"Sayang, aku bisa jalan sendiri lho," keluh Justin saat Alea memaksanya untuk di papah, keduanya kini sedang melangkah menuju basement, yah.. hari ini Justin sudah di perbolehkan pulang, dan itu sangat melegakan. Justin juga tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya karena seminggu penuh di rumah sakit, Alea selalu menemaninya.
"Kamu bisa diam aja gak sih?" Alea berdecak, tangan satunya menenteng tas berisikan pakaian Justin, sementara yang satunya menggandeng lengan pria itu, menuntun jalan Justin agar hati-hati.
"Sini tas nya biar aku bawain." Justin dapat melihat Alea kerepotan.
"Gak.. kata dokter kamu gak boleh bawa barang gak berat."
"Astaga, Al. Itu gak berat, sayang.."
"Yaudah, lagian aku juga bisa."
Justin menggeleng kepalanya, sifat keras kepala gadis itu mendadak muncul, tidak.. bahkan seminggu ini Alea tidak membiarkan Justin melakukan apapun, Alea senantiasa merawatnya, gadis itu sudah mirip seperti seorang Ibu. Justin menghela napasnya, berbicara soal Ibu, Justin tidak pernah merasakan kasih sayang seorang Ibu.
"Ini mobil siapa, Just?"
"Mobil dinas dari tempat kerja aku. Aku bisa pake kapanpun aku mau, asalkan aku tetap bekerja di perusahaan mereka." Justin berkata, dan Alea mengangguk. "Yaudah masuk sana."
"No, no. Biar aku aja yang nyetir." Alea dengan cepat menuntun Justin di pintu di samping kemudi, pria itu hanya bisa pasrah saja, lantas Alea mengitari mobil lalu duduk di kursi kemudi.
"Angel, aku gak selemah itu gak bisa mengemudi." Jujur saja Justin tidak tahan jika tidak berbuat apa-apa, apalagi jika berdiam saja tanpa mengerjakan apapun.
"Kali ini kamu harus nurut sama aku, itu pun kalo kamu sayang sama aku."
Mendengar itu membuat Justin terdiam, hah terserah gadis cantik itu saja, asalkan Alea bahagia.
Di perjalanan, Justin tersenyum sembari memandangi Alea hingga keduanya sampai di rumah, saat pintu terbuka, Justin terkejut melihat lampu seketika menyala dan ledakan popper terdenger."Welcome to home!"
Itu suara Jack, ah bukan hanya Jack, melainkan ada banyak orang disana! Mereka tersenyum, menyambut kedatangan Justin dengan penuh suka cita, oh astaga, itu adalah rekan-rekan kerja Justin. Membuat Justin tertegun, sementara Alea tersenyum menggandeng lengan Justin, membawa pria itu duduk di sebuah sofa.
"Just, kami seneng liat lo udah pulih kembali," seru pria berusia 30an, berkulit agak gelap. Justin mengangguk dan tersenyum.
"Thanks buat semuanya, gue gak nyangka kalian benar-benar datang."
"Sebenarnya kita semua pengen jenguk lo kerumah sakit, Just. Tapi gak keburu karna banyak kesibukan, Sorry kalo baru sekarang kita ada kesempatan," ujar perempuan berambut pendek.
"Gak masalah kok, btw sejak kapan kalian datang?" Justin bertanya.
"30 menit yang lalu sih." Jack menjawab. "Btw gue udah banyak cemilan dan minuman, gimana kalo kita party buat ngerayain rumah baru dan kesembuhan Justin?!"
Semuanya berseru setuju, lantas Jack bangkit berdiri untuk mengambil beberapa cemilan dan minuman berakohol, sementara Alea mengajak Justin ke kamar untuk membantu pria itu mandi.
"Aku bisa mandi sendiri."
"No. Biar aku bantu ya, aku takut kamu kenapa-kenapa." Alea dengan perlahan membuka kancing kemeja Justin ketika keduanya sudah sampai di kamar mandi.
Justin menyeringai kecil. "Bilang aja kalo kamu pengen liat punya aku kan? Itu sih enak di kamu aja."
Wajah Alea memanas. "Yaudah sana mandi sendiri aja!" seru Alea malu, tanpa sepatah kata dia meninggalkan Justin sendirian di kamar mandi, membuat pria itu tertawa geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
RandomFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠