Alea tidak peduli perkataan Jack, namun kalimat Carla berhasil membuatnya sedikit terganggu. Pasalnya, Alea semakin tertarik pada Justin, dan tidak ingin merasakan sakit hati nantinya.
Sudahlah tak perlu di pikirkan dulu, dan oh astaga dia teringat pada Aron. Bagaimana bisa Alea melupakan pacar bulenya itu, sementara dia memikirkan bule yang lain.
Baru akan menghubungi Aron, Aron sudah tebih dulu menghubunginya. Tidak membuang waktu, Alea mengangkat panggilan tersebut dengan senyuman yang lebar.
Namun setelah mendengar kalimat Aron, senyuman Alea memudar di ganti dengan perasaan cemas luar biasa.
Kedua mata Alea berkaca-kaca, bibirnya bergetar. Dengan cepat dia mematikan sambungan, merapikan alat tulis dan segera berlari keluar dari kelas. Mengabaikan seluruh tatapan orang termasuk Justin yang memang akan menghampirinya.
"Alea kenapa tuh?" Jack bergumam, dan Justin hanya bisa memandangi kepergian Alea dengan terburu-buru.
Alea mengendarai mobil dengan kecepatan penuh, jantung berdebar, kedua belah pipinya di basahi oleh air mata.
"Ayahmu kecelakaan, dia sedang kritis dirumah sakit! Berulang kali kau di hubungi Ibumu, tapi tidak kau angkat."
Kalimat Aron masih menari-nari di otak Alea. Ketakutan gadis itu semakin besar ketika sudah sampai dirumah sakit, dia mendapati beberapa pria bertubuh kekar berdiri di depan ruangan yang mana Ayahnya berada.
Alea berlari, memasuki ruangan tersebut dan yang ia dapati ialah orang-orang yang kini sedang bersedih, disana Ibunya juga ikut menangis.
"Daddy!!" Alea berteriak, tangisannya pecah seketika kala membuka kain penutup wajah Ayahnya. Dunianya seakan hancur melihat Ayahnya telah tiada.
"Daddy, tidak!!" Gadis itu terus meraung, menumpahkan tangisannya di atas mayat pria yang paling ia cintai, membuat semua orang-orang di ruangan itu menatapnya iba.
"Nak, sudahlah. Daddy udah tenang di alam sana." Briana mencoba menenangkan putrinya, namun yang ia dapati ialah penolakan dari Alea.
Alea tidak percaya Ayahnya pergi secepat ini.
"Apa yang mommy lakuin sama Daddy?!!"Briana menggeleng, dia memang bersalah saat menduakan suaminya, tapi demi apapun dia tidak berbuat hal buruk pada Nicholas suaminya.
"Mommy gak berbuat apa-apa, sayang. Daddy murni mengalami kecelakaan.""Alea gak percaya." Alea berteriak, masih terus menangis. Menatap Ibunya benci, dan yang lebih parahnya saat ia menoleh, Alea mendapati pria selingkuhan Briana memasuki ruangan.
Rahang Alea mengeras, semakin membenci Briana. Menatap pria itu geram. Alea semakin percaya jika Briana sudah tidak ada rasa pada Ayahnya. Alea sakit, kecewa dan hancur hari ini.
Lantas, kemana Alea harus pergi? Alea yakin Briana lambat laun akan menikah dengan pria brengsek itu, dan Alea sampai kapan pun tidak akan mau ikut dengan mereka.
"Daddy." Alea jatuh di tanah kuburan Nicholas, menangis tersedu-sedu disana. Mencurahkan segala rasa sakit di hatinya. Rasanya Alea sudah tidak kuat lagi. Ibu yang dulunya ia banggakan sekarang sudah berubah. Alea tidak mengenal Briana lagi.
"Alea pengen ikut Daddy aja." Dia berkata kesegukkan. Bahkan Alea masih belum puas mendapatkan kasih sayang dari Nicholas, karena ia tahu jika Ayahnya sedang berjuang untuk masa depannya.
Beberapa menit menghabiskan waktunya untuk menangis, detik kemudian Alea merasakan usapan lembut di kepalanya. Alea mendongak, terkejut melihat Justin berjongkok di sampingnya, bersama senyuman tulus.
"Maaf. Gue telat." Justin turut berduka, dia menarik Alea dan memeluk gadis rapuh itu.
Mendengar ucapan Justin, membuat tangisan Alea semakin menjadi, kedua tangannya memeluk pinggang Justin erat, dia kesegukkan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
De TodoFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠