10.

26.6K 393 3
                                    

Sudah dua bulan berlalu, sejak dari itu pula Alea tidak pernah menginjaki kakinya di rumah Briana sang Ibu. Dan sebulan yang lalu, Alea telah mendengar kabar pernikahan Briana. Pikirkan saja bagaimana rasa sakit Alea saat itu, Ayahnya baru meninggalkan dunia selama satu bulan, namun secepat itu Briana  menikah.

Alea semakin membenci Briana. Namun di balik itu, Justin selalu ada di sampingnya. Bahkan hubungannya dengan Justin semakin dekat saja.
"Al, lo udah selesai?"

"Eh, udah, ini mau ke perpus, lo mau ikut?" Alea bertanya pada Justin. Dapat Alea lihat senyuman Carla dari sana nampak tidak enak. Jangan tanyakan bagaimana kedekatan Alea dan Carla, gadis berambut merah itu masih saja tidak suka dengan Alea.

Alea tidak ambil pusing, ia juga tidak rugi jika tidak berteman dengan Carla.

Justin mengangguk, lantas menarik pergelangan tangan Alea, membuat Carla memanas saja.

"Muka lo kenapa?" Jack bertanya, mencubit pipi Carla, namun di tepis dengan cepat oleh gadis itu.

"Lo udah tau alasannya."

"Oh, Alea.." Jack berkata sembari mengunyah permen karet. "Menurut gue Alea manis juga, wangi, menarik, pantas Justin suka."

"Tutup mulut lo." Carla menunjuk wajah Jack dengan geram, kalimat pria itu membuat amarahnya mendidih, sejak kedatangan Alea, Justin jarang bertemu dengannya, jika tidak ke club bersama, ia tidak akan bisa berbicara dengan Justin, tidak seperti dulu.
"Justin gak bakal suka sama cewek itu, paling bentar lagi Justin bosan, kayak cewek-cewek yang lain!"

Jack terkekeh, menepis telunjuk Carla.
"Bilang aja kalo lo cemburu, karna sekarang Justin udah buang lo."

"Jaga mulut lo, brengsek."

"Ups, sorry. Lo mau ikut gue nanti malam gak? Kali ini gue bayar." Setelah mengatakan hal itu, Jack berlari sembari tertawa puas.

"Keparat bajingan!!" Wajah Carla memerah di kuasai amarah, detik kemudian dia menghela napas panjang, memutuskan untuk pergi menyusul Justin ke perpustakaan.

Berbeda yang berada di ruangan lain, Alea dan Justin sedang berkeliling guna mencari buku yang akan di baca, sesekali Alea tersenyum malu saat Justin membantunya mengambil buku yang tempatnya tinggi.

"Al.."

"Iya?" jawab Alea, kemudian berpaling menatap Justin yang kini malah mendekat padanya. Sontak saja membuat jantung Alea bekerja lebih cepat, ada apa dengan pria ini? Kenapa akhir-akhir ini sifat Justin sedikit.. lebih manis?

Seperti sekarang, dalam diam Justin mengusap kepala Alea dengan lembut, membuat Alea salah tingkah saja.
"Just lo kenapa?" tanya Alea bingung, dia mendongak menatap wajah tampan Justin.

Justin berdehem. "Lo cantik."

Kedua mata Alea membola, kalimat itu bukan hanya hari ini saja Justin ucap, bahkan hampir setiap hari Justin mengatakan hal tersebut.
"Just. Minggir, nanti ada orang.." cicit Alea, sebenarnya bukan karena ada orang, hanya saja saat ini dia sedang gugup setengah mati, karena Justin semakin menghimpit tubuhnya.

Punggung Alea bersandar di lemari buku, gadis itu hanya bisa menelan ludahnya melihat tatapan sayu dari Justin.

"Just.."

"Sebentar aja, Al." Justin merendah, lalu memeluk tubuh Alea erat, hidungnya bahkan mengendus di leher gadis itu, menghirupnya dalam-dalam, kedua tangannya mengusap punggung Alea dengan gerakan naik turun, namun secara lembut.

Alea merinding, merasakan sapuan napas Justin di lehernya, tubuhnya membeku, kedua tangannya hanya bisa diam tidak membalas pelukan Justin.

"Sorry, lo gak suka kalo gue gini?" Justin mengurai pelukannya.

Eternal Love [Justin&Alea]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang