37.

11.4K 164 3
                                    

"Kamu kenapa akhir-akhir ini sensitf banget?" Justin menatap Alea, mencoba menyentuh pinggang gadisnya namun Alea segera menepis tangannya, membuat kening Justin mengerut, apa ini masih menyangkut soal perhamilan dan alat kontrasepsi? Tapi ini sudah dua minggu!

"Kamu mau makan? Bentar aku siapin dulu."

"Al, please.. jangan gini."

"Aku kenapa?" Alea berbegas menyalin hasil masakannya di dua piring yang telah ia sediakan. Lihatlah.. sanking besar cintanya pada Justin, Alea berusaha untuk belajar memasak, meskipun masakannya tidak seenak buatan Justin, setidaknya bisa di terima oleh lidah.

"Kamu masih marah soal kontrasepsi itu?"

"Gak." Alea melangkah sembari membawa dua piring ke meja makan, lalu makan tanpa memperdulikan Justin.

"Trus kamu kenapa? Aku salah apa, Al?" tanya Justin khawatir, Alea memang tidak mendiaminya.. tapi Justin bisa merasakan jika Alea sedikit menjauh darinya.

Alea diam, menulikan pendengarannya, mengabaikan ocehan Justin, kata-kata maaf cowok itu hingga kini dia selesai makan.
"Just.. makan."

"Please.. angel."

Mendengar itu membuat Alea menatap ke arah Justin, dia menghela napasnya.. memang saat ia mendengar perkataan Justin di rumah Jack tempo lalu bukan apa-apa, hanya saja Alea sangat kesal jika cowok itu membahas soal kehamilan, karena Alea memiliki tujuan untuk hamil, dan Justin sangat menolak untuk hal tersebut.

"Kalo Alea hamil, gue suruh aborsi."

"Bagi gue anak itu pengganggu hubungan kami berdua."

Alea memejamkan kedua matanya sekilas, rasanya ia mencabik-cabik wajah Justin sekarang, tapi Alea harus bisa bersabar dan berpikir positif, karena sedari awal Justin adalah pilihannya, bahkan Alea rela meninggalkan Ibunya demi Justin.

"Pikirin aja sendiri," ucap Alea sembari mengelap tangannya usai mencuci piring. Selanjutnya gadis itu melangkah ke kamar, lalu mendudukkan tubuhnya di atas ranjang, di ikuti oleh Justin.

Wajah Justin memelas.. sungguh ia benar-benar tersiksa oleh sifat Alea seperti ini, bahkan dua minggu pun tak ada jatah. "Angel, please.. bilang kalo aku punya salah, jangan diam gini.." rengek Justin, Cowok itu mendusel di dada Alea, memeluk gadis itu erat.

Sebenarnya Alea tak tega melihat wajah kekasihnya, dan tanpa ia sadari tangannya terangkat lalu mengusap rambut Justin. Alea mendesah kasar..
"Kamu bahas apa aja di rumah Jack dua minggu yang lalu?"

Kening Justin mengerut. "Aku gak bahas apa-apa."

"Kamu yakin? Padahal aku dengar semua."

"Kamu dengar? Jadi kamu udah kerumah Jack?"

Alea  diam, usapan di rambut Justin pun berhenti, dia berusaha mendorong cowok itu, namun Justin semakin merapatkan pelukannya, membuat gadis itu mendengus pasrah.

Sekarang Justin ingat.. shit! Jadi Alea sudah mendengar ucapannya di hari itu.

"Al, percaya sama aku. Aku cuma bercanda, kalo emang beneran kamu yang hamil, aku bisa apa.."

"Bohong!"

"Aku serius, sayang.."

Alea memutar bola matanya malas.
"Udahlah, gak usah di bahas. Aku udah maafin kamu kok."

"Beneran?" tanya Justin tak percaya.

Gadis itu mengangguk. "Tapi janji, jangan pernah tinggalin aku.."

Justin tersenyum, pria itu menangkup wajah Alea, mengecup kening cewek itu dalam-dalam.
"Aku janji, sayang.."

"Hmm.. yaudah aku mau kerjain tugas dulu buat besok."

Eternal Love [Justin&Alea]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang