Di dalam mobil hanya tercipta keheningan, berbeda dengan Aron yang sedari tadi melirik Alea yang sedang duduk di sebelahnya. Rasanya ingin sekali mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Alea, sehingga sebulan ini ia merasa Alea menjauhinya. Alea berubah, Aron tidak merasakan cinta gadis itu lagi.
"Say something," ucap Aron pelan, namun Alea tidak menjawab.
Pikiran gadis itu melalang buana. Memikirkan bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Justin, apakah dia dan Justin benar-benar putus? Jujur saja Alea masih mencintai pria itu, sangat. Bahkan Alea sangat menyesali ucapannya kala itu yang berhasil membuat Justin sakit hati.
Alea pikir mungkin ia juga bersalah karena menyembunyikan hubungannya dengan Aron pada Justin. Lalu bagaimana sekarang? Apakah Justin bersedia menerimanya kembali? Atau Apakah pria itu sudah menganggap hubungan mereka benar-benar berakhir?
"Gak, gue gak mau.."
"What did you say?" tanya Aron bingung, dia dapat melihat jika Alea sedang memikirkan sesuatu. Alea hanya menggeleng sebagai jawaban.
Aron mendesah keras. "Katakan, Al. Apakah aku membuat kesalahan? Kenapa kau semakin menjauh dariku?"
"Apa yang kau katakan?" Alea memutar bola matanya malas. Satu bulan setelah kejadian dia dan Justin adu mulut di basement, dan setelahnya ia tidak bertemu lagi dengan pria itu. Kadang Alea berpikir jika ucapan Carla benar, yah Justin bajingan keparat.
"Ya, jawab saja."
"Kau tidak salah. Aku yang salah, akhir-akhir ini tugas kuliahku menumpuk, mengertilah." Alea mendesah kasar.
"Hanya itu?" Alis Aron terangkat satu. "Apa tidak ada alasan lain?"
"Memangnya apa lagi?" geram Alea.
"Seperti kau memiliki pria lain?"
"Hm." Setelah itu tak ada percakapan lagi di antara keduanya. Alea tidak mau meneruskan topik pembicaraan itu, karena Alea masih belum memiliki waktu yang tepat untuk jujur pada Aron, pasalnya hubungannya dengan Justin pun sedang tak jelas.
Keduanya keluar dari mobil, baru saja Aron meraih jemari Alea untuk ia genggam, namun dengan cepat Alea menepis pelan tangan pria itu.
"Ar. Ingat, jangan pernah mencari muka di depan Ibuku, aku tidak suka.""Aku tidak pernah mencari muka pada siapapun, Ibumu saja yang terlalu menyukaiku."
Alea mengangkat tangannya di udara, lelah. "Terserah kau saja."
Setelahnya Alea melangkah sendiri, memasuki butik ternama, dan Alea dapat melihat Briana sedang bercakap-cakap dengan para Ibu-Ibu.
"Mom..""Eh, sayang.. ayok sini." Briana tersenyum melihat putrinya datang bersama Aron, lantas ia memperkenalkan Alea dan Aron kepada Ibu-Ibu yang ada disana, yah semuanya tentu saja orang terpandang.
"Mommy ngapain sih ajak Alea kesini?" bisik Alea tak nyaman, pasalnya wanita-wanita itu memujinya dan Aron secara berlebihan, bahkan mereka mengatakan bahwa Aron menantu idaman, sial.
"Oh ya, Mommy lupa.. kamu dan Aron harus fitting baju, sayang. Kalian kan bentar lagi tunangan.."
"T-tunangan?" Kerongkongan Alea tercekat. Briana mengangguk antusias membuat Alea panas sendiri, dengan cepat Alea menarik tangan Ibunya agar menjauh dari wanita-wanita tersebut.
"Bilang kalo Mommy cuma bercanda.."
"Mommy serius, kalian tunangan, trus nikah. Jadi Mommy pikir, kalian harus mempersiapkan pakaian.."
"Mom!" Suara Alea meninggi, namun dengan cepat-cepat ia menghela napas panjang, berusaha mengontrol emosinya.
"Alea gak suka Mommy ngambil keputusan tanpa bertanya lebih dulu ke Al. Ini hidup Al, Mom. Jadi Al yang akan nentuin sama siapa Al bertunangan atau menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
RandomFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠