Justin memasuki apartemen dan tidak mendapati Alea, ia entah mengapa bersyukur jika ia masih melihat koper gadis itu di samping sofa, yang artinya Alea tidak benar-benar pergi darinya.
Tapi dimanakah gadis itu pergi? Sial, Carla memang tidak ada habisnya merecoki orang yang terdekat dengannya. Sedari dulu begitu, tidak ada wanita yang betah dengannya karena Carla.
Carla merupakan sahabat bagi Justin, ya mereka berdua bersahabat sejak Justin memasuki kampus. Bahkan pernah tidur bersama, tapi itu murni keinginan dari Carla sendiri.
Carla memiliki kehidupan yang hampir mirip dengannya. Gadis itu tidak memiliki orang tua, hidupnya hanya bergantung dengan harta peninggalan orang tuanya. Dan juga Justin lebih dekat dengan Carla, oleh karena itu Justin tidak tega meninggalkan gadis itu.
"Sial." Justin bergumam, begaimana sekarang ia mencari Alea? Pukul hampir menunjukkan jam dua dini hari, dan gadis itu masih belum pulang? Bagaimana jika terjadi sesuatu padanya.
Justin hanya merasa khawatir tidak lebih. Pertanyaan Carla yang tadi tentu saja tidak benar. Justin hanya tidak ingin membuat Alea tidak nyaman, dan terlebih gadis itu tinggal bersamanya. Justin dapat melihat jika Alea merupakan gadis yang polos, jauh berbeda dengan Carla, gadis liar.
Justin bahkan sudah mencari gadis itu kemana-mana, dan hasilnya tetap sama.
Jika terjadi apa-apa pada Alea, Justin akan menyalahkan Carla, dan juga Jack sialan.
Baru saja Justin pergi membuka pintu apartemen guna mencari Alea kembali, ia pun mendapati gadis yang berhasil membuatnya cemas itu sedang berdiri tepat di hadapannya.
Ia menghela napas lega. "Dari mana aja lo?" Justin berusaha santai, tidak memperlihatkan kekhawatirannya pada Alea.
"Cuma cari angin." Gadis itu melenggang masuk.
"Soal tadi.." Justin tidak tahu harus berbicara apa, karena dia tidak bersalah sama sekali. Lain cerita jika dia lah yang mencium Alea.
"Lupain aja. Gue cuma kesel dikit." Alea benar-benar tidak mood. Memang itu bukan pertama kalinya dia berciuman. Dengan Aron pun ia pernah melakukan hal itu, tapi tentu saja dengan rasa suka sama suka. Tidak seperti Jack.
Alea mengambil posisi duduk di sofa, dan disusul oleh Justin duduk di single sofa.
"Malam ini lo tidur di kamar aja."
"Gak, gue tidur di sofa aja."
Tidak mendengarkan jawaban Alea, lantas Justin menarik koper melangkah memasuki kamar, mengabaikan seruan larangan Alea.
"Lo tidur, udah larut malem." Justin menarik tangan Alea, ia pun merebahkan tubuhnya di sofa.
"Justin. Udah gue bilang, gue mau tidur di sofa aja." Alea berseru tidak terima, namun pemuda itu malah memejamkan kedua mata.
"Justin!"
"Justin, bangun gak!" Alea kini menarik tangan Justin agar bangkit. Namun yang ia dapati kakinya keseleo alhasil membuatnya jatuh ambruk di atas tubuh Justin.
Pria itu meringis saat kepala Alea membentur keningnya cukup keras.
"Tidur di kamar apa susahnya sih?!" Suara Justin meninggi, membuat Alea salah tingkah, bangkit berdiri sembari mengusap kepalanya.Dan tanpa sepatah kata, gadis itu berlari memasuki kamar Justin tak lupa menguncinya dari dalam. Alea menarik napas dalam-dalam, sambil mengetuk keningnya berulang kali.
"Astaga, gue malu-maluin aja sih."
Paginya Alea bangun terlebih dahulu, melangkah menuju dapur untuk mencari makanan yang bisa mengganjal perutnya, namun ia tidak menemukan apa-apa. Lantas gadis itu memilih minum air dari lemari pendingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
De TodoFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠