Di tengah gelapnya malam di sertai hujan gerimis, seorang pemuda berjalan sempoyongan menyusuri jalanan trotoar dengan sebotol alkohol di genggamannya yang selalu ia tenggak, entah sudah berapa banyak ia sudah minum yang pastinya saat ini kedua matanya mulai memburam, serta kepalanya seperti sedang ketiban batu.
Namun begitu, ia terus melangkah sembari terus meracau, menendang benda apapun yang ada di depan mata hingga alkoholnya habis, ia melempar sembarang arah.
"Fuck!" Justin mengumpat seraya mengusap bibirnya kasar, wajah tampannya sudah memerah kini, kedua matanya melihat kedepan sebuah rumah megah yang menjadi tujuannya saat ini.
Di karenakan pagar rumah tidak terkunci, membuat Justin bebas masuk kemudian menendang-nendang pintu rumah itu dengan kasar.
"Keluar lo pengecut!" Justin terus menendang pintu di hadapannya, dan tak lama kemudian keluarlah Jack.
"Justin, lo kenapa?" Jack segera mendekati sahabatnya tersebut, namun dengan kasar Justin menepis tangannya.
Melihat wajah Jack membuat amarah Justin memuncak, tangannya terkepal serta rahangnya menegang, dia terkekeh sebentar membuat Jack bingung.
"Kesambet apa lo?.."
Bug!
Tak bisa Justin tahan lagi, akhirnya ia pun memukul rahang Jack, membuat pria itu sedikit terhuyung, Justin kembali melayangkan tinjuannya namun dengan cepat Jack menahan pukulan Justin.
"Lo kenapa, brengsek?!" Jack memelintir tangan Justin ke punggung, shit.. rahangnya cukup sakit untuk pukulan dari seorang yang sedang mabuk seperti Justin.
Justin pun dengan cepat memisahkan diri lalu kembali memukul wajah Jack, bukan hanya di rahang, Justin juga memukul perut dan menendang pria itu. Justin tersenyum miring sembari berusaha mempertahankan kesadarannya.
Jack bangkit berdiri sembari meringis memegang perutnya. "Just. Lo apa-apaan anjing?!"
"Gak usah pura-pura, brengsek! Gue tau lo kan yang hamilin Alea?! Lo Ayah anak itu!"
Mulut Jack menganga lebar tak percaya, apa-apaan itu? Astaga pria di hadapannya ini benar-benar sudah tidak waras.
"Just.. dengerin gue." Jack mendekat lalu mencrengram baju Justin. "Alea hamil anak lo, mau sampe kapan lo kayak gini? Gue tau lo paling gak suka kalo Alea hamil, tapi lo harus bertanggung jawab atas apa yang lo perbuat, jangan jadi kayak Alex, brengsek!"Justin mendorong Jack kasar sembari terkekeh geram. "Gue emang gak mau Alea hamil, jadi gue gak percaya kalo itu anak gue.."
"Trus mau lo apa, anjing? Kalo dari awal lo gak ada niat tanggung jawab terhadap Alea, bilang ke gue! Gue siap kasih tanggung jawab gue ke Alea!"
Mendengar itu membuat Justin emosi, rasanya kepalanya di bakar habis-habisan. Hingga dia tak dapat menahan diri untuk memukul Jack lagi. Akhirnya kedua pemuda itu pun saling baku hantam, yang mana Justin mudah di lumpuhkan oleh Jack karena Justin yang sedang mabuk.
"Sialan lo." Jack bangkit dari tubuh Justin yang kini sudah tak sadarkan diri. Napasnya tersengal-sengal akibat terbawa emosi, namun detik kemudian dia mendesah kasar lalu membopong Justin untuk ia bawa kedalam rumahnya.
Esoknya, Alea terbangun dengan kram yang ia rasa di bawah pusarnya, dia memang mengalami kram sedari awal hamil, namun kali ini kramnya cukup kuat dan menyakitkan, hingga Alea hanya bisa menangis dalam diam.
"Carl, tolong gue.."
"Al, lo kenapa? Kok lo nangis?!" Suara Carla terdengar tampak khawatir.
Alea memejamkan matanya menahan sakit.
Sayang, please.. bertahan demi Mommy ya.. batin Alea mengusap-ngusap perutnya.
"Lo bisa kesini gak? Gue lagi sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
RandomFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠