"Ar, Mommy mana?!" Suara Alea terdengar panik saat keduanya tiba di mansion Briana.
"Tenanglah, baby. Aunty Briana berada di kamar, sebaiknya temuilah Ibumu."
Alea mengangguk, dengan cepat gadis itu berlari menuju kamar Briana, dan benar saja disana terdapat dua perawat dan satu orang Dokter pribadi keluarganya, terlihat punggung tangan Briana telah tertanjam jarum infus.
"Mommy!" Alea berlari kecil, duduk di kursi dan menggenggam tangan Ibunya, tak sadar air mata Alea jatuh begitu saja melihat keadaan Ibunya yang nampak lemas.
Kedua mata Briana masih tertutup. "Dokter Mommy saya sakit apa?"
"Darah tinggi, Nona." Dokter itu menjawab. "Kalau begitu saya permisi.."
Alea mengangguk dan mengucapkan terimakasih, tak lupa mengantarkan wanita berjas putih itu keluar kamar, setelahnya kembali duduk dan menggenggam tangan sang Ibu.
Dia memang merindukan Briana, namun kesalahan Briana tak pernah Alea lupakan. Dan Demi Tuhan, Alea tidak akan pernah menerima suami Briana itu menjadi Ayahnya.
"Kau sudah datang, nak?" Suara berat pria berumur 40an datang menyapa Alea, pria gagah dan masih tampan itu tersenyum tulus pada anak tirinya.
"Hm." Alea hanya berdehem tanpa menatap kearah Christoff, Ayah tirinya.
Christoff hanya bisa menghela napas paham akan posisinya yang tak di inginkan Alea. Dia memutuskan untuk keluar dari kamar dalam diam, membiarkan Alea dan Briana berdua di sana.
"Alea..."
Terdengar gumaman dari Briana membuat kedua mata Alea berbinar, menatap Ibunya yang perlahan mulai sadarkan diri, kedua mata Briana mengerjab, menatap putrinya dengan tatapan lemah.
"Nak, apakah kamu benar-benar Alea-ku?" Briana bahkan kini mulai menangis.
"I-iya.. Mommy maafin Al.." Alea membungkuk demi memeluk Ibunya penuh kerinduan, dan detik itu juga keduanya memecahkan tangis bersama, keduanya tersenyum lantas Alea kembali duduk dan menggenggam tangan sang Ibu.
"Seharusnya Mommy yang minta maaf sayang, Maafin Mommy, hm?"
"Alea udah maafin Mommy kok.." Ucapan Alea terjeda. "Tapi jangan harap Alea akan terima laki-laki itu sebagai Ayah, bagi Alea Ayah Nicholas gak bisa di gantikan."
Briana memejamkan kedua matanya, menatap putri satu-satunya dengan sendu. Alea tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi, dan Briana ragu, jika dia berkata jujur, entah Alea memberi tanggapan apa.. Briana hanya takut kehilangan sang anak.
Selama ini, dia bukan tidak perhatian pada Alea, sebenarnya Briana selalu melihat putrinya dari jauh, bahkan Briana tahu dengan siapa Alea dekat sekarang.
"Gak apa-apa kok, tapi asal kamu tau, nak. Ayah Christoff itu orang yang baik.."
"Stop!" Suara Alea sedikit meninggi. "Alea kesini hanya demi Mommy, Al gak mau dengar nama laki-laki itu."
"Yaudah, maafin Mommy." Akhirnya Briana mengalah.
"Nak, bisakah kamu tinggal kembali bersama Mommy? Mommy gak bisa jauh-jauh dari kamu, sayang..""Maaf, Mom. Sekarang Al udah.."
"Udah punya pacar?" Briana langsung menebak. "Kamu gak sayang sama Mommy?"
"Eh bukan gitu.."
"Jadi kamu gak kangen sama Mommy?" Briana tampak sedih, bahkan wanita itu kembali mengeluarkan air mata.
"Yaudah deh, Al mau tinggal sama Mommy." Alea berkata final, dia memang perlu menghabiskan waktunya dengan Brianya yang selama ini terbuang. Alea tidak bisa membohongi dirinya sendiri, karena yang terdekat dengannya sedari kecil hanyalah Briana, dan ketika ia dan Ibunya berjauhan, sebetulnya Alea sangat kesepian, tapi dia baru menyadari ketika Justin mengingatkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
RandomFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠