Alea kembali melihat alamat yang Justin berikan di ponselnya, dan benar saja.. bangunan tingkat ini lokasinya. Segera Alea memasuki bangunan besar tersebut, memasuki lift, dan mencari nomor pintu flat yang tertera. Membuka pintu menggunakan kunci, melangkah memasuki rumah yang gelap.. setelah menyalakan lampu, Alea cukup tertegun melihat isi ruangan yang sangat indah namun sederhana, tertata rapi, bercorak abu, hitam dan putih.
Mine
Ini yang aku maksud, Angel. Maaf, aku cuma bisa beli flat kecil, seenggaknya ada dua kamar, kamu bisa cek aja. Love you.Kedua mata Alea berkaca-kaca setelah membaca pesan Justin, tidak menyangka bahwa prianya malah menyiapkan semua ini, sementara Alea sibuk berprasangka buruk kepada Justin. Alea pun melangkahkan kakinya melihat ke arah dapur kecil, disana sudah lengkap bahkan kulkas juga sudah penuh terisi berbagai buah-buahan, serta minuman soda kaleng.
Setelah melihat dapur, Alea pun beralih menuju kamar.. dan sepertinya ini merupakan kamar Justin, yang mana baju-baju pria itu telah tertata rapi di dalam lemari, laptop juga buku-buku sudah tersusun rapi di meja belajar. Alea tersenyum melihat bingkai foto di atas meja nakas, astaga itu foto dirinya sedang tertidur.
Wajah Alea memerah malu, menurutnya Alea tidak begitu bagus di foto itu.. oh god, Justin ada-ada saja, namun Alea tak dapat menyembunyikan bahwa hatinya kini berbunga-bunga, ternyata Justin cukup manis juga. Setelah melihat-lihat isi kamar Justin, akhirnya Alea beralih di kamar tepat di samping kamar pria itu.
Alea terperangah melihat isi ruangan kamarnya bernuansa pink dan putih, dinding pink, meja belajar, lemari bahkan betcovernya pun berwarna pink, Alea menggigit bibir bawahnya haru, kedua matanya berkaca-kaca karena tidak percaya. Astaga, ini sangat menggemaskan, indah dan nyaman.
Bahkan lemarinya pun telah di isi oleh pakaian baru, meja belajarnya disana terdapat bingkai foto yang mana wajah Justin yang sedang memejamkan mata pula. Oh god, betapa imutnya pria itu?!
Alea menciumi foto Justin berulang kali, sembari merebahkan tubuhnya di atas ranjang emput, lantas memilih untuk menghubungi Justin melalui video call.
"Justin!" Alea berteriak geram, tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan pada pria di dalam layarnya ini, Justin malah senyum-senyum geli.
"Iya sayang? Gimana? Kamu suka? Itu kamar kamu.. aku sengaja milih flat dua kamar, aku pikir kamu juga punya privasi, jadi kamu boleh tinggal disana selama kamu mau."
"Just.." Alea kehilangan kata-kata. "Maafin aku ya, jujur aja selama ini aku udah banyak berburuk sangka sama kamu, aku pikir kamu main sama cewek lain, kamu gak sayang sama aku.. tapi ternyata kamu nyiapin ini.."
"Gak apa-apa sayang. Gimana menurut kamu?"
"A-aku gak tau mau bilang apa lagi, Just. Ini imut banget, aku suka.. makasih ya, sayang. Aku cinta sama kamu." Alea berkata sembari mengeluarkan air matanya. "Jadi nanti kita tinggal disini ya, Just?" Alea mengusap pipinya.
Justin mengangguk. "Iya sayang. Tapi kayaknya sekarang gak bisa deh, soalnya kamu kan harus tinggal sama Ibu kamu. Mungkin hanya sekali-sekali.."
"Tapi aku mau tinggal bareng sama kamu, Just. Nanti aku cari alasan sama Ibu aku deh, kamu tenang aja.."
"Al, aku setuju aja kalo kita tinggal bareng. Tapi aku gak mau kalo kamu jadi anak yang pembangkang, sayangi orang tua kamu dulu, Al, baru setelahnya aku."
"Just. Kamu gak tau gimana Ibu aku, aku gak tahan dengan sikap dia yang suka ngatur aku. Pokonya aku mau kita tinggal bareng lagi!"
Justin menghela napasnya, dia tidak berpikir jika Alea akan kembali kerumah gadis itu, sehingga Justin berusaha mati-matian untuk membeli flat supaya membuat Alea nyaman jika tinggal bersamanya. Rupanya Justin salah, kini Alea kembali kerumah orang tuanya, dan sekarang Justin takut jika Alea malah menentang perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love [Justin&Alea]✔
RandomFollow untuk membuka bab terkunci ! "Ini bakal sedikit sakit, tapi gue janji setelahnya lo bakal keenakan," "Udah?" tanyanya polos. "Udah, sayang. Udah mentok." ... Warning!! 21+ Di bawah umur minggir!! Semua berawal dari permainan⚠