Alea berdiri di tengah-tengah antara Justin dan Aron, yang mana Aron menatap tajam ke arah Justin, sementara Justin hanya menatap datar Aron.
"Tinggalkan kami berdua," kata Aron tegas, membuat Alea menggeleng.
Saat ini kertiganya sedang berada di basement, ah tidak, disana juga terdapat Jack, karena pria itu datang bersama Justin.
Justin tersenyum mengusap rambut Alea lembut.
"Gak apa-apa, sayang," ucap Justin berhasil membuat amarah Aron berkobar. Lantas Justin beralih pada Jack. "Bawa Alea pergi, Jack."Jack mengangguk, lalu menarik tangan Alea..
"Just, jangan berantem.." Alea menatap Aron dengan tatapan datar. "Aku tidak akan memaafkanmu jika Justin terluka olehmu."Mendengar nada posesif itu membuat Aron berdecih jijik, melihat bagaimana cara gadis itu membela pria bernama Justin membuat hati Aron semakin terluka. Aron mendesah kasar saat melihat Alea dan Jack sudah jauh.
"Bisa kita bicara?" Aron memulai percakapan.
"Ya, tentu. Di dekat sini ada sebuah cafe.."
"Tidak. Aku hanya ingin menanyakan sesuatu." Aron menjeda ucapannya. "Apakah kau serius dengan Alea? how much you love?"
Justin menghela napas. "I love her more than my life."
Mendengar kalimat Justin membuat Aron menyeringai. "Dengar. Aku dan Alea sudah menjalin hubungan cukup lama, aku tahu Alea mencintaimu.. tapi tidak tertutup kemungkinan jika Alea hanya menyukaimu sebatas kagum saja." Aron berkata sembari menilai penampilan Justin dari bawah hingga atas kepala. Aron akui jika Justin satu tingkat di atasnya soal wajah, tapi jika penampilan? Pria ini tampak seperti brandalan.
Jika Alea menyukai pria modelan seperti Justin, Aron juga bisa merubah penampilannya, menggunakan tato maupun tindik, tapi Alea tidak pernah mengatakannya.
"I believe in Alea," jawab Justin pelan. "Aku tidak akan pernah terpengaruh oleh ucapanmu."
Aron terkekeh kecil, memasukkan kedua tangannya di dalam saku celana. "Sebaiknya kau mundur saja, sedari kecil aku selalu bersama Alea, mungkin saja jika dia sudah bosan padamu, dia akan kembali padaku."
"Yah mungkin saja. Tapi ku pastikan hal itu tidak akan terjadi." Justin berkata santai.
Membuat Aron mendesah kasar. "Baik. Kau mengatakan jika Alea adalah hidupmu, maka aku menantangmu untuk duel.." dia menjeda ucapannya. "Aku akan menunggumu hingga kau pulih, karena aku bukan pria pecundang yang melawan saat musuhnya sedang lemah." Aron tersenyum miring, dia memang sudah mengetahui soal operasi yang di jalani Justin.
"Persiapkan dirimu." Aron menepuk bahu Justin pelan, kemudian melenggang pergi meninggalkan Justin tanpa sepatah kata.
"Justin!" Suara teriakan Alea terdengar, gadis itu berlari di susul Jack dari belakang.
Napas Jack tersengal-sengal. "Just, sorry gue udah berusaha nahan Alea tapi dia.. dia khawatir sama lo."
"Gak apa-apa, lo pergi duluan aja, gue mau bareng sama Alea." Justin berkata dan Jack mengangguk, meninggalkan sejoli itu.
"Justin, kamu gak apa-apa kan? Tadi Aron gak ngapa-ngapain kamu? Dia ngomong apa sama kamu?" cerca Alea penasaran, bahkan gadis itu memeriksa wajah Justin serta tubuh prianya apakah lecet atau tidak.
Justin tersenyum, melihat wajah khawatir Alea membuat hatinya menghangat. Justin sangat mempercayai gadis ini, ucapan Aron tidak ada apa-apanya, namun soal duel, sebaiknya Justin menyimpannya sendiri saja.
"Gak ada, sayang. Dia cuma bilang kalo aku janji harus jaga dan cinta sama kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
RandomFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠