleh gaun hitam elegan, wajah cantiknya telah di poles oleh make up, meskipun kedua matanya nampak membengkak karena terlalu lama menangis, namun itu tidak menghalangi kecantikannya malam ini.

Yah, malam ini Alea akan bertunangan dengan Aron, sahabat yang dulu ia cintai.

"Anda sangat cantik, nona."

"Shut up!" bentak Alea geram, menatap tajam wanita jadi-jadian sebagai perancang busana di belakangnya tersebut.

Membuat pria cantik itu bungkam seketika, menunduk lalu melangkah kembali bergabung bersama empat wanita lainnya.

"Sabar ya, mungkin nona Alea lagi gak mood."

"Iya aku tau kok."

Alea mendesah kasar melihat kepergian kelima perancang busana itu, lalu di gantikan oleh kedatangan Briana.

"Kamu udah siap? Ayo turun, Aron udah nungguin kamu dari tadi."

"Mom, please. Alea gak suka dengan cara Mommy kayak gini.." Alea memelas.

"Gak ada bantahan, Al. Kamu tau apa resikonya kalo kamu menolak," kata Briana tegas.

Alea menunduk pasrah, ya.. Briana telah mengancamnya jika ia menolak pertunangannya dengan Aron, Briana akan membunuh kekasihnya. Alea tidak percaya Briana memiliki rencana jahat seperti itu, namun Alea sangat mengenali Ibunya jika wanita itu tidak pernah bermain-main dengan ancamannya, maka dari itu Alea hanya bisa pasrah karena tidak ingin menyeret Justin kedalam masalahnya.

Briana dapat melihat keputusasaan di wajah putrinya, mati-matian ia menahan hatinya supaya tak luluh. Briana sudah sampai di tahap ini, Briana juga sudah berusaha membekukan hatinya agar tidak kasihan melihat air mata putru tunggalnya. Ini semua demi Alea, Briana tidak ingin gadis itu jauh darinya. Keputusannya untuk menikahkan Alea dengan Aron sudah benar, ya.. malam ini Briana akan menikahkan putrinya, dan tentunya Alea tidak tahu.

"Al gak akan maafin Mommy kalo Justin kenapa-kenapa."

Briana tersenyum tipis. "Justin bakal aman kalo kamu nurut, sekarang turun dan temui Aron."

Alea mendesah panjang, memejamkan kedua matanya sekilas. Sekarang Alea meragukan jika Briana benar-benar Ibu kandungnya, Ibu mana yang mau melihat anaknya menderita? Ya, itu hanya Briana seorang.

Sesampainya di lantai satu, Alea mendapati Christoff dan Aron sedang berbincang.

Christoff tersenyum melihat putrinya terlihat sangat memukau, berbeda jauh dengan raut wajah gadis itu yang tampak seperti mayat hidup.
"Kau jangan khawatir, Daddy sudah berbicara pada Aron," katanya menghampiri Alea.

"Percuma, Dad. Mommy mengancam membunuh Justin.."

"Justin baik-baik saja. Dia dalam pengawasan Daddy, orang-orangan Ibumu sudah Daddy urus."

Mendengar itu Alea menghela napas lega, tersenyum tipis lalu memeluk Christoff sekilas. "Terimakasih. Kau sangat baik, Dad."

"Tentu saja, karna kau putriku."

"Lalu bagaimana dengan Aron?"

"Daddy akan menanam saham di perusahaan Ayahnya Aron jika Ibumu berulah." Christoff tersenyum, ia dapat melihat wajah Alea kembali cerah, tangannya terangkat untuk mengusap rambut gadis itu pelan. "Sekarang pergilah, temui Aron."

Alea mengangguk, lantas melangkah menghampiri Aron yang kini sedang duduk di sebuah kursi.

"Kau terlihat seksi.." Aron berkata menggoda, ia bangkit lalu menarik kursi, mempersilahkan Alea duduk.

Eternal Love [Justin&Alea]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang